55
BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA
Bab ini akan menguraikan analisa data dan interpretasi hasil pengolahan data penelitian yang
diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian dan hasil penelitian.
A. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Swasta Pertiwi yang berlokasi di Jl. Budi Pembangunan No. 1 Medan, Sumatera Utara. Sampel
penelitian adalah siswa dan siswi kelas 5 dari tiga buah kelas di SD Swasta Pertiwi yang berjumlah 65 orang.
Dari 65 orang siswa dan siswi tersebut, diperoleh gambaran subjek berdasarkan jenis kelamin dan usia.
1. Jenis Kelamin Subjek Penelitian
Berdasarkan usia subjek penelitian maka diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel 10.
Tabel 10. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah N Persentase
L 38 58.46
P 27 41.54
Total 65 100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan data pada tabel 10, diketahui bahwa jumlah subjek berjenis kelamin laki-laki sebanyak 38 orang 58,46 dan jumlah subjek berjenis kelamin
perempuan sebanyak 27 orang 41,54.
2. Usia Subjek Penelitian
Berdasarkan usia subjek penelitian maka diperoleh gambaran penyebaran subjek penelitian seperti yang tertera pada tabel .
Tabel 11. Gambaran Subjek Penelitian Berdasarkan Usia
Usia Jumlah N
Persentase
10 tahun 19
29.3 11 tahun
41 63
12 tahun 5
7.7
Total 65 100
Berdasarkan data pada tabel 11, jumlah subjek yang berusia 10 tahun sebanyak 19 orang 29,3, subjek yang berusia 11 tahun sebanyak 41 orang
63, dan subjek yang berusia 12 tahun sebanyak 5 orang 7,7.
B. Hasil Penelitian
Sebelum menganalisa data motivasi berprestasi dan manajemen kelas, peneliti mentransformasi skor dari setiap alat ukur yang diperoleh subjek
penelitian ke dalam bentuk Z score untuk menyamakan jenis data dari tiga alat ukur, yaitu Skala Motivasi Berprestasi, Kuesioner Manajemen Kelas dan
Observasi Manajemen Kelas. Syarat yang harus dilakukan dalam menganalisa data penelitian ini adalah
uji asumsi normalitas sebaran dan uji linieritas untuk mengetahui bentuk korelasi
Universitas Sumatera Utara
antara masing-masing variabel. Pengujian asumsi dan analisa data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15.00 for Wondows.
1. Uji Asumsi
a. Uji normalitas sebaran
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik statistik Kolmogorov-Smirnov untuk satu sampel. Suatu variabel dapat dikatakan
mengikuti sebaran normal dengan ketentuan p 0,05. Berdasarkan uji normalitas variabel motivasi berprestasi, sebaran normal Z = 0,571 dengan p =
0,900 p 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel motivasi berprestasi telah mengikuti sebaran normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel 12. Tabel 12. Uji Sebaran Normal Variabel
dengan Tes Kolmogorov-Smirnov
No. Variabel Kolmogorov_Smirnov Signifikansi Keterangan
1 Motivasi Berprestasi
0,571 0,900 tersebar
normal
b. Uji linieritas hubungan
Hasil uji linieritas antara variabel manajemen kelas dengan motivasi berprestasi dengan menggunakan uji F diperoleh nilai F = 8,169 dengan p =
0,006 P 0,05. Dengan demikian, diketahui bahwa manajemen kelas memiliki hubungan yang linier dengan motivasi berprestasi.
Selain itu hubungan linier dapat juga dilihat dengan menggunakan metode interactive graph yang menunjukkan hubungan linier dengan R-
Universitas Sumatera Utara
square= 0,116 motivasi berprestasi = -0,026 + 0,204 manajemen kelas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Linearitas Hubungan Manajemen Kelas dengan Motivasi Berprestasi
Linear Regression
- 1.00000 0.00000
1.00000 2.00000
MK
- 2.00000 - 1.00000
0.00000 1.00000
2.00000
M B
MB = -0.03 + 0.20 MK R-Square = 0.12
2. Hasil Utama Penelitian
a. Hasil perhitungan korelasi
Berdasarkan hasil perhitungan dari analisis korelasi pearson product moment diperoleh r
xy
= 0,341, dengan signifikansi 0,003 dan taraf signifikansi 95 yang artinya hipotesa dapat diterima apabila p 0,05. Dengan demikian
diketahui adanya korelasi positif yang signifikan antara variabel manajemen kelas dengan variabel motivasi berprestasi.
