Yang Ariya Moggallana Kelas 08 SMP Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Siswa

22 Kelas VIII SMP Y.A. Maha Moggallana juga pernah pergi ke surga Tavatimsa untuk menjenguk Buddha. Ia diberi tahu bahwa Buddha akan kembali ke dunia manusia pada saat bulan purnama setelah selesai mengajar filsafat agama Buddha kepada ibu-Nya di sana Moggallana wafat ketika ia berkunjung ke Magadha. Moggallana dicincang- cincang oleh para perampok yang bertindak secara brutal. Walaupun demikian, Moggallana tidak melindungi dirinya sendiri dengan kesaktian yang dimilikinya. Seorang Arahat Agung merelakan diri menderita kematian yang sedemikian brutal. Buddha mengatakan bahwa Moggallana telah memiliki perbuatan buruk yang berat di kehidupan sebelumnya. Ia telah membunuh kedua orang tuanya sendiri dan itu merupakan salah satu perbuatan buruk yang sangat berat garuka kamma. Ia dengan tulus menerima buah dari perbuatannya dan mempercepat kematian yang demikian sehingga kematian terjadi secepat mungkin. Lebih lanjut, Buddha menyatakan bahwa bahkan dengan kesaktian yang demikian tinggi hampir tidak berguna untuk menghindari karma seseorang, terlebih jika itu karma yang sangat berat. Sumber: candasilo2.blogspot.com Gambar 2.6 Buddha Turun dari Surga Tavatimsa Surga tingkat ke-4 Ayo, Mengamati Bagaimana tanggapanmu tentang peristiwa seperti Gambar 2.6? Sumber: https:www.google.com Gambar 2.7 Y.A. Moggallana dibunuh para perampok Ayo, Mengamati Peristiwa apa yang terjadi seperti pada Gambar 2.7? Bagaimana tanggapanmu? Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 23 Ayo, Merangkum Nilai Paraf Guru Orang Tua 24 Kelas VIII SMP 1. Uraikan kelebihan masing-masing dari Sariputta dan Mogglalana? 2. Tunjukkan nilai-nilai positif yang patut kamu teladani dari Sariputta dan Mogallana 3. Mengapa Sariputta dan Mogallana menjadi sepasang siswa utama Buddha yang sangat berpengaruh? 4. Mengapa Moggallana menderita kematian dengan cara dicincang oleh para perampok? 5. Mengapa Moggallana tidak melindungi dirinya sendiri dengan kesaktiannya? Ayo, Uji Kompetensi Tunjukkan kebanggaanmu terhadap Sariputta dan Moggallana, ciptakan sebuah puisi tentang persahabatan Sariputta dan Moggallana Sajikan dengan membacakan puisi hasil karyamu di depan kelas Tugas Individu

C. Yang Ariya Maha Kassapa

Y.A. Maha Kassapa terkenal dalam pelaksanaan latihan keras setelah Buddha. Setelah Buddha wafat, beliau yang memprakarsai penyusunan ajaran Buddha yang dibukukan ke dalam Tripitaka. Sumber: http:www.nibbana.cnhtml2013 shengseng_05298080.html Gambar 2.8 Y.A. Kassapa bersama Buddha Ayo, Mengamati Amati Gambar 2.8 dan baca materi bab ini Diskusikan mengapa ia menjadi salah satu siswa utama Buddha. Keunggulan apa yang dimiliki olehnya? Keteladan apa yang patut kamu terapkan dalam kehidupanmu? Berikan tanggapan hasil diskusimu Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 25 Dalam perjalanan kembali ke Rajagaha, Kassapa mohon untuk menukar jubahnya yang baru dengan jubah Buddha yang sudah tua. Merasa merupakan kehormatan besar baginya untuk dapat memakai jubah Buddha, Kassapa memutuskan untuk melaksanakan latihan keras Dhutanga. Delapan hari kemudian, dia mencapai tingkat kesucian Arahat. Selama menjadi bhikkhu, Y.A. Kassapa selalu tinggal di hutan. Tiap hari ia mengumpulkan dana makanan, selalu memakai jubah bekas pembungkus mayat. Sebagai penghormatan, ia diberi nama Maha Kassapa, artinya Kassapa Agung. Ketika Buddha Parinibbana dan jenazah Beliau disiapkan untuk diperabukan, 4 orang dari suku Malla, menyalakan api untuk perabuan jenazah Buddha. Y.A. Maha Kassapa mengetahui berita wafatnya Buddha setelah petapa Ajivika dan rombongannya membawa bunga Mandarava dari tempat wafatnya Buddha di Kusinara. Di antara mereka, terdapat seorang bhikkhu tua bernama Subhadda yang baru memasuki kebhikkhuan pada usia lanjut. Ia berkata: “Cukup kawan-kawan, janganlah sedih atau meratap. Kita sekarang terbebas dari Buddha. Kita telah dipersulit oleh kata-kata Buddha ‘Ini boleh, ini tidak boleh’. Kini kita bebas untuk berbuat apa yang kita sukai.” Mendengar kata-kata itu, Y.A. Maha Kassapa berpikir ingin mengadakan pertemuan para Arahat untuk melindungi dan menjaga kemurnian ajaran Buddha. Setelah Y.A. Maha Kassapa dan rombongannya sampai di tempat perabuan, mereka memberi penghormatan. Tiba-tiba api menyala dengan sendirinya dan membakar jenazah Buddha. Tiga bulan setelah Buddha wafat, diadakan Sidang Agung Sangha-samaya pertama di Gua Sattapanni di Rajagaha dengan bantuan Raja Ajatasattu yang dihadiri oleh 500 Arahat. Sidang itu dipimpin oleh Y.A. Maha Kassapa. Isinya, mengulang Vinaya para bhikkhu dan bhikkhuni serta semua khotbah Buddha selama 45 tahun yang disampaikan berbeda dan kepada orang-orang yang berbeda. Sidang berakhir selama tujuh bulan. Setelah Buddha Parinibbana, Y.A. Maha Kassapa dianggap sebagai teladan para bhikkhu. Hal ini tidak mengherankan karena Y.A. Maha Kassapa adalah salah satu siswa utama yang sangat dihormati. Selain itu, beliau pernah bertukar jubah dengan Buddha. Y.A. Maha Kassapa memiliki 7 tujuh tanda dari 32 tiga puluh dua tanda Manusia Agung Mahapurisa yang dimiliki Buddha. Beliau hidup sampai usia yang sangat lanjut dan mencapai Parinibbana pada usia 120 tahun. Ajaib, berkali-kali mereka mencoba tapi tidak berhasil menyalakan api. Api tidak menyala karena para dewa agar api jangan dinyalakan terlebih dahulu karena menunggu kedatangan rombongan Y.A. Maha Kassapa dalam perjalanan untuk memberi hormat di kaki jenazah Buddha.