2.3 KERANGKA BERPIKIR
Permasalahan yang ada di kelas III SDN Sekaran 01 Semarang adalah pro- ses pembelajaran dan aktivitas siswa yang belum baik, serta ketuntasan klasikal
dalam pembelajaran menulis karangan narasi yang belum mencapai sekurang-ku- rangnya 85. Penyebab timbulnya masalah tersebut adalah guru tidak mengguna-
kan model pembelajaran yang inovatif serta tidak menggunakan media pembel- ajaran berbasis teknologi informasi. Selain itu, guru tidak mengarahkan siswa un-
tuk melakukan brainstorming sebelum menulis karangan narasi. Berdasarkan data hasil belajar karangan narasi siswa kelas III SDN Sekaran 01 Semarang, ketun-
tasan klasikal mencapai 54,35, padahal ketuntasan klasikal menurut Hamdani 2011:60 sekurang-kurangnya adalah 85. Sebanyak 21 dari 46 siswa masih
memperoleh skor di bawah KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 65. Hasil pengo- lahan data diperoleh skor rata-ra-ta kelas III SDN Sekaran 01 Semarang pada
pembelajaran menulis karangan narasi mencapai 58,88 dengan skor terendah 45,8 dan skor tertinggi 75. Berdasarkan skor siswa dan ketuntasan klasikal dalam
pembelajaran menulis narasi di kelas III SDN Sekaran 01 Semarang tersebut, maka diperlukan perbaikan proses pembelajaran serta peningkatan aktivitas siswa
dan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas III SDN Sekaran 01 Se- marang.
Penyelesaian permasalahan dilaksanakan peneliti dengan menggunakan model mind mapping berbantuan media audio visual. Model mind mapping me-
rupakan suatu model pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk mencatat secara kreatif dan efektif. Dengan menggunakan mind mapping, siswa dapat me-
metakan pikiran-pikiran untuk memudahkan ingatan dan memungkinkan untuk menyusun fakta dan pikiran. Dengan demikian cara kerja alami otak dilibatkan
sejak awal. Sedangkan penggunaan media audio visual dalam pembelajaran dapat mendorong siswa untuk menerjemahkan konsep abstrak menjadi lebih realistis,
sehingga siswa tidak hanya membayangkan saja namun juga dapat menggunakan indera pendengaran dan indera penglihatan dalam menafsirkan konsep yang dibe-
rikan oleh guru. Di samping itu, media audio visual dapat memberi gagasan dan bantuan untuk guru agar kegiatan belajar-mengajar dapat berlangsung secara efek-
tif, efisien dan kondusif. Adapun langkah-langkah implementasi model mind mapping berbantuan
media audio visual dalam pembelajaran menulis karangan narasi adalah sebagai berikut: 1 Kegiatan Prapembelajaran; 2 Membuka Pembelajaran dengan Aper-
sepsi; 3 Pengarahan Cara Membuat Mind Mapping; 4 Kegiatan Penugasan Ke- lompok dan Bimbingan Pembuatan Mind Mapping; 5 Kegiatan Penugasan Indi-
vidual dan Bimbingan Penulisan Karangan Narasi; 6 Presentasi Karya; 7 Kegiat- an Menutup Pelajaran
Gambaran kerangka berpikir tentang permasalahan, penyebab, penerapan tindakan, dan hipotesis tindakan dapat dilihat pada gambar 2.2.
Bagan alur berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai beri- kut:
Bagan 2.2 Alur Kerangka Berpikir
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
PERMASALAHAN
1.
Proses pembelajaran belum baik
2.
Aktivitas siswa belum baik
3.
Ketuntasan klasikal dalam pembelajaran menulis karangan narasi belum mencapai sekurang-kurangnya 85
PENYEBAB
1. Model pembelajaran tidak inovatif
2. Media pembelajaran tidak berbasis teknologi informasi
3. Guru tidak mengarahkan siswa untuk melakukan
brainstorming sebelum menulis karangan narasi
PENERAPAN TINDAKAN
Model mind mapping berbantuan media audio visual
HIPOTESIS TINDAKAN
Implementasi model mind mapping berbantuan media audio visual da- pat memperbaiki proses pembelajaran serta meningkatkan aktivitas sis-
wa dan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas III SDN Sekaran 01 Semarang.
2.4
HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan maka hipotesis tindakan
penelitian ini adalah sebagai berikut: “Implementasi mo- del mind mapping berbantuan media audio visual dapat memperbaiki proses pem-
belajaran serta meningkatkan aktivitas siswa dan keterampilan menulis karangan narasi siswa pada pembelajaran menulis karangan narasi di kelas III SDN Sekaran
01 Semarang.”
66
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 RANCANGAN PENELITIAN