Universitas Sumatera Utara
b. Hasil perhitungan regresi
Berdasarkan hasil analisis regresi diperoleh nilai β sebesar 0,341
dengan signifikansi sebesar 0,005 p 0,05 dan nilai t =2,881, maka diperoleh persamaan regresi:
Y = -0,026 + 0,204X Y = motivasi berprestasi
X = manajemen kelas Hal ini berarti setiap penambahan satu skor manajemen kelas,
diprediksi akan meningkatkan motivasi berprestasi sebesar 0,341 dan penurunan satu skor manajemen kelas, diprediksi akan menurunkan motivasi
berprestasi sebesar 0,341. Selanjutnya diperoleh pula koefisien determinasi r
2
dari regresi sebesar 0,116 yang menunjukkan bahwa manajemen kelas memiliki pengaruh
terhadap motivasi berprestasi sebesar 11,6 dan dengan nilai F sebesar 8,301 dan signifikansi sebesar 0,005 p 0,05 menunjukkan bahwa model fit
dengan data atau dengan kata lain data yang diperoleh mendukung penelitian yaitu manajemen kelas mempengaruhi motivasi berprestasi secara linier
positif. Selebihnya 88,4 motivasi berprestasi siswa dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti lebih lanjut dalam penelitian ini.
. 3.
Deskripsi Data Penelitian
Berdasarkan deskripsi data penelitian dapat dilakukan pengelompokan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Azwar 2000 menyatakan bahwa
Universitas Sumatera Utara
kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek penelitian terdistribusi normal. Kriterianya terbagi atas tiga kategori yaitu: rendah,
sedang, dan tinggi. Pengkategorisasian tiga jenjang tinggi, sedang, rendah merupakan
pengkategorisasian minimal yang digunakan oleh peneliti. Apabila hanya dilakukan pengkategorisasian dalam 2 jenjang misalnya tinggi dan rendah
maka akan menghadapi resiko kesalahan yang cukup besar bagi skor-skor yang terletak di sekitar nilai rerata kelompok Azwar, 2000.
Pengkategorisasian dalam 3 jenjang digunakan untuk menghindari resiko kesalahan yang cukup besar dan untuk keefisienan. Kriteria kategorisasi yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan norma kategorisasi sebagai berikut Azwar, 2000.
Tabel 13. Kategorisasi Skor Motivasi Berprestasi Siswa
Kategori Rumusan Skor
rendah X µ-1,0
σ sedang µ-1,0
σ ≤ X µ+1,0σ tinggi µ+1,0
σ ≤ X
a. Variabel Motivasi Berprestasi Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran tentang
motivasi berprestasi subjek penelitian, untuk itu peneliti menggunakan alat ukur berupa Skala Motivasi Berprestasi.
Dari 28 pernyataan pada Skala Motivasi Berprestasi yang rentang nilainya berkisar 0-3 menghasilkan kemungkinan total tertinggi 84 dan total terendah 0.
Penggolongan nilai skala 0-3 yang memiliki arti 3 sangat sesuai, 2 sesuai, 1
Universitas Sumatera Utara
tidak sesuai, 0 sangat tidak sesuai untuk sikap dan sifat yang merupakan indikator dari siswa yang memiliki motivasi berprestasi. Penggolongan ini berlaku
untuk pernyataan favorable, sedangkan untuk pernyataan unfavorable, penggolongan nilai skala memiliki arti yang sebaliknya.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh diketahui bahwa skor tertinggi yang berhasil didapatkan oleh subjek adalah 84 dan skor terendah dari subjek
adalah 39, dengan deskripsi total sebagai berikut. Tabel 14. Deskripsi Skor Motivasi Berprestasi
N Minimum Maksimum
Rerata Std. Deviasi
Rerata Empirik 65
39 84
62.89 11.233
Rerata Hipotetik 65
84 42.00
59.397
Merujuk pada tabel 14, diketahui bahwa nilai rerata empirik mean empiric motivasi berprestasi yang diperoleh sebesar 62,89 dengan standard
deviation SD sebesar 11,233. Sementara nilai rerata hipotetik mean hipotetic diperoleh sebesar 42.00 dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai rerata
hipotetik nilai rerata empirik, sehingga dapat dikatakan bahwa rata-rata subjek penelitian memiliki motivasi berprestasi yang lebih tinggi dari pada rata-rata
statistik. Kategorisasi motivasi berprestasi dari nilai rerata hipotetik sebesar 42,00
dan standard deviation SD sebesar 59,397 terlihat dalam tabel 15 berikut ini. Tabel 15. Data Kategorisasi Skor Motivasi Berprestasi
Kategori Skor Frekuensi Persentase Persentase
Kumulatif
rendah X70
47 72,31
72,31 sedang 70
≤X≤98 18
27,69 100
tinggi 98 ≤X 0
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel 15, diketahui bahwa tidak ada subjek penelitian yang tergolong ke dalam kategori motivasi berprestasi tinggi, subjek yang tergolong ke
dalam kategori motivasi berprestasi sedang yaitu sebanyak 18 orang 27,69, dan subjek yang tergolong ke dalam kategori motivasi berprestasi rendah yaitu
sebanyak 47 orang 72,31.
