Jumlah Sampel Teknik Pengambilan Sampel

55

3.6.2 Sampel

3.6.2.1 Jumlah Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Sugiyono, 2009:118. Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus: Keterangan: n = besar sampel N = populasi, jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 123 sumur gali - = derajat kepercayaan 95 1,96 d = nilai presisi. Selisih rerata minimal yang dianggap bermakna 5 0,05 P = perkiraan proporsi paparan pada populasi Dalam hal ini digunakan P=24 = 0,24. Berdasarkan hasil pemantauan jentik rata-rata ABJ sebesar 76. Berarti rumah positif jentik sebesar 24. Issac dan Michael n = 85, 25 0,305 +0,693 sumur gali d 2 N-1 + M P1-P 56

3.6.2.2 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan sampel secara acak sederhana Simple Random Sampling yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu Sugiyono, 2009:82. Adapun subjek penelitian ini, yaitu ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek penelitian ini adalah sumur gali yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang diambil dari 123 sumur gali di RW 01 Kelurahan Bendan Ngisor. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut: a. Kriteria Inklusi Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel Soekidjo Notoatmodjo, 2010:130. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah: 1 Rumah yang terletak di RW 01 Kelurahan Bendan Ngisor Kecamatan Gajahmungkur 2 Rumah yang terdapat sumur gali 3 Bersedia menjadi responden b. Kriteria Eksklusi Kriteria eksklusi merupakan ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai sampel Soekidjo Notoatmodjo, 2010:130. Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah : 1 Rumah penduduk yang tidak mengizinkan sumur galinya di periksa. 57

3.7 SUMBER DATA

Dokumen yang terkait

Hubungan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Dan Pelaksanaan 3m Plus Dengan Kejadian Penyakit Dbd Di Lingkungan XVIII KELURAHAN BINJAI KOTA MEDAN TAHUN 2012

4 98 88

Pengukuran Kepadatan Nyamuk Aedes aegypti Berdasarkan Indeks Ovitrap Di Pelabuhan Biang Lancang Lhokseumawe Tahun 2004

2 40 69

Efektifitas Beberapa Jenis Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes aegypti (L.)

1 77 96

Hubungan Tempat Perindukan Nyamuk dan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru Kota Tangerang Selatan Tahun 2015

3 26 120

HUBUNGAN ANTARA PRAKTIK PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES AEGYPTI DI RW 7 KELURAHAN SUKOREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

0 6 125

PERBEDAAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti BERDASARKAN KARAKTERISTIK KONTAINER DI DAERAH ENDEMIS DEMAM BERDARAH DENGUE (STUDI KASUS DI KELURAHAN BANGETAYU WETAN KOTA SEMARANG TAHUN 2013)

0 8 128

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KONTAINER DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI WILAYAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS DEMAM BERDARAH DENGUE DI PUSKESMAS MIJEN TAHUN 2015.

0 5 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku PSN Dengan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Di Desa Ngesrep Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.

0 0 16

Hubungan Praktik Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti di Kelurahan Jrakah Kecamatan Tugu Kota Semarang Tahun 2007 - UDiNus Repository

0 0 4

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES AEGYPTI DI KELURAHAN TOBUUHA KECAMATAN PUUWATU KOTA KENDARI TAHUN 2016

0 0 8