Raja Bimbisara Kelas 08 SMP Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Siswa
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 81
Dalam waktu singkat, tersiar berita bahwa Buddha berada di
Rajagaha dan berdiam di hutan kecil Latthivana. Beliau adalah
seorang Arahat yang telah mencapai Penerangan Sempurna
dan mengajar Dharma yang indah pada awalnya, indah pada
pertengahannya, dan indah pada akhirnya.
Mendengar berita
itu, Raja Bimbisara beserta pengiringnya datang mengunjungi
Buddha. Raja memberi hormat duduk di satu sisi. Namun, para pengiringnya bersikap tidak hormat.
Selesai memberi penjelasan, Kassapa bangun dari tempat duduknya. Ia berlutut tiga kali di bawah kaki Buddha dan mengaku bahwa Buddha adalah gurunya dan
ia adalah siswanya. Akhirnya, keragu-raguan mereka lenyap dan menerima khotbah Dharma. Buddha memulai khotbah diawali dengan anupubbikatha dilajutkan
dengan Empat Kebenaran Mulia. Pada akhir khotbah, sebelas dari dua belas orang yang hadir memperoleh Mata Dharma dan yang satu memperoleh keyakinan
yang tak tergoyahkan terhadap Triratna. Kemudian, Raja Bimbisara menceritakan keinginannya semenjak kecil sebagai berikut:
“Dulu, sewaktu masih menjadi Putra Mahkota dan belum naik tahta kerajaan, aku mempunyai lima macam keinginan yaitu:
1. semoga aku kelak menjadi Raja Magadha; 2. semoga seorang Buddha datang di negeriku sewaktu aku masih
memerintah; 3. semoga aku memperoleh kesempatan untuk mengunjungi Buddha;
4. semoga Buddha memberikan khotbah kepadaku; dan 5. semoga aku mengerti apa yang harus dimengerti dari ajaran Buddha
tersebut. Sekarang semua keinginan yang berjumlah lima itu telah terpenuhi.”
Raja Bimbisara memuji khotbah Buddha dan selajutnya ia menyatakan dirinya sebagai upasaka untuk seumur hidup dan mengundang Buddha beserta para
pengikutnya untuk datang besok siang di persembahkan dana makanan di istana. Kemudian, ia bangun dari tempat duduknya, jalan memutar, dengan Buddha berada
di sebelah kanan, dan pulang ke istana.
Sumber: jhodymaaf.blogspot.com Gambar 4.8 Raja Bimbisara beserta pengiringnya
menemui Buddha
82 Kelas VIII SMP
Sumber: http:3.bp.blogspot.com
Gambar 4.9 Tukang cukur menyayat telapak kaki Raja Bimbisara dan melumuri dengan garam di penjara bawah tanah.
Ayo, Mengamati
Amati Gambar 4.9 Tahukah
kamu, apa yang terjadi pada
peristiwa seperti pada gambar di
samping?
Keesokan hari, Raja Bimbisara mengundang Buddha ke istana untuk dipersembahkan dana makanan. Kemudian, Raja memikirkan tempat yang layak
yang dapat digunakan oleh Buddha sebagai tempat tinggal. Raja teringat pada Veluvanarama Hutan Pohon Bambu yang letaknya tidak terlalu jauh dan tidak
terlalu dekat dengan desa di sekelilingnya. Dengan batin yang dipenuhi pikiran tersebut, Raja Bimbisara kemudian menuang
air ke lantai dari kendi emas dan menerangkan bahwa ia berhasrat menyerahkan Veluvanarama untuk dipakai oleh Buddha beserta pengiringnya sebagai tempat
tinggal. Buddha menerima pemberian tersebut dan menggembirakan hati Raja dengan menerangkan keuntungan besar yang dapat diperoleh dari dana tersebut.
Raja Bimbisara wafat secara mengenaskan di dalam penjara bawah tanah. Putranya Ajatasattu memenjarakannya di bawah tanah dengan tidak memberi makan sedikit
pun. Lebih keji lagi, Ajatasattu menyuruh tukang cukur untuk menyayat telapak kaki Raja dan melumuri dengan garam dan minyak lalu memanggangnya di atas bara api.
Bimbisara mengalami penderitaan yang luar biasa hebatnya. Bimbisara yang sudah amat lemah itu, tidak tahan lagi sehingga meninggal dunia. Bimbisara meninggal
karena penderitaannya di luar batas perikemanusiaan lagi. Ia meninggal atas perintah anak kandungnya sendiri.
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 83
Ayo, Merangkum
84 Kelas VIII SMP