b. Variabel Manajemen Kelas pada Guru 1 Data manajemen kelas pada guru didapatkan dari tiga orang guru kelas yang
diminta mengisi kuesioner dan diobservasi selama kegiatan belajar mengajar. Kuesioner manajemen kelas memuat 37 pernyataan yang rentang nilainya
berkisar 0-3 menghasilkan kemungkinan total tertinggi 111 dan total terendah 0. Penggolongan nilai skala 0-3 yang memiliki arti 3 sangat sesuai, 2 sesuai,
1 tidak sesuai, 0 sangat tidak sesuai untuk sikap dan sifat yang merupakan indikator dari guru yang memiliki kemampuan manajemen kelas.
Penggolongan ini berlaku untuk pernyataan favorable, sedangkan untuk pernyataan unfavorable, penggolongan nilai skala memiliki arti yang
sebaliknya. Skor yang didapatkan oleh ketiga subjek adalah 103, 64 dan 74.
Tabel 16. Deskripsi Skor Manajemen Kelas N
Minimum Maksimum Rerata Std. Deviasi
Rerata Empirik 3
64.00 103.00 80.3333
20.25669 Rerata Hipotetik
3 111.00 55.5000
78.48885
Universitas Sumatera Utara
Merujuk pada tabel 16, diketahui bahwa nilai rerata empirik mean empiric manajemen kelas yang diperoleh sebesar 80,833 dengan standard deviation
SD sebesar 20,25669. Sementara nilai rerata hipotetik mean hipotetic diperoleh sebesar 55,50 dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai
rerata hipotetik nilai rerata empirik, sehingga dapat dikatakan bahwa rata-rata subjek penelitian memiliki manajemen kelas yang lebih tinggi dari pada rata-
rata statistik.
2 Pelaksanaan observasi dilakukan guna memperkaya data manajemen kelas yang didapatkan dari alat ukur kuesioner. Observasi dilakukan sebanyak tiga
kali pada setiap guru oleh dua orang observer. Guru yang diobservasi adalah guru wali kelas dari siswa-siswi yang menjadi sampel penelitian. Hasil
observasi Manajemen Kelas Guru adalah sebagai berikut.
Tabel 17. Hasil Observasi Manajemen Kelas Guru PENGAMATAN SUBJEK
KE- A B
C I 68.5
40.5 43
II 73 40.5
54 III 73
51 58
Total 214.5
132 155
Hasil observasi dan kuesioner manajemen setiap guru selanjutnya dijumlahkan untuk mendapatkan gambaran manajemen kelas dengan menggunakan Z-score.
Universitas Sumatera Utara
Untuk lebih jelasnya, hasil observasi dan data kuesioner manajemen kelas dapat dilihat pada tabel 18 berikut.
Tabel 18. Hasil Observasi dan Kuesioner Manajemen Kelas Guru Hasil
Observasi Kuesioner Zobservasi Zkuesioner
Jumlah A
214.5 103 1.11178
1.11897 2.23075
B 132 64
-0.826 -0.80632
-1.63232 C
155 74 -0.28577
-0.31265 -0.59842
Pengkategorian skor Manajemen Kelas guru dibagi atas dua jenjang, yaitu efektif dan tidak efektif dengan ketentuan sebagaimana tercantum pada tabel 19.
