21
Gambar 2.2: Siklus Hidup Nyamuk Aedes aegypti Sumber : Sang Gede Purnama, 2010
2.1.2.4.1 Stadium Telur
Telur nyamuk Aedes aeypti biasanya dijumpai air jernih dan terlindung dari cahaya. Telur itu berbentuk oval berwarna abu-abu atau hitam dengan ukuran
± 0,08 mm yang diletakkan satu persatu seperti sarang lebah. Telur biasanya berada di bawah permukaan air dalam jarak 2,5 cm dari dindng perindukan Frida
N, 2008:11. Telur dapat bertahan sampai berbulan-bulan pada suhu -2 C sampai
42 C. Namun bila kelembaban terlalu rendah, maka telur akan menetas dalam
waktu 4 hari. Dalam keadaan optimal, perkembangan telur sampai menjadi nyamuk dewasa berlangsung selama sekurang-kurangnya 9 hari Saleha Sungkar,
2008:265 . Jika berada di tempat yang kering telur dapat terus bertahan hingga 6
bulan. Embrio dalam telur tersebut berada dalam keadaan tidur dan tidak akan
22
menetas menjadi jentik-jentik. Jika telur tersebut terendam air, akan menetas menjadi jentik Frida N, 2008:12
Gambar 2.3: Telur nyamuk Aedes aegypti Sumber :
Cutwa dan O‟Meara, 2006
2.1.2.4.2 Stadium Larva Jentik
Larva yang berada didalam air dapat berusia antara 4-10 hari bergantung pada temperatur dan persediaan jasad renik sebagai makanannya. Perkembangan
larva terdiri atas empat tahapan yang disebut instar Frida N, 2008: 12 yaitu : 1
Larva instar I, tubuhnya sangat kecil, warna transparan panjang 1-2 mm, duri-duri spinae pada dada thorax belum begitu jelas dan corong
pernafasan siphon belum menghitam. Masa pertumbuhan pada tahapan ini adalah ± 1 hari.
2 Larva instar II bertambah besar, ukuran 2,5-3,9 mm, duri dada belum jelas
dan corong pernafasan sudah berwarna hitam dengan masa pertumbuhan pada tahapan ini adalah ± 1-2 hari.
3 Larva instar III lebih besar sedikit dari larva instar II. Masa pertumbuhan
pada tahapan ini adalah ± 2 hari.
2.0 mm
23
4 Larva instar IV telah lengkap struktur anatominya dan jelas, tubuh dapat
dibagi menjadi bagian kepala chepal, dada thorax, dan perut abdomen. Masa pertumbuhan pada tahapan ini adalah ± 2-3 hari.
Gambar 2.4: Jentik nyamuk Aedes aegypti Sumber: Rueda, 2004
Adapun perbedaan bentuk pertumbuhan pada stadium jentik larva nyamuk yang menjadi vektor seperti tertera pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.1: Perbedaan Jentik Aedes dengan Jentik Anopheles, Mansonia dan Culex
Aedes Anopheles
Mansonia Culex
- Diletakkan
pada dinding tempat air atau
pada benda-
benda yang
terapung di
permukaan air, satu persatu
- Dipermukaan
air, berpelampung,
satu-satu atau saling
berlekatan pada ujungnya
- Dibalik daun
yang terapung di permukaan
air, berbentuk Rozet seperti
mawar, mengelompok
- Dipermukaa
n air bergerombol
berbentuk seperti rakit
- Berenang
bebas di air -
Berenang bebas di air
- Melekat pada
akar tumbuhan di dalam air
- Berenang
bebas di air -
Ada corong -
Tanpa corong - Corong udara -
Ada corong
2.0 mm
abdomen toraks
kepala
siphon
24
udara dengan pecten
dan sekelompok
bulu-bulu udara,
mempunyai bulu-bulu
berbentuk kipas pendek, tajam
dengan ujung runcing dan
ditusukkan pada akar
tumbuhan air tanpa pectin
udara dengan pecten acus
dan beberapa kelompok
bulu-bulu
- Pada
waktu istirahat
membentuk sudut dengan
permukaan air -
Pada waktu istirahat sejajar
permukaan air -
Pada waktu istirahat tetap
melekat pada akar tumbuhan
air -
Pada waktu iatirahat
membentuk sudut dengan
permukaan air
- Banyak
dijumpai pada genangan
air dengan tempat
tertentu drum, bak,
tempayan, kaleng bekas,
pelepah pohon, dll
- Banyak
dijumpai pada genangan air
yang tidak terlalu kotor
rawa, sawah, ladang, dll.
