Yang Ariya Sariputta Kelas 08 SMP Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Siswa
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 17
Y.A. Sariputta terkenal dalam kebijaksanaan. Ia berasal dari keluarga brahmana kuno di India. Ia menjadi salah satu dari dua siswa utama Buddha. Kebijaksanaannya
nomor dua setelah Buddha. Pada suatu pagi, Sariputta melihat Y.A. Assaji, salah seorang bhikkhu siswa utama
Buddha sedang menerima dana makanan di Rajagaha. Ia sangat terkesan melihat penampilan Y.A. Assaji yang damai dan agung.
Ia berpikir bahwa pastilah bhikkhu itu telah mencapai Arahat. Setelah Y.A. Assaji selesai makan, Saripputa mendekati dan memberi salam dan bertanya siapakah guru
beliau dan ajaran apakah yang diajarkan oleh gurunya itu. Y.A. Assaji memberitahukan bahwa gurunya adalah Buddha Gotama. Beliau tidak dapat menerangkan ajaran
tersebut secara rinci karena belum lama menjadi bhikkhu, tetapi dapat menjelaskan artinya secara singkat. Kemudian, Y.A. Assaji mengucapkan syair berikut:
“Semua benda timbul karena suatu sebab, ‘Sebab’ itu telah diberitahukan oleh Tathagata;
Dan juga lenyapnya Demikianlah yang diajarkan oleh Petapa Agung“
Mendengar syair tersebut, Sariputta mencapai kesucian Sotapanna sehingga mendapat gelar kesucian Y.A. Yang Ariya. Y.A. Sariputta terlahir di Desa Nalaka
dekat Rajagaha. Karena ia anak tertua dari keluarga utama di desa itu, nama pribadinya menjadi Upatissa. Ayahnya adalah seorang Brahmana bernama Vanganta dan ibunya
bernama Rupasari. Oleh karena itulah, ia dikenal pula sebagai Sariputta putra dari Sari.
Ia mempunyai tiga adik laki-laki dan tiga adik perempuan. Semuanya akhirnya menjadi anggota Sangha. Sejak kecil, Sariputta sudah memperlihatkan kepandaian
Sumber: www.asianart.com Gambar 2.2 Y.A. Sari`putta
Ayo, Mengamati Amati Gambar 2.2
Mengapa ia menjadi salah satu siswa utama
Buddha yang sangat berpengaruh? Bagaimana
perannya dalam kehidupan Buddha?
Keteladanan apa yang harus dicontoh darinya?
18 Kelas VIII SMP
yang istimewa. Pada hari kelahirannya, terlahir pula seorang anak laki-laki bernama Moggallana. Sariputta dan Moggallana berteman sejak masa kanak-kanak hingga
keduanya mencapai Parinibbana.
Mereka berguru kepada seorang guru terkenal bernama Sañjaya, tetapi tidak sesuai yang diharapkan. Akhirnya, mereka berdua berjanji bahwa siapa di antara mereka
yang kelak lebih dulu memperoleh Ajaran Sempurna, dia akan memberitahukan hal itu kepada lainnya. Sariputta lebih dahulu menemukan guru spiritual, yaitu Assaji.
Segera setelah Sariputta bertemu dengan Y.A. Assaji, ia menemui Moggallana dan menyampaikan peristiwa yang dialaminya. Ia mengulangi syair yang diucapkan oleh
Y.A. Assaji. Seketika itu pula, Moggallana memperoleh kesucian Sotapanna. Mereka berdua ditahbiskan Buddha menjadi bhikkhu dengan kata-kata “Ehi Bhikkhu”.
Artinya, datanglah bhikkhu. Lima belas hari setelah ditahbiskan, Sariputta pun menjadi seorang Arahat.
Sariputra sangat ahli dalam mengajarkan tentang sebab-akibat, Empat Kebenaran Mulia, dan Jalan Mulia Berunsur Delapan. Beliau amat pandai menguraikan dengan
rinci intisari ajaran Buddha kepada orang lain. Buddha berujar: “Bila kamu meninggalkan kehidupan keduniawian dan menjadi bhikkhu, kamu
harus seperti Sariputta dan Moggallana. Berusahalah untuk mendekati dan meminta mereka untuk mengajarimu.”
Y.A. Sariputta menjaga dan mempertahankan kemurnian ajaran Buddha. Oleh karena itu, Y.A. Sariputta disebut sebagai Panglima Dharma Dhammasenapati,
sedangkan Buddha adalah Raja Dharma Dhammaraja. Enam bulan sebelum Buddha wafat, Y.A. Sariputta memohon izin kepada Buddha
untuk mencapai Parinibbana wafat. Y.A. Sariputta pulang ke Desa Nalaka yang merupakan tempat kelahirannya. Para dewa dan brahma mengunjunginya sehingga
membuat ibunya takjub karena brahma yang dipujanya ternyata menghormati putranya.
Sumber: http:dhamma-of-buddha.com
Gambar 2.3 Sariputta dan Moggallana menemui Assaji
Ayo, Mengamati
Amati Gambar 2.3 Diskusikan dengan
temanmu, peristiwa apakah yang terjadi
seperti pada gambar itu?
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 19
Pada saat itulah, Y.A. Sariputta membalas budi kepada ibunya dengan cara mengajarkan Dharma sehingga membuatnya yakin kepada Triratna. Kepada seorang
bhikkhu yang ikut bersamanya beliau berkata: “Saya telah bersama-sama denganmu selama lebih dari empat puluh tahun. Kalau
saya mempunyai kesalahan, maafkanlah saya.” Itulah kata-katanya yang terakhir. Malam itu Y.A. Sariputta merebahkan dirinya
di tempat tidur dan dengan tenang mencapai Parinibbana wafat. Relik beliau dibawa ke Savatthi dan Buddha memerintahkan membuat cetiya untuk menyimpan
reliknya.
Pertanyaan Jawaban
Temukan keteladanan Y.A. Sariputta yang
dapat kamu terapkan dalam kehidupan sehari-
hari.
Tugas Kelompok
Nilai Paraf
Guru Orang Tua
20 Kelas VIII SMP
Ayo, Merangkum
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 21