Tabel 19. Kategorisasi Skor Manajemen Kelas
Kategori Skor
Efektif Z 0
Tidak efektif Z 0
Berdasarkan tabel 19, maka guru yang tergolong memiliki kemampuan manajemen kelas efektif adalah guru A, sedangkan guru yang tergolong memiliki
kemampuan manajemen kelas tidak efektif adalah guru B dan C.
3. Hasil Tambahan Penelitian
Hasil tambahan penelitian ini didapatkan dari observasi yang dilakukan untuk mengetahui manajemen kelas guru. Jumlah guru yang diobservasi adalah
tiga orang guru wali kelas yang siswa-siswi di kelasnya menjadi sampel penelitian. Pemaparan deskripsi hasil observasi ini bersifat kualitatif dan tidak
dilakukan perhitungan statistik karena sifatnya sebagai data tambahan penelitian.
Universitas Sumatera Utara
a. Hasil Observasi Manajemen Kelas Guru A di SD Swasta Pertiwi Ketika bel tanda masuk kelas berbunyi, guru sudah bersiap di depan kelas
untuk menyuruh semua siswa masuk ke dalam kelas. Guru selalu membuka pelajaran dengan berdoa bersama-sama dengan seluruh siswa. Penjelasan
mengenai pelajaran yang akan dipelajari pada hari itu hampir selalu dilakukan oleh guru. Guru menerangkan terlebih dahulu topik pelajaran secara umum
kemudian ke topik yang lebih khusus. Penggunaan metode pembelajaran juga dinilai sesuai, guru terlihat mampu membuat siswanya menjadi antusias, tidak ada
yang terlihat mengantuk atau melamun. Guru sangat sering mengajukan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan topik pelajaran. Hampir semua siswa
mengangkat tangan karena ingin menjawab. Guru mengamati siswa yang tidak mengangkat tangannya dan bertanya mengapa siswa tersebut tidak ingin
menjawab pertanyaan, apakah karena ia tidak mengerti pelajaran atau karena ia tidak membaca topik pelajaran ini sebelumnya.
Selama pelajaran berlangsung, guru tidak memiliki kendala dalam penggunaan peralatan pembelajaran maupun alat mengajar. Semua tersedia dengan
kondisi yang baik dan guru mampu menggunakannya secara maksimal. Guru cukup dapat mengatur aspek fisik kelas dengan baik. Guru dapat menyesuaikan
tampilan di papan tulis agar dapat dibaca dengan jelas oleh seluruh siswa dan mengatur meja-meja agar terlihat rapi dan nyaman. Posisi, ukuran dan bentuk
jendela di kelas tidak menimbulkan gangguan karena lalu lalang orang di luar kelas diantisipasi dengan memakai tirai. Sayangnya, pintu selalu terbuka meskipun
pencahayaan dan sirkulasi tidak terganggu apabila pintu ditutup. Pencahayaan,
Universitas Sumatera Utara
suhu serta sirkulasi udara di kelas cukup baik. Posisi kelas berada di lantai dua dan jauh dari pusat keramaian di sekolah, sehingga kebisingan tidak menghambat
kegiatan belajar mengajar. Sementara itu, benda-benda hasil kerja siswa, prakarya, hasil ekperimen, alat bantu atau alat peraga di kelas ditata dengan cukup baik.
Posisi duduk siswa sudah sesuai dengan kebutuhan siswa dan terlindung dari cahaya yang menyilaukan. Keadaan kelas cukup bersih dan guru mampu
mengefektifkan jadwal piket kelas. Setiap waktu istirahat, siswa yang mendapat giliran piket kebersihan terlihat menyapu kelas dan memunguti sampah.
Peraturan dan prosedur di kelas berjalan dengan sangat baik. Setiap siswa yang hendak ke kamar kecil atau keluar kelas, meminta izin terlebih dahulu
kepada guru. Begitu juga halnya ketika siswa ingin bertanya, maka siswa mengangkat tangannya terlebih dahulu. Ketika ada siswa yang tidak mengerjakan
tugas, guru menegurnya dengan baik tanpa menghentikan pelajaran. Selama pelaksanaan observasi, tidak ditemukan siswa yang melakukan pelanggaran
peraturan. Guru sering memberi kesempatan bertanya atau mengemukakan pendapat
untuk menciptakan suasana aktif di kelas. Setiap anak terlihat antusias untuk mengemukakan pendapat ketika guru memberi kesempatan. Sementara itu, untuk
menciptakan kegiatan belajar mengajar yang kreatif dan menyenangkan, guru menceritakan hal-hal lucu sehingga siswa tidak terlihat bosan.
