Selanjutnya menurut Suprijono 2012:13 pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Perbedaan
esensiil istilah ini dengan pengajaran adalah pada tindak ajar. Pada peng- ajaran guru mengajar, peserta didik belajar, sementara pada pembelajaran
guru mengajar diattikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan ter- jadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah
guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mem- pelajarinya. Jadi subjek pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran
berpusat pada peserta didik. Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif, bukan mekanis
seperti halnya pengajaran. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa,
pembelajaran merupakan sarana interaktif antara guru dan siswa dimana guru sebagai fasilitator dan siswa sebagai subjek dalam pembelajaran. Pem-
belajaran akan berjalan dengan baik jika komponen pembelajaran saling mendukung atau membangun.
2.1.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Menurut Rifai’ dan Anni 2009:97 faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar digolongkan menjadi dua faktor, yakni faktor
internal dan eksternal peserta didik. Kondisi internal mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh; kondisi psikis, seperti kemampuan
intelektual, emosional; dan kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi
dengan lingkungan, Oleh karena itu kesempurnaan dan kualitas kondisi internal yang dimiliki oleh peserta didik akan berpengaruh terhadap
kesiapan, proses, dan hasil belajar. Peserta didik yang mengalami ke- lemahan di bidang fisik, misalnya dalam membedakan warna, akan
mengalami kesulitan di dalam belajar melukis, atau belajar yang meng- gunakan bahan-bahan berwarna. Peserta didik yang bermotivasi rendah,
misalnya, akan mengalami kesulitan di dalam persiapan belajar dan dalam proses belajar. Peserta didik yang sedang mengalami ketegangan emosional,
misalnya takut dengan pendidik, akan mengalami kesulitan di dalam mempersiapkan diri untuk memulai belajar baru karena selalu teringat oleh
perilaku pendidik yang ditakuti. Peserta didik yang mengalami hambatan bersosialisasi, misalnya, akan mengalami kesulitan di dalam beradaptasi
dengan lingkungan, yang pada akhirnya mengalami hambatan belajar. Faktor-faktor internal ini dapat terbentuk sebagai akibat dari pertumbuhan,
pengalaman belajar sebelumnya, dan perkembangan. Seperti kompleksnya kondisi internal, kondisi eksternal yang ada di
lingkungan peserta didik seperti variasi dan tingkat kesulitan materi belajar stimulus yang dipelajari direspon, tempat belajar, iklim, suasana
lingkungan, dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses, dan hasil belajar. Peserta didik yang akan mempelajari materi belajar
yang memiliki tingkat kesulitan tinggi, misalnya, sementara itu dia belum memiliki kemampuan internal yang dipersyaratkan untuk mempelajarinya,
maka dia akan mengalami kesulitan belajar. Oleh karena ituagar peserta
didik berhasil dalam mempelajari materi belajar baru, dia harus memiliki kemampuan internal yang dipersyaratkan. Anak yang belajar perkalian,
misalnya, harus telah memiliki kemampuan internal tentang penjumlahan dan pengurangan. Tempat belajar yang kurang memenuhi syarat, iklim atau
cuaca yang panas dan menyengat, dan suasana lingkungan bising akan mengganggu konsentrasi belajar.
Belajar yang berhasil mempersyaratkan pendidik memperhatikan kemampuan internal peserta didik dan situasi stimulus yang berada di luar
peserta didik. Dengan kata lain belajar tipe kemampuan baru harus dimulai dari kemampuan yang telah dipelajari sebelumnya prior learning dan
menyediakan situasi eksternal yang bervariasi. Dengan demikian, faktor yang mempengaruhi belajar dapat berasal
dari dalam seseorang internal dan dari luar eksternal. Faktor internal misalnya faktor fisik dan kesehatan. Sedangkan faktor dari luar misalnya
keadaan lingkungan dimana seseorang tinggal. Lingkungan yang ada di sekitar siswa baik itu di kelas, sekolah, atau di luar sekolah perlu dioptimal-
kan pengelolaannya agar interaksi belajar mengajar lebih efektif dan efisien. Artinya lingkungan fisik dapat difungsikan sebagai sumber belajar yang
direncanakan atau dimanfaatkan, sedangkan lingkungan nonfisik difungsi- kan untuk menciptakan suasana belajar yang nyaman dan kondusif.
2.1.4. Pembelajaran Tematik