mengajar secara sistematis yang mengarah kepada penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi
dan kondisi proses belajar mengajar dan pengaturan waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, manajemen kelas pada penelitian ini adalah usaha sadar guru untuk mengatur kegiatan proses belajar mengajar
secara sistematis yang mengarah kepada penyiapan bahan belajar, penyiapan sarana dan alat peraga, pengaturan ruang belajar, mewujudkan situasi dan kondisi
proses belajar mengajar dan pengaturan waktu sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan tujuan kurikuler dapat tercapai.
2. Aspek-aspek manajemen kelas
Aspek manajemen kelas menurut Dirjen. PUOD dan Dirjen. Dikdasmen dalam Hadis, 2006, yaitu:
a. Penyiapan bahan belajar
Guru diharapkan membuat perencanaan yang dituangkan dalam bentuk persiapan mengajar atau satuan acara pelajaran satpel sebelum
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Kemp dalam Widyastono, 2006 mengatakan bahwa dalam menyusun persiapan mengajar, pada
hakikatnya, guru harus mengetahui apa yang harus diajarkan tujuan pengajaran, metode dan strategi pembelajaran serta sumber yang
digunakan untuk mencapai tujuan, dan bagaimana mengevaluasi pembelajaran.
Universitas Sumatera Utara
b. Penyiapan sarana dan alat peraga
Guru dituntut memaksimalkan proses belajar mengajar dengan mempersiapkan media pembelajaran, peralatan pembelajaran dan alat
mengajar serta kemampuan menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam sesuai mata pelajaran, misalnya: alat yang tersedia atau
yang dibuat sendiri, gambar, studi kasus, nara sumber dan sebagainya.
c. Pengaturan ruang belajar
Eggen dan Kauchack 2004 mengatakan bahwa pengaturan ruang belajar mengacu pada aspek fisik kelas, sehingga guru harus mempertimbangkan
beberapa hal, yaitu: 1
visibility: kelas harus diatur sehingga setiap siswa dapat melihat papan tulis, proyektor atau tampilan lain.
2 accessibility: kelas harus didisain sehingga akses untuk area yang
padat tetap bersih dan terpisah dari tempat lainnya seperti tempat menyimpan minum, loker dan sebagainya.
3 distractibility: kelas harus diatur sehingga gangguan-gangguan yang
potensial seperti lalu lalang orang tidak terlihat melalui pintu dan jendela kelas.
4 pencahayaan, guru memperhatikan kapan lampu atau penerangan
lainnya harus dihidupkan atau sebaliknya. 5
suhu dan sirkulasi udara, guru memperhatikan apakah siswa merasa suhu ruangan cukup nyaman untuk belajar atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
6 kebisingan, bagaimana guru melindungi kelas dari kebisingan yang
berasal dari luar ruang kelas. 7
pajangan, bagaimana pajangan di kelas di tata, baik itu digantung di dinding maupun dipajang di lemari penyimpanan khusus.
8 pengaturan posisi duduk siswa, adakah rotasi duduk yang dilakukan
secara rutin atau prioritas tempat duduk paling depan bagi siswa berkebutuhan khusus.
9 kebersihan, bagaimana kebersihan di kelas, apakah tersedia alat-alat
kebersihan dan bagaimana melibatkan siswa dalam menjaga kebersihan kelas.
d. Mewujudkan situasi belajar mengajar yang kondusif 1
ada peraturan dan prosedur yang ditegakkan Peraturan adalah pernyataan yang menjelaskan apa yang harus
dilakukan dan apa yang dilarang dilakukan selama di kelas. Prosedur adalah penjelasan mengenai bagaimana melakukan sesuatu,
menyangkut pergerakan siswa student movement maupun obrolan siswa student talk dan bagaimana siswa melakukan rutinitasnya.
Situasi belajar mengajar yang kondusif dapat terwujud apabila ada peraturan dan prosedur yang telah disosialisasikan di dalam kelas oleh
guru kepada seluruh siswa. Stelah proses sosialisasi berjalan dengan baik di kalangan siswa, penegakan peraturan dan prosedur merupakan
Universitas Sumatera Utara
hal penting untuk menjaga kelestarian peraturan dan prosedur di kelas.
2 kemampuan guru dalam penegakan aturan di dalam kelas sebagai
bentuk pencegahan maupun penanganan terhadap perilaku siswa yang mengganggu. Mewujudkan situasi belajar mengajar yang kondusif
menuntut guru untuk mampu menegakkan aturan di dalam kelas untuk mencegah maupun menangani terjadinya kekacauan yang dapat
menyebabkan kegiatan belajar mengajar menjadi terhambat. 3
kemampuan guru dalam menciptakan suasana aktif sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan
gagasan. Guru dituntut memberi kesempatan siswa untuk bertanya atau mengemukakan gagasan yang dilakukan dengan cara yang baik,
tanpa pemaksaan atau menawarkan hadiah tertentu. 4
guru menciptakan kegiatan belajar kreatif yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Keberagaman cara
mengajar guru di kelas, seperti meminta siswa menceritakan pengalaman pribadi mengenai materi yang sesuai dengan topik
pembahasan, memberi kesempatan melakukan pengamatan atau percobaan merupakan kemampuan yang dituntut ada pada diri guru
agar menciptakan kegiatan belajar mengajar yang berbeda dan kreatif. 5
suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada saat belajar.
Kemampuan guru dalam menyisipkan humor atau menceritakan hal-
Universitas Sumatera Utara
hal lucu dalam proporsi yang wajar dan tidak mengganggu pelajaran merupakan sesuatu yang dapat mewujudkan situasi belajar mengajar
yang kondusif dan menyenangkan. 6
penampilan fisik guru, berkaitan dengan bagaimana penampilan fisik guru saat mengajar, apakah pakaian serta riasan yang digunakannya
sesuai dengan perannya sebagai guru, tidak berlebihan, sopan dan rapi.
7 kedisiplinan guru di kelas, berkaitan dengan kedisiplinan untuk hadir
tepat waktu dan perilaku lainnya saat berada di dalam kelas. 8
intonasi yaitu tinggi rendahnya suara guru saat mengajar serta volume suara. Situasi belajar mengajar akan menjadi kurang kondusif ketika
siswa tidak dapat mendengar suara guru yang sedang menjelaskan materi karena suara guru yang pelan atau tidak terdengar. Nada suara
guru yang datar selama menjelaskan materi juga menimbulkan suasana kelas menjadi kurang kondusif karena siswa mudah merasa
bosan dan mengantuk. 9
pemilihan istilah atau bahasa dalam menerangkan pelajaran. Penyampaian materi dari guru kepada siswa tidak luput dari
penggunaan bahasa maupun istilah. Pemilihan istilah atau bahasa yang tidak dimengerti siswa saat guru menerangkan pelajaran akan
menghambat pemahaman siswa akan materi yang disampaikan.
Universitas Sumatera Utara
d. Pengaturan waktu
1. smoothness yaitu guru mampu memberi pelajaran secara runtut dan menghindari loncatan-loncatan dari satu topik ke topik lain. Ketika
guru menerangkan suatu materi, guru harus tetap fokus pada materi yang ia sampaikan agar loncatan-loncatan topik atau materi tidak
terjadi. Selain membuat siswa merasa bingung, guru yang sering mengganti-ganti topik atau materi sebelum materi tersebut selesai
dijelaskan juga dapat membuang waktu efektif pelajaran. 2. withitness yaitu kemampuan guru untuk mengetahui apa yang
dilakukan siswanya. Guru yang cermat dapat menemukan siswa yang sedang bahkan akan melakukan sesuatu yang mengganggu kegiatan
belajar mengajar tanpa menghentikan pelajaran. 3. overlapping yaitu kemampuan guru dalam melakukan interupsi secara
diam-diam, tanpa menghentikan pelajaran dan tanpa diketahui siswa lainnya.
4 transition yaitu kemampuan guru dalam mengatur dari satu aktivitas
ke aktivitas lain seperti dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran lain atau dari satu pelajaran ke waktu istirahat.
Universitas Sumatera Utara
3. Tujuan manajemen kelas