Cara guru berpakaian rapi, bersih dan sopan. Guru tidak pernah terlambat masuk kelas, bahkan guru sudah duduk di bangku di depan kelas sebelum jam
pelajaran di mulai. Selama jam pelajaran berlangsung, guru tidak pernah
Universitas Sumatera Utara
meninggalkan kelas dan dapat mengelola waktu belajar dengan efektif. Ketika jam pelajaran telah berakhir, guru mampu menginstruksikan seluruh siswa untuk
segera mengakhiri pelajaran dan beralih ke mata pelajaran baru atau segera beristirahat apabila waktu istirahat telah tiba.
b. Hasil Observasi Manajemen Kelas Guru B di SD Swasta Pertiwi Ketika bel tanda masuk kelas berbunyi, guru B sudah bersiap di depan
kelas untuk menyuruh semua siswa masuk ke dalam kelas. Guru selalu membuka pelajaran dengan berdoa bersama-sama dengan seluruh siswa. Guru tidak
memberikan penjelasan mengenai pelajaran yang akan dipelajari pada hari itu. Guru lebih banyak diam dan duduk di kursinya. Saat pelajaran matematika, guru
memberi penjelasan materi sambil duduk di kursi, sehingga siswa tidak dapat melihat guru. Guru tidak menggunakan metode pembelajaran yang sesuai. Ketika
menjelaskan bagaimana mengubah bilangan bulat menjadi bilangan persen, guru hanya menggunakan metode ceramah, tanpa memberi contoh cara pengerjaannya
di papan tulis. Hal ini membuat seorang siswa bertanya-tanya ke teman sebangkunya. Tidak sedikit siswa yang terlihat mengobrol, mengantuk bahkan ada
yang membaca buku lain. Guru tidak pernah mengajukan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan
topik pelajaran. Setelah selesai menjelaskan materi, guru meminta siswa membaca sendiri buku dan mencoba mengerjakan contoh soal. Ketika siswa mengerjakan
soal, guru tidak melakukan pemantauan dengan mendatangi meja-meja siswa. Guru membiarkan siswa mengerjakan tugas sendiri, sementara guru hanya duduk
Universitas Sumatera Utara
diam di kursinya. Tidak semua siswa mengerjakan tugas yang diperintahkan. Sebagian besar asyik mengobrol dengan teman sebangkunya, sehingga suasana
kelas menjadi gaduh. Saat suasana kelas terlalu berisik, guru meminta siswa merendahkan suaranya dengan nada tinggi dan memarahi siswa yang mengobrol.
Selama pelajaran berlangsung, guru tidak menggunakan media peralatan pembelajaran maupun alat mengajar, meskipun sebenarnya hal ini dirasa sangat
dibutuhkan untuk membantu menjelaskan materi. Semua media peralatan pembelajaran maupun alat mengajar tersedia dengan kondisi yang baik, namun
tidak digunakan sama sekali. Guru cukup dapat mengatur aspek fisik kelas dengan baik, guru mengatur
meja-meja agar terlihat rapi dan nyaman. Posisi, ukuran dan bentuk jendela di kelas tidak menimbulkan gangguan karena lalu lalang orang di luar kelas
diantisipasi dengan memakai tirai. Sayangnya, pintu selalu terbuka. Letak pintu yang berada di sisi kiri belakang kelas membuat siswa yang duduk di bangku
paling belakang tidak konsentasi pada pelajaran. Siswa sering melihat kea rah luar, bahkan berkomunikasi dengan siswa dari kelas lain.
