panitia seleksi yang terdiri dari unsure pemerintah, praktisi hukum, akademisi hukum, dan anggota masyarakat. Dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya, panitia seleksi bekerja secara transparan dan mengikutsertakan partisipasi masyarakat.
6
Komisi ini dibentuk sebagai respon terhadap upaya penegakan dan reformasi di institusi peradilan, yang selama ini dianggap kurang baik.
Selain itu, untuk meminimalisir interest politik dari anggota DPR didalam memilih dan menentukan Hakim Agung di Mahkamah Agung. Mahkamah
Agung adalah institusi peradilan yang independent dan seharusnya terlepas dari campur tangan dari kekuasaan manapun. Dengan adanya
Komisi Yudisial, diharapkan pencalonan Hakim Agung dilakukan secara transparan, objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Komisi Yudisial juga dibentuk untuk memberikan pengawasan terhadap perilaku hakim. Pengawasan yang dilakukan secara internal
peradilan terhadap para hakim, terbukti kurang efektif untuk menindak secara tegas hakim-hakim yang melakukan pelanggaran.
1. Pengaturan: Pasal 24A ayat 3, 24B UUD 1945, UU No.22 Tahun
2004 tentang Komisi Yudisial. 2. Kewenangan:
1. Mengusulkan pengangkatan hakim agung kepada
DPR, dan
2. menegakkan kehormatan dan keluhuran martabat, serta menjaga perilaku hakim, termasuk hakim
mahkamah konstitusi. 3. Keanggotaan:
Beranggotakan 7 Orang, termasuk ketua dan wakil ketua yang merangkat anggota Pasal 6 ayat 1 UU
No.22 Tahun 2004.
Masa Jabatan 5 tahun dan hanya dapat dipilih kembali untuk satu kali masa jabatan Pasal 29 UU No.22 Tahun
2004
Yang dapat menjadi anggota Komisi Yudisial adalah mantan hakim, praktisi hukum, akademisi hukum, dan
anggota masyarakat Pasal 6 ayat 3 UU No.22 Tahun 2004.
Anggota Komisi Yudisial diangkat oleh diangkat oleh presiden dengan persetujuan DPR Pasal 27 ayat 1 UU
No.22 Tahun 2004.
Calon anggota Komisi Yudisial diseleksi oleh Panitia Seleksi Pemilihan Anggota Komisi Yudisial yang dibentuk
oleh presiden. Panitia ini terdiri dari unsur pemerintah, praktisi hukum, akademisi hukum, dan anggota
masyarakat Pasal 28 ayat 1 dan ayat 2 UU No.22 Tahun 2004
6
Pasal 28 UU Komisi Yudisial. © TEAM TEACHING KELAS B Halam an 12 dari 35 halam an
4. Issue:
Ketika Komisi Yudisial mengusulkan pemberhentian seorang hakim kepada MA, dan MA tidak melaksanakannya. Bagaimana
jalan keluarnya? Jelaskan jawaban saudara disertai dengan dasar hukumnya
Berkaitan dengan issue Kocok Ulang Hakim Agung yang sedang menyeruan di media massa, apakah Komisi Yudisial
berwenang melakukannya?
Masih berkaitan dengan issue di atas, apakah Perpu adalah produk hukum yang paling tepat untuk memberikan dasar
hukum pelaksanaan maksud kocok ulang itu?
Apakah terjadi pelanggaran kewenangan ketika, Ketua MA melakukan perpanjangan masa kerja beberapa hakim agung
pada tahun 2005 kemarin?
G. BPK: 1. Pengaturan:
Pasal 23E, 23F, dan 24G UUD 1945, UU No. 5 Tahun 1973 tentang BPK, UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara, UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, dan UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.
2. Kewenangan Pasal 2 UU No. 5 Tahun 1973:
1. Badan Pemeriksa Keuangan bertugas untuk memeriksa tanggung-jawab Pemerintah tentang Keuangan Negara.
2. Badan Pemeriksa Keuangan bertugas untuk memeriksa semua pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara. 3. Pelaksanaan pemeriksaan tersebut di atas dilakukan
berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-undang. 4. Hasil pemeriksaan dan Pemeriksa Keuangan diberitahukan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat. 3. Keanggotaan:
DPR mempunyai kewenangan untuk memilih anggota BPK dengan memperhatikan pertimbangan dari DPD. Setelah
terpilih, orang tersebut akan diresmikan keanggotaannya oleh Presiden Pasal 23F ayat 1 UUD 1945. Akan tetapi,
dalam UU No.5 Tahun 1973 yang masih berlaku saat ini, ditentukan bahwa ketua, wakil ketua dan para anggota BPK
diangkat oleh presiden dengan usul DPR Pasal 7 UU No.5 Tahun 1973.
Badan Pemeriksa Keuangan berbentuk dewan yang terdiri atas seorang Ketua merangkap Anggota, seorang Wakil
© TEAM TEACHING KELAS B Halam an 13 dari 35 halam an
Ketua merangkap Anggota dan 5 lima orang Anggota Pasal 6 UU No.5 Tahun 1973.
Anggota Badan Pemeriksa Keuangan diangkat untuk masa jabatan selama 5 lima tahun dan dapat diangkat kembali
sebagai Anggota Badan Pemeriksa Keuangan setiap kali untuk masa jabatan 5 lima tahun Pasal 9 ayat 1 UU No.5
Tahun 1973.
Apabila karena berakhirnya masa jabatan Anggota-anggota Badan Pemeriksa Keuangan akan terjadi kekosongan dalam
keanggotaan Badan Pemeriksa Keuangan, maka masa jabatan Anggota-anggota Badan Pemeriksa Keuangan
diperpanjang sampai terselenggaranya pengangkatan atas sekurang-kurangnya 3 tiga orang Anggota Badan
Pemeriksa KeuanganPasal 9 ayat 2 UU No.5 Tahun 1973.
Untuk menjamin kontinuitas kerja Badan Pemeriksa Keuangan dan tanpa mengabaikan kebutuhan akan
penyegaran, maka untuk setiap pergantian keanggotaan Badan Pemeriksa Keuangan sedapat-dapatnya 3 tigaorang
anggota lama diangkat kembaliPasal 9 ayat 3 UU No.5 Tahun 1973.
Anggota Badan Pemeriksa Keuangan berhentidiberhentikan oleh Presiden Pasal 10 UU No.5 Tahun 1973:
a. karena meninggal dunia; b. atas permintaan sendiri;
c. karena masa jabatannya berakhir; d. karena mencapai usia 65 enam puluh lima tahun;
e. karena tidak dapat lagi secara aktif menjalankan
tugasnya karena sedang menjalani hukuman penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang tidak dapat
diubah lagi, karena tindak pidana yang dikenakan ancaman hukuman sekurang-kurangnya 5 lima
tahun;
f. karena tidak memenuhi lagi syarat-syarat tersebut dalam Pasal 8 ayat 2 Undang-undang ini
berdasarkan keterangan Pemerintah; g. karena menurut pertimbangan Mahkamah Agung dan
Dewan Perwakilan Rakyat telah melanggar sumpahjanjinya;
h. karena penyakit jiwa atau penyakit badan atau
ketidak-mampuan yang terus menerus, tidak dapat melakukan kewajibannya dengan baik;
i. karena ternyata melanggar larangan-larangan
tersebut dalam Pasal 11 Undang-undang ini.
4. Beberapa Ketentuan Checks and Balances: