69
akan muncul sewaktu membuat proyek dan bereksperimen. Keterampilan- keterampilan yang dikembangkan melalui kolaborasi dalam tim menyebabkan
pembelajaran menjadi aktif, dimana setiap individu memiliki keterampilan yang bervariasi sehingga setiap individu mencoba menunjukan keterampilan yang
mereka miliki dalam kerja kelompok. Karena pembelajaran secara aktif dapat membimbing siswa ke arah peningkatan keterampilan dan kinerja ilmiah
Kemendikbud, 2014: 86. Penerapan suatu model pembelajaran ini didasari oleh hasil penelitian
Sukarno et al. 2013: 82 yang menunjukan peningkatan keterampilan proses sains tidak cukup hanya dengan memberikan pelatihan keterampilan proses sains
kepada guru sains saja, tetapi juga dibutuhkan pengembangan model pembelajaran yang menyediakan kesempatan kepada guru dan siswa untuk
meningkatkan keterampilan proses sains bersama-sama. Sehingga diterapkan model pembelajaran Project Based Learning dengan metode eksperimen sebagai
model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan proses sains.
Keterampilan proses yang diteliti dijabarkan melalui pembahasan sebagai berikut:
4.2.1.1 Keterampilan Mengamati
Pada Tabel 4.2, persentase ketuntasan kelas pada keterampilan mengamati yang diraih dari penilaian tes tertulis dan observasi mengalami
peningkatan dengan kriteria sedang. Meskipun pada uji gain menunjukan bahwa peningkatan keterampilan proses yang dinilai melalui tes tertulis lebih tinggi
70
dibandingkan dengan penilaian dengan lembar observasi namun persentase ketuntasan kelas berdasarkan penilaian observasi lebih tinggi daripada
persentase ketuntasan kelas berdasarkan penilaian tes tertulis. Hal ini menunjukkan bahwa ketika siswa melakukan kegiatan praktik pengamatan
secara berkelompok, siswa mendapatkan hasil pengamatan yang lebih baik dibanding ketika siswa melakukan kegiatan pengamatan secara individu pada
saat tes tertulis. Pada saat melakukan kegiatan pengamatan secara berkelompok, siswa dapat saling melengkapi hasil pengamatannya dan
berdiskusi bersama teman sekelompoknya untuk menentukan hasil pengamatan yang tepat. Dengan demikian, hasil pengamatan yang didapat lebih lengkap dan
tepat. Dalam pembelajaran kelompok, siswa sudah mampu berkerja sama dengan baik bersama teman sekelompoknya.
Hasil penilaian keterampilan mengamati berdasarkan hasil tes tertulis menyatakan pada saat pretest hampir sebagian siswa belum dinyatakan
tuntas. Salah satu penyebabnya adalah siswa mengalami kesulitan untuk menjawab soal karena siswa belum menerima pelajaran. Pada pertemuan
pertama, siswa mampu bekerja sama dengan baik bersama teman sekelompoknya, serta mendapat hasil pengamatan yang baik pula. Akan
tetapi, terdapat beberapa siswa yang belum tuntas atau belum mampu mendapatkan hasil pengamatan yang tepat. Hal ini disebabkan beberapa
siswa tersebut masih dalam tahap penyesuaian dengan kegiatan pembelajaran kelompok. Sedangkan pada pertemuan kedua, hasil pengamatan sangat baik,
71
keterampilan mengamati siswa sudah mengalami peningkatan dan siswa sudah mulai terbiasa dengan kegiatan pembelajaran.
Penerapan model Project Based Learning dengan metode eksperimen ini membuat siswa untuk dapat mengembangkan keterampilan mengamati.
Keterampilan mengamati merupakan keterampilan proses yang paling dasar, bagaimana mengamati objek dan fenomena alam dengan menggunakan panca
indera Dimyati Mudjiono, 2009: 141. Pada awal pembelajaran guru memberikan pertanyaan berupa penugasan kepada siswa untuk melakukan suatu
aktivitas Daryanto, 2014: 27. Siswa menggunakan panca indera mereka untuk melakukan aktivitas yang ditugaskan oleh guru, misalnya aktivitas siswa ketika
sedang bercermin, siswa mengamati adakah bayangan yang terbentuk pada cermin dan bagaimana sifat bayangan yang terbentuk. Siswa juga dapat mengamati
ruangan yang terang dan ruangan yang gelap, sehingga selanjutnya siswa akan memahami bagaimana proses pemantulan cahaya yang menyebabkan keadaan
gelap dan terang. Inilah mengapa keterampilan mengamati merupakan keterampilan proses yang paling dasar.
4.2.1.2 Keterampilan Mengklasifikasi