Terkadang pencahayaan dirasa kurang sehingga kelas terasa gelap. Guru tidak melakukan apapun ketika ruangan terasa gelap, sehingga siswa sendiri yang
menyalakan lampu. Suhu serta sirkulasi udara di kelas cukup baik. Posisi kelas yang berada di lantai satu, tepat di sebelah kantin utama dan berada di depan kantin
lainnya, sehingga kebisingan selalu menghambat kegiatan belajar mengajar terutama ketika kelas tiga dan empat yang waktu istirahatnya lebih dulu dari kelas
lima telah memasuki waktu istirahat. Guru memiliki intonasi dan volume suara
Universitas Sumatera Utara
yang sangat pelan yang membuat siswa tidak dapat mendengar suara guru. Beberapa siswa yang duduk di bagian belakang sering meminta pengulangan apa
yang baru disampaikan oleh guru. Sementara itu, benda-benda hasil kerja siswa, prakarya, hasil ekperimen, alat bantu atau alat peraga di kelas ditata dengan cukup
baik. Posisi duduk siswa sudah sesuai dengan kebutuhan siswa dan terlindung dari cahaya yang menyilaukan. Mengenai masalah kebersihan, keadaan kelas kotor,
banyak terdapat sampah di lantai dan tidak tersedia tempat sampah. Peraturan dan prosedur tidak berjalan sebagaimana seharusnya. Kondisi
kelas yang tidak jauh dari toilet membuat siswa bebas keluar masuk kelas untuk ke toilet tanpa meminta izin dari guru. Guru juga tidak menegur siswa yang keluar
masuk kelas tanpa izin ini. Guru tidak pernah memberi kesempatan bertanya atau mengemukakan pendapat, sehingga siswa menjadi pasif di kelas dan melakukan
aktivitas lain di luar kegiatan belajar mengajar. Guru tidak pernah menyisipkan humor di antara kegiatan belajar mengajar. Guru justru cukup sering berbicara
dengan nada tinggi dan memarahi siswa. Ketika guru marah, siswa tenang untuk sementara dan kemudian membuat keributan lagi.
Cara guru berpakaian rapi, bersih dan sopan. Guru tidak pernah terlambat masuk kelas, namun beberapa kali keluar kelas selama jam pelajaran berlangsung
dan duduk di bangku depan kelas tanpa melakukan aktivitas tertentu. Ketika jam pelajaran telah berakhir, guru mampu menginstruksikan seluruh siswa untuk
segera mengakhiri pelajaran dan beralih ke mata pelajaran baru atau segera beristirahat apabila waktu istirahat telah tiba.
Universitas Sumatera Utara
c. Hasil Observasi Manajemen Kelas Guru C di SD Swasta Pertiwi Ketika bel tanda masuk kelas berbunyi, guru sudah bersiap di depan kelas
untuk menyuruh semua siswa masuk ke dalam kelas. Guru selalu membuka pelajaran dengan berdoa bersama-sama dengan seluruh siswa. Penjelasan
mengenai pelajaran yang akan dipelajari pada hari itu terkadang dilakukan, terkadang tidak. Cara guru menerangkan terasa santai, siswa siswi seperti tidak
menyadari bahwa mereka sudah memasuki pembahasan materi pelajaran. Guru bercerita tentang satu topik yang berkaitan dengan pelajaran dan meminta
pendapat siswa. Sayangnya, tidak ada siswa yang memberikan pendapatnya. Penggunaan metode pembelajaran guru sudah cukup sesuai, namun guru kurang
mampu membuat siswanya menjadi antusias. Guru terlalu banyak menyisipkan humor, sehingga ketika guru sedikit serius, siswa tidak menjadi antusias.
Tidak adanya siswa yang memberikan pendapat atau mengajukan pertanyaan sepertinya membuat guru jarang memberi pertanyaan-pertanyaan
berkaitan dengan topik pelajaran. Selama pelajaran berlangsung, guru tidak memiliki kendala dalam penggunaan peralatan pembelajaran maupun alat
mengajar. Semua tersedia dengan kondisi yang baik dan guru mampu menggunakannya secara maksimal.
