PERHITUNGAN HASIL PENGAMATAN METODOLOGI PENELITIAN A.

24

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KADAR POLIFENOL

Metode Folin Ciocalteau didasarkan pada kekuatan reduksi gugus hidroksil fenolik dan sangat tidak spesifik karena tidak dapat membedakan antar jenis komponen fenolik, tetapi dapat mendeteksi semua jenis fenol dengan sensifitas yang bervariasi. Reaksi oksidasi reduksi ini muncul pada kondisi alkali dimana fenol mereduksi kompleks fosfotungstat- fosfomolibdat pada reagen sehingga menjadi warna biru. Semakin tinggi jumlah gugus hidroksil fenolik maka semakin besar konsentrasi komponen fenolik yang terdeteksi Khadambi, 2007. Standar yang digunakan pada uji kadar polifenol adalah asam galat. Asam galat adalah asam organik dengan nama kimia asam 3,4,5-trihidroksi benzoat C 6 H 2 OH 3 CO 2 H. Struktur asam galat dapat dilihat pada Gambar 12. Asam galat murni berbentuk bubuk organik kristal tak berwarna dan berupa molekul bebas atau bagian dari molekul tanin. Asam galat mempunyai sifat antifungal, antioksidan, dan antiviral. Gambar 17. Asam galat Anonim, 2006c Larutan standar dibuat dalam satuan g asam galat per g etanol Oki et al., 2002. Satuan tersebut perlu dikonversi dalam proses perhitungan menjadi g asam galat per ml etanol dengan menggunakan berat jenis etanol, yaitu sebesar 0.79 gml Anonim, 2006b. Kurva standar asam galat yang dihasilkan memiliki persamaan garis linier y = 3.0473x + 0.0223. Gambar kurva standar dapat dilihat pada Gambar 13. 25 R 2 = 0.9866 0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 0.300 0.0000 0.0158 0.0316 0.0473 0.0631 0.0789 Kadar polifenol mg asam galatml etanol Ab so rb an si Gambar 18. Kurva standar uji kadar polifenol dengan standar asam galat Larutan-larutan yang digunakan di dalam uji kadar polifenol ini antara lain, larutan blanko digunakan Na 2 CO 3 , akuades, dan sampel; dan sebagai larutan kontrol digunakan Na 2 CO 3 , akuades, reagen Folin Ciocalteau, dan sampel. Penambahan Na 2 CO 3 bertujuan membentuk suasana basa agar terjadi reaksi reduksi reagen Folin Ciocalteau dengan gugus OH dari polifenol di dalam sampel. Penambahan sampel di dakam larutan blanko bertujuan mengurangi kesalahan positif dari perhitungan konsentrasi polifenol. Hal ini disebabkan sampel itu sendiri sudah memiliki warna yang dapat terukur oleh spektrofotometer. Hasil absorbansi kontrol nantinya akan dikurangi dengan absorbansi blanko yang kemudian dimasukkan kedalam kurva standar sehingga didapatkan konsentrasi polifenol saja di dalam sampel. Hasil perhitungan kadar polifenol rempah segar dan rempah bubuk seperti yang terlihat pada Gambar 19 menunjukkan bahwa kadar polifenol yang tertinggi dimiliki cengkeh, sedangkan yang terendah dimiliki bawang putih. Cengkeh segar memiliki kadar polifenol sebesar 619.94 mgg bahan kering dan cengkeh bubuk sebesar 790.06 mgg bahan kering. Bawang putih segar memiliki kadar polifenol sebesar 2.81 mgg bahan kering dan bawang putih bubuk sebesar 0.30 mgg bahan kering. y = 3.0473x + 0.0223 26 100 200 300 400 500 600 700 800 900 K a da r po li fe nol m g g s ol id Rempah segar 8.53 31.98 27.31 141.79 2.81 619.94 Rempah bubuk 21.49 38.74 3.11 67.64 0.30 790.06 Lengkuas Jahe Kencur Kunyit Baw ang putih Cengkeh Cengkeh memiliki kadar polifenol yang sangat tinggi karena cengkeh merupakan rempah utama penghasil eugenol dan senyawa galat Yanishlieva-Maslarova dan Heinonen, 2001. Bawang putih memiliki kadar polifenol terendah karena senyawa aktif dalam bawang putih, yaitu allicin dengan struktur kimia C 3 H 5 -S-S-C 3 H 5 Farrell, 1985, bukan termasuk golongan polifenol, melainkan golongan thiosulfonat Anonim, 2006d. Bubuk kunyit dilaporkan memiliki konsentrasi curcumin sekitar 3 ww Anonim, 2006a. Hasil uji kadar polifenol pada penelitian ini menunjukkan kunyit bubuk mengandung 67.64 mg polifenol per g bahan kering atau 6.76 ww. Perbedaan kadar polifenol tersebut disebabkan polifenol yang terukur pada penelitian ini adalah polifenol secara keseluruhan, bukan hanya curcumin. Selain curcumin, kunyit juga mengandung senyawa polifenol lain seperti senyawa cineole, phellandrene, terpinolene , dan turmerone Tiwari et al., 2006. Kadar polifenol sudah dikonversi terhadap kadar air sampel Lampiran Gambar 19. Grafik perbandingan kadar polifenol rempah segar dan rempah bubuk

Dokumen yang terkait

Perbandingan Kadar Dan Komponen Minyak Atsiri Rimpang Cabang Dan Rimpang Induk Kunyit (Curcuma Longa L.) Segar Dan Kering Secara Gc-Ms

8 63 132

Karakterisasi Simplisia Dan Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak N-Heksan, Etil Asetat Dan Etanol Herba Labu Siam (Sechium Edule Sw) Dengan Metode DPPH

5 59 72

Uji aktivitas ekstrak rimpang lengkuas merah (alpinia galanga l. Willd) Terhadap Jamur Pityrosporum Ovale Dalam Sediaan Sampo Anti Ketombe

21 135 101

Aktivitas antioksidan rempah pasar dan bubuk rempah pabrik dengan metode polifenol dan uji Aom (Active oxygen method)

6 23 81

UJI AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL BEBAS DAN PENETAPAN KADAR FENOLIK TOTAL EKSTRAK ETANOL TIGA RIMPANG GENUS CURCUMA DAN RIMPANG TEMU KUNCI (Boesenbergia pandurata)

0 3 7

UJI AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL BEBAS DAN PENETAPAN KADAR FENOLIK TOTAL EKSTRAK ETANOL UJI AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL BEBAS DAN PENETAPAN KADAR FENOLIK TOTAL EKSTRAK ETANOL TIGA RIMPANG GENUS CURCUMA DAN RIMPANG TEMU KUNCI (Boesenbergia pandurata).

0 0 15

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS PENANGKAP RADIKAL BEBAS DAN PENETAPAN KADAR FENOLIK TOTAL EKSTRAK ETANOL TIGA RIMPANG GENUS CURCUMA DAN RIMPANG TEMU KUNCI (Boesenbergia pandurata).

0 1 14

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Rimpang Temu Giring (Curcuma Heyneana Val & Zijp) Dengan Metode Dpph

0 0 14

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Etanol Rimpang Temu Giring (Curcuma Heyneana Val & Zijp) Dengan Metode Dpph

0 1 2

SKRIPSI STUDI FARMAKOGNOSI RIMPANG dan UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA MINYAK ATSIRI RIMPANG LENGKUAS ( Alpinia galanga L )

0 0 88