5 Guru memberikan lembar kegiatan pada setiap kelompok untuk me- nguasai materi yang telah dipelajari.
6 Guru membentuk kelompok baru berdasarkan kesetaraan tingkat prestasi dari setiap anggota kelompok awal untuk kegiatan game pada
meja turnamen. 7 Guru membimbing setiap kelompok dalam pelaksanaan game pada
meja turnamen. 8 Guru menyuruh setiap siswa untuk kembali ke kelompok awal dan
menghitung skor yang diperoleh. 9 Guru mengumumkan hasil perolehan skor dan memberikan peng-
hargaan pada kelompok yang menjadi pemenang. 10 Guru memberikan evaluasi pembelajaran.
11 Guru menutup pembelajaran.
2.2. KAJIAN EMPIRIS
Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilaku- kan terhadap model kooperatif tipe TGT dengan menggunakan media
audiovisual dalam kegiatan pembelajaran. Adapun penelitian tersebut adalah :
Mayasari, Malisa Dewi 2008, dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model TGT untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PKn Kelas IV SDN Ngrami I Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk”. Hasil penelitian tersebut
menunjukkan bahwa, pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menerapkan model TGT dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran PKn kelas IV SDN Ngrami I Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk dengan data sebagai berikut, dari rerata skor 67,92 dan
daya serap klasikal 16 pada pra tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan mengalami peningkatan dengan rerata skor 70 dan daya serap klasikal 54
pada siklus I, kemudian rerata skor 87,2 dan daya serap 88 pada siklus II. Suwarto, W.A, Hadiyah, dan Amir 2011, dalam penelitiannya yang
berjudul “Penggunaan Media Audio Visual untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn”. Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa, penggunaan
media audio-visual pada siswa kelas III SDN Dadapsari No. 129 Pasar Kliwon Surakarta tahun pelajaran 2010 2011, maka dapat ditarik ke-
simpulan sebagai berikut: melalui penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan pengenalan aturan-aturan yang berlaku di masyarakat pada
siswa kelas III SD Negeri Dadapsari No. 129 Pasar Kliwon Surakarta tahun pelajaran 2010 2011. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas terjadi
peningkatan yaitu pada tes awal sebesar 54,51; siklus pertama 72,42; dan pada siklus kedua naik menjadi 85,93. Untuk siswa tuntas belajar nilai ke-
tuntasan 60 pada tes awal 46,51, tes siklus pertama 86,95, dan pada tes siklus kedua siswa belajar tuntas mencapai 100.
Nugroho, Junaedi 2011, dalam penelitiannya yang berjudul “Pe- manfaatan media audio visual untuk meningkatkan pembelajaran IPA pada
siswa kelas V SDN Kemiriswu 2 Pasuruan”. Berdasarkan hasil penelitian
menyatakan bahwa, pembelajaran menggunakan media Audio Visual pada desain pembelajaran didapat pada siklus I rata-rata sebesar 83 dan pada
siklus II sebesar 94 dan pada penerapannya diperoleh hasil nilai tindakan guru mengajar pada siklus I rata-rata sebesar 79 dan pada siklus II
sebesar 92 . Pada aktivitas dan hasil belajar pelajaran IPA siswa kelas V SDN Kemirisewu 2 Kec. Pandaan Kab. Pasuruan. Hal itu ditunjukan rata-
rata aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 44 meningkat menjadi 89 pada siklus II. Sedangkan ketuntasan hasil belajar siswa sebelum
tindakan sebesar 33,33, pada siklus I sebesar 57,14 dan meningkat menjadi 85,71 pada siklus II. Ketuntasan hasil belajar telah mencapai
indikator keberhasilan yaitu sebesar 75. Dengan demikian penerapan media Audio Visual dapat meningkatkan aktivitas dan belajar siswa.
Berdasarkan penelitian di atas, bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan menggunakan media audivisual mampu meningkatkan
kegiatan belajar mengajar kualitas pembelajaran berupa keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Keberhasilan beberapa penelitian tersebut
meyakinkan peneliti untuk melakukan perbaikan kualitas pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran serupa. Hasil penelitian tersebut
dijadikan sebagai pendukung untuk memperbaiki kualitas pembelajaran PKn yang terjadi pada kelas III SDN Mangkangkulon 02 Semarang, dengan
melakukan Penelitian Tindakan Kelas melalui penerapan pembelajaran TGT dengan menggunakan media audivisual. Dengan demikian, keberhasilan
yang dilakukan peneliti dengan menerapkan pembelajaran TGT dengan
menggunakan media audivisual akan menguatkan beberapa hasil penelitian sebelumnya dan menegaskan bahwa, Penelitian Tindakan Kelas PTK
dengan model dan media tersebut mampu meningkatkan kualitas
pembelajaran.
2.3. KERANGKA BERPIKIR