16 hidroperoksida dan asam format, yang akan meningkatkan konduktivitas air
demineral Löliger, 1983. Konduktivitas larutan pengukur ini dicatat secara kontinu sehingga diperoleh kurva konduktivitas. Skema alat Rancimat dapat
dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Skema deskripsi alat Rancimat Löliger, 1983 Kurva konduktivitas pada awalnya akan terlihat landai karena
produk oksidasi belum terbentuk dan belum ada peningkatan konduktivitas. Kenaikan kurva yang tajam menunjukkan bahwa periode induksi telah
tercapai. Periode induksi berhubungan dengan terbentuknya asam karboksilat volatil yang merupakan produk akhir oksidasi Hudson, 1983.
Periode induksi merupakan nilai yang baik untuk menunjukkan stabilitas oksidasi Anonim, 1999.
Ada dua cara dalam menentukan periode induksi, yaitu cara otomatis dan cara manual. Cara otomatis menggunakan turunan kedua dari
kurva konduktivitas yang tercatat. Dengan cara manual, periode induksi merupakan perpotongan antara dua garis lurus perpanjangan kurva
konduktivitas Anonim, 1999 seperti yang dapat dilihat pada Gambar 14, sehingga periode induksi dapat juga disebut titik infleksi. Pada penelitian
ini, penentuan periode induksi dilakukan dengan cara manual.
17 Gambar 14. Penentuan periode induksi Löliger, 1983
18
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A.
BAHAN DAN ALAT
Bahan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah yaitu lengkuas Alpinia galanga L., kencur Kaemferia galanga L., kunyit
Curcuma domestica Val, jahe Zingiber officinale rosc., bawang putih Allium sativum L., dan cengkeh Syzygium aromaticum L.. Sampel segar
dibeli di segar tradisional Warung Jambu Bogor, sedangkan sampel bubuk merk “Koepoe-Koepoe” dibeli di segar swalayan Giant Bogor. Bahan-bahan
lain yang digunakan adalah minyak jagung merk Tropicana Slim, minyak jagung merk Mazola, minyak kedelai merk Happy, minyak zaitun merk
Bertolli Extra Virgin, kertas saring, pelarut etanol 95, toluena, pereaksi Folin Ciocalteau, larutan Na
2
CO
3
10, asam galat, dan antioksidan BHT Butylated Hidroxy Toluena.
Alat-alat yang digunakan adalah botol gelas, tabung reaksi, neraca analitik, rotavapor Buchi, oven vakum OSK, filter vakum, gegep besi,
spektrofotometer Spectronic 200+, alat Rancimat Metrohm 743 Rancimat 1.0, kuvet, pipet tetes, pipet Mohr 1 ml dan 10 ml, bulb, gelas piala, gelas
ukur, sudip, gelas pengaduk, labu takar 10 ml, labu erlenmeyer 250 ml, pemanas pelat, labu didih 100 ml, tabung connector, dan labu Bidwell-
Sterling.
B. METODE PENELITIAN
1. Tahap persiapan sampel
Proses pembuatan ekstrak sampel dilakukan sebagai berikut: Sampel segar lengkuas, jahe, kencur, kunyit, dan bawang putih
dicacah halus dan ditimbang sebanyak 100 gram lalu dikeringkan dengan oven vakum pada suhu 60
o
C dan tekanan 250 mmHg. Sampel segar yang sudah kering lalu diblender, ditimbang sebanyak 25 gram,
lalu dimasukkan ke dalam 150 gram pelarut etanol. Cengkeh dan rempah bubuk dapat langsung ditimbang sebanyak 25 gram dan
dimasukkan ke dalam 150 gram pelarut etanol. Sampel dan pelarut
19 lalu direfluks pada suhu 50
o
C selama dua jam. Ekstrak yang diperoleh disaring dengan filter vakum dan sampel dicuci sebanyak dua kali
dengan masing-masing 50 gram etanol, sehingga total etanol pelarut yang digunakan sebanyak 250 gram.
