AKTIVITAS ANTIOKSIDAN BERDASARKAN METODE AOM
30 Tabel 3. Komponen asam lemak pada minyak kedelai, minyak jagung, dan
minyak zaitun Almatsier, 2002
Komponen asam lemak Minyak
kedelai Minyak
jagung Minyak
zaitun Asam lemak jenuh :
Kaprilat 8:0 Kaprat 10:0
Laurat 12:0 Miristat 14:0
Palmitat 16:0 Stearat 18:0
sedikit sekali sedikit sekali
10 4
1
14 2
sedikit sekali 12
2
Asam lemak tak jenuh: Oleat 18:1
Linoleat 18:2 Linolenat 18:3
25 52
7 30
50 2
72 11
1 Ada dua jenis minyak kedelai, yaitu minyak kedelai mentah crude
soybean oil dan minyak kedelai yang dimurnikan refined soybean oil.
Proses pemurnian tidak mengubah komposisi asam lemak pada minyak kedelai. Proses pemurnian hanya menghilangkan asam lemak bebas dan
pigmen, serta menurunkan kadar beberapa komponen seperti tokoferol, sterol, dan squalane, seperti dapat dilihat pada Tabel 4. Minyak kedelai
merk Happy adalah salah satu contoh minyak kedelai yang sudah dimurnikan.
Tabel 4. Komponen minyak kedelai mentah dan minyak kedelai yang dimurnikan Hui, 1996
Komponen Crude oil
Refined oil
Trigliserida 95-97
99 Fosfatida
1.5-2.5 0.003-0.045
Bahan tak tersaponifikasi : a. Sterol nabati
a. Tokoferol b. Hidrokarbon squalane
1.6 0.33
0.15-0.21 0.014
0.3 0.13
0.11-0.18 0.01
Asam lemak bebas 0.3-0.7
0.05 Logam :
a. Besi ppm b.Tembaga ppm
1.3 0.03-0.05
0.1-0.3 0.02-0.06
31 Nilai aktivitas antioksidan yang diperoleh dengan menggunakan
alat Rancimat dikenal sebagai faktor proteksi, yaitu rasio aktivitas antioksidan sampel dan aktivitas antioksidan standar. Antioksidan standar
yang digunakan adalah BHT Butylated Hydroxy Toluena. BHT dipilih sebagai antioksidan standar karena memiliki aktivitas antioksidan yang kuat
dan banyak digunakan dalam industri pangan OSullivan et al., 2004. Aktivitas antioksidan sampel berdasarkan metode AOM dapat dilihat pada
Tabel 5. Tabel 5.
Aktivitas antioksidan berdasarkan metode AOM
Sampel Faktor proteksi
rempah segar Faktor proteksi
rempah bubuk
Lengkuas 5,65 5,41
Jahe 43,54 37,64
Kencur 8,94 2,78
Kunyit 66.46 44,71
Bawang putih 7,63
-4,24 Cengkeh 69.32
63.18 Sampel yang memiliki faktor proteksi tertinggi berturut-turut
adalah cengkeh, kunyit, dan jahe dengan faktor proteksi berkisar 37 hingga 70, sedangkan lengkuas, kencur, dan bawang putih memiliki faktor
proteksi yang rendah yaitu dibawah 9. Banyak penelitian membuktikan bahwa cengkeh, kunyit, dan jahe memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi.
Cengkeh menunjukkan aktivitas antioksidan yang sangat tinggi, diikuti kunyit dan jahe Yanishlieva-Maslarova dan Heinonen, 2001. Aktivitas
antioksidan dari fraksi yang larut etanol berdasarkan metode AOM menunjukkan rempah dengan periode induksi terpanjang berturut-turut
adalah cengkeh 18.9 jam, kunyit 12.4 jam, dan jahe 11.7 jam dengan periode induksi kontrol 5.7 jam Simic dan Karel, 1979.
Lengkuas dan kencur memiliki faktor proteksi yang rendah karena senyawa antioksidan yang kuat pada lengkuas trans-3-acetoxy-1,8 cineole
dan kencur ethyl cinnamate terdapat pada minyak volatil, bukan pada oleoresin. Komponen utama oleoresin lengkuas adalah p-coumaryl-9-methyl
32 ether
yang memiliki aktivitas antioksidan tidak terlalu tinggi Zaeoung et al.
, 2005. Bawang putih merupakan rempah dengan faktor proteksi terendah.
Hal ini disebabkan senyawa antioksidan utama pada bawang putih, yaitu allicin
, bersifat tidak stabil jika dikeluarkan dari bawang putih dan proses pengolahan dapat menyebabkan allicin terdegradasi menjadi senyawa yang
tidak dapat terdeteksi Yu dan Wu, 1989. Perlakuan panas juga dapat menurunkan aktivitas antioksidan dalam ekstrak bawang putih Benkeblia,
2005. Faktor proteksi bawang putih bubuk bernilai negatif karena periode induksi minyak yang ditambahkan ekstrak bawang putih bubuk lebih rendah
daripada periode induksi minyak kontrol. Namun demikian, kemungkinan bawang putih menjadi bersifat prooksidan akibat proses pengeringan perlu
diteliti lebih lanjut, karena informasi yang tersedia mengenai kerusakan senyawa bioaktif pada rempah akibat proses pengolahan masih sedikit
Suresh et al., 2005.