- Banyak
dijumpai pada genangan air
dengan tumbuhan
tertentu pistia, eceng, dll.
- Banyak
dijumpai pada
genangan air kotor
comberan, got, parit,
dll.
Sumber : Ditjen PP PL, 2007
Gambar 2.5: Perbedaan Jentik Aedes, Anopheles dan Culex Sumber : Rueda, 2004
Gigi pecten pada siphon dengan satu cabang
tanpa siphon Gigi pecten pada siphon
dengan kelomok berbulu-bulu
2.0 mm
25
Gambar 2.6: Perbedaan Aedes, Anopheles dan Culex Sumber : Depkes RI, 2006
Tabel 2.2: Perbedaan Jentik Aedes aegypti dan Aedes albopictus
Aedes aegypti Aedes albopictus
- Pada abdomen ke-8 terdapat satu
baris sisik sikat comb scale yang pada sisi lateralnya terdapat
duri-duri -
Sisi sikat comb scale tidak berduri lateral
- Terdapat gigi pecten pectin
teeth pad siphon dengan satu cabang
- Gigi pecten pectin teeth dengan
dua cabang -
Sikat ventral memiliki 5 pasang rambut
- Sikat ventral memiliki 4 pasang
rambut -
Hidup domestik pada kontainer di dalam dan sekitar rumah
- Hidup dan berkembang di kebun
dan semak-semak Sumber : Ditjen PPPL, 2007
2.1.2.4.3 Stadium Pupa
Pada tahap pupa ini, pupa berbentuk seperti “koma” lebih besar namun
lebih ramping dibanding jentiknya. Ukurannya lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata pupa nyamuk lain.Gerakannya lamban dan sering berada di
permukaan air. Masa stadium pupa Aedes aegypti normalnya berlangsung antara
26
2 hari. Setelah itu pupa tumbuh menjadi nyamuk dewasa jantan atau betina Depkes RI, 2010.
Gambar 2.7 Pupa Aedes aegypti Sumber: Rueda, 2004
2.1.2.4.4 Stadium Nyamuk Dewasa
Aedes aegypti dewasa berukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan rata-rata nyamuk lain dan berwarna hitam dengan bintik-bintik putih pada bagian
badan dan kaki. Stadium pupa kemudian biasanya nyamuk jantan munculkeluar lebih dahulu, walaupun pada akhirnya perbandingan jantan
–betina sex ratio yang keluar dari kelompok telur yang sama, yaitu 1 : 1. Setelah menetas nyamuk
melakukan perkawinan yang biasanya terjadi pada waktu senja. Perkawinan hanya terjadi cukup satu kali, sebelum nyamuk betina pergi untuk menghisap darah
Depkes RI, 2010.
chepal
27
Gambar 2.8: Nyamuk Dewasa Aedes aegypti Sumber : Erik Tapan, 2004
2.1.2.4 Penyebaran Nyamuk
Aedes aegypti tersebar luas di wilayah tropis dan subtropis Asia Tenggara, terutama di wilayah perkotaan. Penyebarannya ke daerah pedesaan dikaitkan
dengan pembangunan sistem persediaan air bersih dan perbaikan sarana transportasi. Aedes aegypti merupakan vektor perkotaan dan populasinya secara
khas berfluktuasi bersama air hujan dan kebiasaan penyimpanan air. Penyebaran nyamuk terbagi menjadi dua cara Ditjen PPPL, 2007 :
a. Penyebaran aktif, jika nyamuk menyebar ke berbagai tempat menurut
kebiasaan terbangnya b.
Penyebaran pasif, jika nyamuk terbawa oleh angin atau kendaraan , sehingga bukan oleh kekuatan terbangnya sendiri.
Kemampuan terbang nyamuk betina rata-rata 40 meter, maksimal 100 meter, namun secara pasif misalnya karena angin atau terbawa kendaraan dapat
berpindah lebih jauh Saleha Sungkar, 2008:266. Nyamuk jantan cenderung berkumpul di dekat tempat-tempat berkembangbiaknya. Keberadaan nyamuk
2.0 mm