24 pada guru, sehingga pelaksanaannya kurang memperhatikan keseluruhan situasi
belajar. Pembelajaran Konvensional merupakan pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru. Sunarto 2009 berpendapat bahwa pembelajaran
Konvensional memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1 Otoritas seorang guru lebih diutamakan dan berperan sebagai
contoh bagi peserta didiknya. 2 Perhatian kepada masing-masing minat peserta didik sangat kecil.
3 Pembelajaran di sekolah lebih banyak dilihat sebagai persiapan akan masa depan, bukan sebagai peningkatan kompetensi peserta
didik saat ini. 4 Penekanan yang mendasar yaitu pada bagaimana pengetahuan
dapat diserap oleh peserta didik dan penguasaan pengetahuan tersebut yang menjadi tolok ukur keberhasilan tujuan, sementara
pengembangan potensi peserta didik diabaikan.
Pembelajaran Konvensional merupakan pembelajaran yang sering digunakan oleh guru karena berbagai alasan. Pembelajaran Konvensional cocok
diterapkan apabila materi yang akan disampaikan banyak dengan jumlah siswa yang tidak sedikit. Kelemahan pembelajaran Konvensional yaitu siswa menjadi
cepat bosan ketika pembelajaran karena pembelajaran yang berpusat pada guru. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
Konvensional yaitu pembelajaran yang lebih banyak berpusat pada guru. Hal tersebut menyebabkan siswa lebih banyak mendengarkan. Komunikasi yang
terjadi merupakan komunikasi guru dengan siswa, belum mencakup antarsiswa. Dalam pembelajaran Konvensional, guru kurang memperhatikan keseluruhan
situasi belajar siswa.
2.1.8 Pembelajaran Kooperatif
Art dan Newman 1990 dalam Huda 2014a: 32 mendefinisikan pembelajaran Kooperatif sebagai kelompok kecil siswa yang bekerjasama dalam
25 satu tim untuk mengatasi masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau mencapai
suatu tujuan bersama. Solihatin dan Raharjo 2012: 4 menyatakan bahwa pembelajaran Kooperatif merupakan perilaku bersama dalam bekerjasama dalam
kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih. Keberhasilan kerja kelompok sangat dipengaruhi oleh keterlibatan anggota kelompok. Vygotsky 1978 dalam
Huda 2014a: 24 menyatakan bahwa: mental siswa pertama kali berkembang pada level interpersonal. Pada
level tersebut
mereka belajar
menginternalisasi dan
men- transformasikan interaksi personal dengan orang lain, lalu pada level
intrapersonal mereka mulai memeroleh pemahaman dan keterampilan dari hasil interaksi tersebut.
Landasan tersebut menjadi alasan mengapa siswa perlu berinteraksi dengan orang dewasa atau temannya yang lebih mampu. Apabila siswa melakukan
interaksi, maka kemungkinan siswa akan bisa menyelesaikan tugas yang tidak bisa mereka kerjakan sendiri. Dengan interaksi tersebut, siswa akan bisa
memahami masalah dengan lebih baik daripada sebelumnya dan akan berpengaruh terhadap performa gaya belajar mereka. Selain itu, siswa akan
memeroleh pengalaman sosial karena adanya interaksi tersebut. Pembelajaran Kooperatif memiliki kelebihan dan kelemahan. Menurut
Slavin 2005: 4, kelebihan pembelajaran Kooperatif yaitu: Mengembangkan hubungan antarsiswa, mengembangkan hubungan
antarkelompok, meningkatkan pencapaian prestasi, penerimaan terhadap teman yang lemah dalam bidang akademik, serta
meningkatkan rasa harga diri. Selain itu, dengan pembelajaran Kooperatif siswa akan belajar untuk berpikir, menyelesaikan masalah,
dan mengintegrasikan kemampuan dan pengetahuan mereka. Kelemahan pembelajaran Kooperatif yaitu jika pembelajaran tidak
dirancang dengan baik, maka akan ada difusi tanggung jawab yang menghalangi pencapaian prestasi dari pembelajaran Kooperatif.
26 Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
Kooperatif merupakan perilaku siswa dalam kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang mengedepankan adanya keterlibatan semua anggota untuk
mengatasi masalah serta mengerjakan tugas, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran Kooperatif memiliki beberapa tipe dengan langkah-
langkah yang berbeda. Pada penelitian ini, model pembelajaran Kooperatif yang akan digunakan yaitu model pembelajaran Talking Stick untuk pembelajaran
Uang dan Kegunaannya.
2.1.9 Model Pembelajaran Talking Stick