Ekstrak hasil refluks lalu dipekatkan dengan rotavapor pada suhu 50
o
C selama kurang lebih 50 menit hingga volumenya kurang dari 10 ml. Ekstrak yang diperoleh dimasukkan dalam labu takar 10 ml
yang telah ditimbang terlebih dahulu berat kosongnya lalu ditera dengan menambahkan bilasan labu rotavapor agar tidak ada ekstrak
pekat yang tertinggal di dalam labu rotavapor. Setelah ekstrak beserta labu takar ditimbang, ekstrak dituang ke dalam botol atau vial. Ekstrak
lalu disimpan di dalam lemari es dan siap digunakan. 2.
Uji kadar air Park, 1996 Uji kadar air untuk sampel segar lengkuas, jahe, kencur,
kunyit, dan bawang putih dilakukan dengan metode azeotropik. Sampel ditimbang sebanyak 3 gram dan dimasukkan dalam labu didih
100 ml. Toluena sebanyak 60 ml lalu dimasukkan ke dalam labu didih. Pemanasan dilakukan sampai tidak ada air lagi yang masuk ke labu
Bidwell-Sterling. Cengkeh dan sampel bubuk ditimbang sebanyak 3-5 gram
lalu dimasukkan ke dalam oven vakum pada suhu 60
o
C dan tekanan 250 mmHg hingga beratnya stabil.
3. Uji kadar polifenol Oki et al., 2002
Pengujian kadar polifenol membutuhkan larutan blanko, larutan kontrol, dan larutan standar. Larutan blanko dibuat dengan cara
mencampurkan 0.2 ml ekstrak sampel, 1 ml larutan Na
2
CO
3
10, dan 6 ml akuades. Larutan sampel dibuat dengan cara mencampurkan 0.2
ml ekstrak sampel, 1 ml larutan Na
2
CO
3
10, 1 ml Folin Ciocalteau, dan 5 ml aquades. Sebelum dicampurkan, ekstrak sampel jahe,
lengkuas, kencur, dan bawang putih diencerkan terlebih dahulu sebesar
20 100 kali sedangkan ekstrak cengkeh dan kunyit diencerkan sebesar
10000 kali. Larutan standar dibuat dengan cara membuat terlebih dahulu larutan stok dengan konsentrasi 0.10 mg asam galatgram
etanol. Larutan stok lalu diencerkan hingga konsentrasi 0, 0.02, 0.04, 0.06, 0.08, mgg etanol. Absorbansi larutan blanko, larutan kontrol,
larutan standar, dan larutan sampel diukur dengan alat spektrofotometer pada panjang gelombang 750 nm.
4. Metode AOM Beirao dan Bernardo-Gil, 2005
Active Oxygen
Method adalah suatu metode untuk menentukan
stabilitas minyak terhadap oksidasi yang dapat membuat minyak menjadi tengik rancid. Minyak sebanyak 3 gram dicampurkan
dengan 150 mg ekstrak sampel, lalu dihembuskan oksigen pada suhu 100
o
C sehingga minyak akan teroksidasi. Produk oksidasi yang bersifat volatil ditransfer dengan aliran udara ke alat pengukur dan
diserap oleh larutan pengukur air demineral. Konduktivitas larutan pengukur ini dicatat secara kontinu sehingga diperoleh kurva
konduktivitas. Periode dimana jumlah senyawa volatil hasil oksidasi minyak
meningkat dengan cepat disebut periode induksi. Periode induksi ditentukan dengan mencari perpotongan antara dua garis lurus
perpanjangan kurva konduktivitas versus waktu. Semakin lama periode induksi, berarti semakin tinggi aktivitas antioksidan sampel.
Pemilihan minyak yang akan digunakan sebagai media pada uji rancimat dilakukan dengan menyeleksi minyak berdasarkan periode
induksi yang terpendek. Berdasarkan pengamatan di lapangan, terdapat empat jenis minyak yang memiliki klaim kaya asam lemak tak jenuh
dan 100 murni tidak ditambahkan pengawet, yaitu minyak jagung merk Tropicana Slim, minyak jagung merk Mazola, minyak kedelai
merk Happy, dan minyak zaitun merk Bertolli Extra Virgin. Keempat minyak tersebut diukur periode induksinya dan minyak yang dipilih
adalah minyak dengan periode induksi terpendek.