Guru cukup dapat mengatur aspek fisik kelas dengan baik. Guru dapat menyesuaikan tampilan di papan tulis agar dapat dibaca dengan jelas oleh seluruh
siswa dan mengatur meja-meja agar terlihat rapi dan nyaman. Posisi, ukuran dan bentuk jendela di kelas tidak menimbulkan gangguan karena lalu lalang orang di
luar kelas diantisipasi dengan memakai tirai. Pencahayaan, suhu serta sirkulasi
Universitas Sumatera Utara
udara di kelas cukup baik. Posisi kelas berada di lantai dua dan jauh dari pusat keramaian di sekolah, sehingga kebisingan tidak menghambat kegiatan belajar
mengajar. Tidak ada benda-benda hasil kerja siswa, prakarya, hasil ekperimen, alat bantu atau alat peraga di kelas, sehingga dinding kelas terlihat kosong. Posisi
duduk siswa sudah sesuai dengan kebutuhan siswa dan terlindung dari cahaya yang menyilaukan. Keadaan kelas cukup bersih dan guru mampu mengefektifkan
jadwal piket kelas. Setiap waktu istirahat, siswa yang mendapat giliran piket kebersihan terlihat menyapu kelas dan memunguti sampah. Sayangnya, siswa
memanfaatkan kesempatan ini untuk berlama-lama di luar kelas. Teguran guru untuk mempercepat aktivitas siswa yang sedang menyapu tersebut diabaikan oleh
siswa. Peraturan dan prosedur di kelas berjalan cukup baik, namun belum
maksimal. Setiap siswa yang hendak ke kamar kecil atau keluar kelas, meminta izin terlebih dahulu kepada guru namun ketika mereka berada di luar kelas, siswa
tidak benar-benar ke toilet, melainkan sekedar berdiri-berdiri di depan toilet. Guru tidak menyadari keadaan ini, sementara siswa di dalam kelas tertawa-tawa kecil
melihat keadaan tersebut. Cara guru berpakaian rapi, bersih dan sopan. Guru tidak pernah terlambat
masuk kelas, bahkan guru sudah bersiap berdiri di depan pintu kelas sebelum jam pelajaran di mulai. Selama jam pelajaran berlangsung, guru sesekali
meninggalkan kelas tapi tidak terlalu lama. Ketika jam pelajaran telah berakhir, guru tidak menginstruksikan seluruh siswa untuk segera mengakhiri pelajaran dan
Universitas Sumatera Utara
beralih ke mata pelajaran baru, sehingga pelajaran selanjutnya terlambat dimulai. Begitu juga ketika waktu istirahat telah tiba.
Universitas Sumatera Utara
73
BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan, diskusi, dan saran-saran berkaitan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian.
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa dan interpretasi data penelitian dapat ditarik kesimpulan, bahwa:
1. Ada hubungan positif yang signifikan antara manajemen kelas dengan
motivasi berprestasi siswa dengan r = 0,341 dengan taraf signifikansi p = 0,003 p 0,05.
2. Hipotesis diterima, bahwa manajemen kelas mempengaruhi motivasi
berprestasi siswa. Sumbangan efektif yang diberikan manajemen kelas terhadap motivasi berprestasi pada siswa sebesar 11,6, yang berarti
bahwa manajemen kelas mempengaruhi motivasi berprestasi sebesar 11,6.
3.
Berdasarkan deskripsi data penelitian manajemen kelas, dari tiga orang guru yang diteliti, satu orang guru memiliki manajemen kelas efektif dan dua orang
guru memiliki manajemen kelas tidak efektif.
4.
Berdasarkan deskripsi data penelitian motivasi berprestasi, diperoleh bahwa jumlah subjek penelitian terbanyak berada pada kategori rendah yaitu
sebanyak 72,31 .
Universitas Sumatera Utara
5. Pada kelas yang diajar oleh guru A yang memiliki manajemen kelas
efektif, berdasarkan rerata hipotetik, jumlah siswa yang memiliki motivasi sedang sebanyak 10 orang 41,67 dan sebanyak 14 orang 58,33
siswa memiliki motivasi berprestasi rendah. 6.
Pada kelas yang diajar oleh guru B yang memiliki manajemen kelas tidak efektif, berdasarkan rerata hipotetik, jumlah siswa yang memiliki motivasi
berprestasi sedang sebanyak 4 orang 20 dan 16 orang 80 siswa memiliki motivasi berprestasi rendah.
7. Pada kelas yang diajar oleh guru C yang memiliki manajemen kelas tidak
efektif, berdasarkan rerata hipotetik, jumlah siswa yang memiliki motivasi berprestasi sedang sebanyak 4 orang 19 dan sebanyak 17 orang 81
siswa memiliki motivasi berprestasi rendah.
B. DISKUSI