Hasil Belajar Landasan Teori

17 usia 7 –11 tahun; dan 4 Tahap operasional formal usia 11–15 tahun. Siswa kelas III SD termasuk dalam tahap operasional konkret. Oleh karena itu, guru harus menggunakan bantuan benda atau peristiwa yang konkret dalam pembelajaran untuk memperjelas materi. Kurnia, dkk 2007: 1.20 menyebutkan bahwa usia 6-12 tahun merupakan masa anak akhir. Psikolog perkembangan anak memberi sebutan anak pada masa ini sebagai usia berkelompok, usia penyesuaian diri, usia kreatif, dan usia bermain. Kurniawan 2011 menyatakan bahwa karakteristik siswa SD yaitu senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang melakukan sesuatu secara langsung. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa SD yaitu masih dalam tahap berpikir konkret, senang bermain, bergerak, dan bekerja dalam kelompok. Berdasarkan karakteristik tersebut, guru perlu menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Salah satu model pembelajaran yang bisa diterapkan yaitu model Talking Stick. Pada model ini, siswa belajar untuk bekerja sendiri dan bekerjasama dengan siswa lain, sehingga partisipasi siswa dalam pembelajaran bisa optimal. Selain itu, model ini juga sesuai dengan karakteristik siswa yaitu senang bermain.

2.1.3 Hasil Belajar

Menurut Hamalik 2013: 30, hasil belajar adalah perubahan tingkah laku, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut Rifa‟i dan Anni 2009: 85, hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan belajar. Perubahan perilaku 18 bergantung pada apa yang telah dipelajari oleh siswa. Winkel 2007 dalam Susanto 2013: 8 menyatakan bahwa hasil belajar siswa erat hubungannya dengan tujuan instruksional yang telah dirancang guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar. Berdasarkan pendapat tentang hasil belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar berupa perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku terjadi karena adanya aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa. Apabila tidak ada aktivitas belajar pada siswa, maka hasil belajar yang didapat tidak optimal. Hasil belajar yang didapat siswa sesuai dengan tujuan instruksional yang telah dirancang oleh guru. Bloom 1956 dalam Sudjana 2013: 22-3 menyatakan, Hasil belajar siswa mencakup tiga ranah belajar yaitu: 1 Ranah kognitif yang berkaitan dengan hasil belajar intelektual, yang terdiri dari enam aspek. Enam aspek tersebut yaitu: pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi; 2 Ranah afektif yang berkaitan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi; dan 3 Ranah psikomotorik yang berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, serta gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Pada penelitian ini, hasil belajar yang dinilai yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan intelektual siswa. Ranah afektif berkaitan dengan kemampuan mengutarakan sikap dan perasaan. Kemampuan psikomotor berkaitan dengan kemampuan gerak tubuh. Hasil belajar ranah kognitif diperoleh dari tes hasil belajar. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa dalam penelitian ini berupa soal tes tertulis yang diujikan di akhir pembelajaran. Penilaian ranah afektif diperoleh dari angket 19 yang diisi oleh siswa. Penilaian ranah psikomotorik diperoleh dari keterampilan atau kemampuan siswa yang diamati oleh guru.

2.1.4 Ilmu Pengetahuan Sosial IPS