Distribusi Spesies Jamur pada Kultur dan PCR-RFLP

4.1.5. Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Lokasi Kuku Tabel 4.5 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Lokasi Kuku Lokasi Frekuensi Persentase Kuku kaki 21 60 Kuku tangan 14 40 Total 35 100,0 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada subjek penelitian lokasi kuku yang terkena lebih banyak dijumpai pada kuku kaki 21 60 sedangkan pada kuku tangan 14 40. Pada penelitian Rizal pada tahun 2010 di RSUP Haji Adam Malik Medan pada 32 kasus onikomikosis dijumpai lokasi kuku yang terkena paling banyak pada kuku jari kaki yaitu 21 63,6 dan kuku jari tangan 12 36,4. 6 Kuku kaki lebih sering terserang daripada kuku tangan karena laju pertumbuhan yang tiga kali lebih lambat, faktor-faktor pencetus lainnya meliputi trauma kuku, penyakit vaskuler periferal, merokok dan psoriasis. 1-4,8,1

4.2. Distribusi Spesies Jamur pada Kultur dan PCR-RFLP

Distribusi proporsi jenis jamur pada kultur yang ditemukan pada penderita onikomikosis di Rumah Sakit H. Adam Malik Medan pada Tahun 2014 dapat dilihat pada tabel berikut ini : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jenis Jamur pada Kultur Onikomikosis di Rumah Sakit H.Adam Malik Medan Tahun 2014 No. Jenis Jamur pada Kultur Frekuensi Persentase 1. TAPJ 7 20,0 2. Candida albicans 15 42,8 3. Aspergillus niger 5 14,3 4. Cladosporium sp 3 8,6 5. Phaecylomyces sp 1 2,9 6. Epidermophyton floccosum 1 2,9 7. Trichophyton tonsurans 1 2,9 8. 9. Culvularia Candida tropicalis 1 1 2,9 2,9 Total 35 100,0 Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa berdasarkan jenis jamur yang ditemukan pada kultur pada penderita onikomikosis mayoritas jenis Candida albicans yaitu 15 orang 42,8 dan minoritas jenis jamur yang ditemukan Phaecylomyces sp, Epidermophyton floccosum, Trichophyton tonsurans, Candida tropicalis dan Culvularia masing-masing yaitu 1 orang 2,9. Pada penelitian Gupta M pada tahun 2005 di India spesies penyebab onikomikosis yang didapat dari pemeriksaan kultur adalah Candida atau yeast 40,8, Trichophyton rubrum 32,6, Trichophyton mentagrophytes 6,1, Trichophyton verrucosum 2,1 dan Aspergillus sp 6,1. 1 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jenis Jamur pada PCR-RFLP Onikomikosis di Rumah Sakit H.Adam Malik Medan Tahun 2014 No. Jenis Jamur pada PCR-RFLR Frekuensi Persentase 1. Tidak terdeteksi 11 31,4 2. 3. Candida albicans Negatif 15 6 42,8 17,1 4. Epidermophyton floccosum 1 2,9 5. 6. Trichophyton tonsurans Candida tropicalis 1 1 2,9 2,9 Total 35 100,0 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan dengan PCR-RFLP, jenis jamur yang ditemukan pada penderita onikomikosis mayoritas adalah Candida albicans yaitu 15 orang 42,8 dan minoritas jenis jamur yang ditemukan jenis Epidermophyton floccosum, Candida tropicalis dan Trichophyton tonsurans masing-masing yaitu 1 orang 2,9. Spesies Candida albicans dijumpai pada 70 kasus onikomikosis, bisa terjadi pada kuku tangan atau kuku kaki. 2 Infeksi jamur pada kuku atau onikomikosis di Indonesia pada umumnya disebabkan oleh golongan jamur candida terutama Candida albicans hal ini dijumpai dari penelitian-penelitian pada tahun 1994 pada pusat-pusat pendidikan di Medan, Jakarta, Surabaya dan Bandung. 3 Pada penelitian Bramono dkk yang mengumpulkan data onikomikosis dari beberapa kota seperti Bandung, Jakarta, Denpasar, Makasar dan lain-lain dari tahun 1997-1998 penyebab onikomikosis terbanyak adalah spesies Candida yaitu 50,1. 47 Pada penelitian Gelotar dkk pada tahun 2011 di Gujarat dari 45 kasus onikomikosis jamur patogen yang paling banyak dijumpai adalah spesies Candida 64,71, dermatofita 17,56, campuran 11,76 dan mold 5,88. 8 Jamur penyebab onikomikosis lebih banyak dijumpai spesies Candida terutama Candida albicans terjadi akibat pekerjaan yang sering kontak dengan air seperti pada ibu rumah tangga, pembantu rumah tangga, petani dan nelayan. 3,5 Universitas Sumatera Utara

4.3. Sensitivitas, Spesifisitas, Positive Predictive Value, Negative Predictive

Dokumen yang terkait

Pig Species Identification in Meatballs Using Polymerase Chain Reaction Restriction Fragment Length Polymorphism

0 8 7

Identifikasi Keragaman Gen Toll-Like Receptor-4 Ayam Lokal dengan Polymerase Chain Reaction- Restriction Fragment Lenght Polymorphism

0 3 8

Studi Komperatif Antara Polymerase Chain Reaction-Restriction Fragment Length Polymorphism Dengan Kultur Jamur Dalam Pemeriksaan Spesies Jamur Pada Penderita Tinea Kruris

0 0 15

Studi Komperatif Antara Polymerase Chain Reaction-Restriction Fragment Length Polymorphism Dengan Kultur Jamur Dalam Pemeriksaan Spesies Jamur Pada Penderita Tinea Kruris

0 0 2

Studi Komperatif Antara Polymerase Chain Reaction-Restriction Fragment Length Polymorphism Dengan Kultur Jamur Dalam Pemeriksaan Spesies Jamur Pada Penderita Tinea Kruris

0 0 6

Studi Komperatif Antara Polymerase Chain Reaction-Restriction Fragment Length Polymorphism Dengan Kultur Jamur Dalam Pemeriksaan Spesies Jamur Pada Penderita Tinea Kruris

0 0 15

Studi Komperatif Antara Polymerase Chain Reaction-Restriction Fragment Length Polymorphism Dengan Kultur Jamur Dalam Pemeriksaan Spesies Jamur Pada Penderita Tinea Kruris

0 0 3

Studi Komperatif Antara Polymerase Chain Reaction-Restriction Fragment Length Polymorphism Dengan Kultur Jamur Dalam Pemeriksaan Spesies Jamur Pada Penderita Tinea Kruris

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Onikomikosis - Uji Diagnostik Polymerase Chain Reaction –Restriction Fragment Length Polymorphism Dalam Menegakkan Diagnosis Onikomikosis.

0 0 18

Uji Diagnostik Polymerase Chain Reaction –Restriction Fragment Length Polymorphism Dalam Menegakkan Diagnosis Onikomikosis.

0 0 15