HASIL PENELITIAN Manfaat Nilai Abnormalitas Ankle Brachial Index (ABI) DALAM Mendeteksi Jumlah Stenosis Arteri Koroner Pada Penderita Sindroma Koroner Akut Di RSHAM Medan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Karakteristik Subjek Penelitian Dari 65 orang subjek dalam penelitian ini 48 orang dengan diagnosis IMA- STE, 10 orang dengan diagnosis IMA-NSTE dan 7 orang dengan diagnosis APTS dengan usia rata-rata 55,05 tahun dan didominasi oleh jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 54 orang 83. Merokok menjadi faktor resiko yang paling banyak dijumpai pada sampel penelitian yaitu sebanyak 41 orang 63,07 diikuti dengan hipertensi sebanyak 33 orang 50,77, DM sebanyak 18 orang 27,69 dan terakhi radalah hiperkolesterolemia sebanyak 7 orang 10,77. 32 orang ABI yang abnormal dan 36 orang dengan fungsi sistolik ventrikel kiri LVEF 50 dari hasil pemeriksaan ekokardiografi. Dari hasil angiografi koroner didapati 12 pasien dengan keterlibatan satu arteri koroner epikardial one vessel disease dan 55 orang dengan keterlibatan lebih dari satu arteri koroner multi vessel disease . Usia rata-rata subjek penelitian dalam kelompok multi vessel disease lebih tua yaitu 55,56 tahun dibandingkan dengan kelompokone vessel disease yaitu 52,75 tahun. Subjek berjenis kelamin laki-laki pada kelompok one vessel disease sebanyak 11 orang 91,67 dan hanya satu orang berjenis kelamin perempuan. Sedangkan pada kelompok multi vessel disease didapati 43 orang 81,13 berjenis kelamin laki-laki sedangkan 10 orang 18,87 dengan jenis kelamin perempuan. Universitas Sumatera Utara Subjek pada kelompok multi vessel disease diketahui memiliki faktor resiko yang lebih besar yaitu hipertensi sebanyak 28 orang 52,83 dan merokok sebanyak 32 orang 60,38. Hasil yang berbeda dijumpai pada faktor resiko DM dan hiperkolesterolemia dimana 38 orang yang tidak menderita DM lebih banyak dibandingkan dengan yang menderita DM sebanyak 15 orang 28,30 pada kelompok multi vessel disease. Sementara yang menderita hiperkolesterolemia sebanyak 7 orang 13,71 dan yang tidak hiperkolesterolemia sebanyak 46 orang pada kelompok multi vessel disease. Namun semua perbedaan faktor-faktor resiko penyakit jantung koroner baik pada kelompok one vessel disease maupun kelompok multivessel disease tidak berbeda bermakna secara statistik. Hasil pemeriksaan ABI pada saat subjek dirawat di CVCU RSHAM menunjukkan 30 orang atau 56,67 subjek pada kelompok multi vessel disease memiliki nilai ABI yang abnormal, jauh lebih besar dibandingkan kelompok one vessel disease yaitu sebanyak 2 orang 16,6 dan kondis iini berbeda bermakna secara statistik p value 0,012 . Dari data ekokardiografi didapati 33 subjek 62,26 memiliki LVEF 50 pada kelompok multi vessel disease, jauh lebih tinggi dibandingkan kelompok one vessel disease yang hanya dijumpai pada 3 subjek 25 dan perbedaan ini juga bermakna secara statistik p value 0,019 . Universitas Sumatera Utara Gambar 4.Distribusisubjekpenelitianberdasarkan diagnose saatmasuk RSHAM Tabel 4.1 KarakteristikDasarSubjekPenelitian Variabel Total n=65 1 vessel n=12 Multivessel n=53 P value Usia, rata-rata 55,05 tahun 52,75 tahun 55,56 tahun 0,226 Jeniskelaminpria 54 83 11 91,67 43 81,13 0,347 Hipertensi 33 50,77 5 41,67 28 52,83 0,485 DM tipe 2 18 27,69 3 25 15 28,30 0,564 Hiperkoleserolemia 7 10,77 0 0 7 13,71 0,221 Merokok 41 63,07 9 75 32 60,38 0,274 Trop T rata-rata 1,07 0,9 1,2 0,428 NilaiABI yang abnormal 32 49,23 2 16,6 30 56,6 0,012 EF 50 3655,38 3 25 33 62,26 0,019 74 15 11 IMA-STE IMA-NSTE APTS Universitas Sumatera Utara 4.2 Hubungan antara nilai ABI yang abnormal dengan jumlah stenosis arteri koroner penderita sindroma koronera kut. Dari hasil penelitian ini dijumpai bahwa 30 pasien 56,60 dengan nilai ABI abnormal memiliki stenosis pada lebih dari satu arteri koroner pada pemeriksaan angiografi koroner, sementara hanya 2 pasien 16,67 dengan nilai ABI abnormal dijumpai stenosis pada satu arteri koroner. Dijumpai hubungan yang signifikan antara nilai ABI yang abnormal dengan jumlah stenosis arteri koroner dari pemeriksaan angiografi p value = 0,012 . Hasil penelitian ini juga memperlihatkan ternyata EF yang rendah berhubungan juga dengan jumlah stenosis arteri koroner dimana terdapat 33 pasien 62,26 dengan EF abnormal memiliki stenosis pada lebih dari satu arteri koroner, sementara ada 3 pasien 25 dengan EF abnormal memiliki stenosis pada satu arteri koroner dan hasil ini memiliki hubungan yang bermakna secara statistic p value = 0,019 5 10 15 20 25 30 One Vessel Multi Vessel Normal ABI Abn. ABI Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Diagram BulatPerbedaanHasilAngiografitentangJumlah Stenosis ArteriKoronerAntaraKeduaKelompokSubjek . 4.3 Analisis Multivariat Nilai ABI yang abnormal dengan Jumlah Stenosis Arteri Koroner Pada Penderita Sindroma Koroner Akut. Dari hasil analisis bivariat dari karakteristik klinis subjek penelitian, dijumpai ada dua variabel yang bermakna secara statistik dengan jumlah stenosis arteri koroner pada pemeriksaan angiografi koroner yaitu nilai ABI yang abnormal dan nilai EF yang rendah. Oleh karena itu dilakukan analisis multivariat dengan metode uji regresi logistik multipel terhadap kedua variabel tersebut. Nilai ABI yang abnormal merupakan variabel yang paling dominan untuk mengetahui jumlah stenosis arteri koroner. Sehingga subjek penelitian yaitu penderita sindroma koroner akut dengan nilai ABI abnormal memiliki resiko untuk dijumpai stenosis pada lebih dari satu arteri koroner pada pemeriksaan angiografi koroner sebanyak 6,52 kali lebih tinggi dibandingkan subjek dengan nilai ABI yang normal 95 KI; OR 1,3-32,71. Tabel 4.2 HasilAnalisisMultivariatantaraNilai ABI Abnormal denganJumlah Stenosis ArteriKoronerPenderitaSindromaKoronerAkut. Variabel Konstanta OR CI 95 P value Abnormal ABI 1,875 6,52 1,3-32,71 0,023 LVEF 50 1,142 3,13 0,69-14,10 0,137 Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN