Persyaratan Kesehatan Sumur Gali Karakteristik Sumur Gali

39 sumur dalam ini antara 5-15 meter dari permukaan tanah dengan kelemahan utama yaitu mudah terkontaminasi oleh air lmbah yang berasal dari kegiatan manusia maupun hewan. b. Sumur Dalam Air sumur dalam berasal dari lapisan air kedua didalam tanah dengan kedalaman diatas 15 meter dari permukaan tanah. Ditinjau dari segi kualitas pada umumnya lebih baik dari sumur dangkal, sedangkan kuantitasnya mencukup tergantung pada keadaan tanah dan sedikit dipengaruhi oleh perubahan musim.

2.1.3.3 Persyaratan Kesehatan Sumur Gali

Sumur gali sebagai sumber air bersih harus ditunjang dengan syarat kontruksi, syarat lokasi untuk dibangunnya sebuah sumur gali, hal ini diperlukan agar kualitas air sumur gali aman. Berikut ini adalah beberapa persyaratan sumur gali sebagai sarana air bersih Lud Waluyo, 2009:138. 1 Lokasi Lokasi penempatan biasanya berhubungan dengan jarak sumur gali dengan sumber pencemar. Agar sumur gali terhindar dari pencemaran maka harus diperhatikan adalah jarak sumur dengan jamban, air kotor, lubang galian untuk air limbah, kandang ternak, tempat pembuangan sampah dan sumber- sumber pengotor lainnya. Jarak sumur minimal 11 meter dari sumber pencemar. Semakin dekat jarak sumur gali terhadap sumber pencemar, semakin besar kemungkinan terjadinya pencemaran. 40 2 Lantai Lantai sumur harus kedap air minimal 1 meter dari sumur, tidak retakbocor, mudah dibersihkan, tidak tergenang air kemiringan 1-5 dan ditinggikan 20 cm diatas permukaan tanah, bentuknya bulat atau segi empat . 3 Bibir sumur Tinggi bibir sumur 80 cm dari lantai yang dibuat dari bahan kuat dan rapat air. Tinggi bibir sumur ini di gunakan untuk melindungi sumur dari pencemaran sekitar sumur dan menjaga keamanan saat pengambilan. 4 Dinding sumur Dinding sumur memiliki kedalaman minimal 3 meter dari lantai, terbuat dari bahan kedap air dan kuat agar tidak mudah retaklongsor semen. Kedalaman 3 meter diambil karena bakteri tidak dapat hidup dengan karakteristik hhidup pada jarak tersebut. 5 Tutup sumur Jika pengambilan air sumur gali dengan tangan pompa listrik sumur harus di tutup rapat, namun jika pengambilan air dengan ember, harus ada ember khusus dengan talinya untuk mencegah pencemaran ember dan timba harus selalu berada di bagian atas atau digantung tidak boleh diletakkan di lantai.

2.1.3.4 Karakteristik Sumur Gali

Adapun karakteristik sumur gali yang dapat mempengaruhi keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti antara lain : 41 1 Letak sumur gali Letak sumur gali merupakan keadaan dimana sumur gali diletakkan baik didalam maupun di luar rumah. Hal ini memiliki peranan penting terhadap perindukan nyamuk Aedes aegypti. Berdasarkan penelitian di Desa Saung Naga tahun 2005 mengenai letak kontainer didapatkan bahwa kontainer yang terletak di dalam rumah berpeluang lebih besar untuk terdapat Aedes aegypti sebesar 75 Milana Salim, 2005. Nyamuk Aedes aegypti lebih suka ditemukan di dalam gedung atau rumah dan nyamuk Aedes albopictus lebih senang beristirahat di luar gedung atau rumah. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi rumah yang gelap karena kurangnya cahaya di dalam rumah sehingga udara di dalam rumah cenderung lembab Budiyanto, 2011. 2 Keberadaan Penutup Kegiatan PSN dengan penelolaan hidup yaitu 3M salah satunya dilakukan adalah dengan menutup kontainer rapat-rapat agar nyamuk tidak dapat masuk untuk meletakkan telurnya Depkes RI, 2005. Nyamuk Aedes aegypti akan mudah untuk meletakkan telurnya pada kontainer yang terbuka. Ada kecenderungan yang signifikan 84 kontainer yang terbuka menyebabkan nyamuk bebas masuk ke dalam kontainer untuk berkembangbiak sedangkan kontainer yang tertutup 7 terdapat jentik Hasyimi dkk, 2009. Hal ini sejalan dengan penelitian G Palupi Said pada tahun 2011 yang melakukan survei keberadaan jentik nyamuk Aedes spp pada sumur gali menemukan bahwa sumur gali sebagai tempat perindukan nyamuk adalah sumur yang terbuka tanpa penutup permukaan Bahkan salah satu cara pencegahan 42 vektor Aedes aegypti di rumah tangga menurut Medronho 2009 adalah penggunaan penutup pada kontainer sebagai tempat penyimpanan air untuk mencegah kontainer menjadi tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti. 3 Kedalaman sumur gali Sumur gali merupakan sumber air bersih yang berasal dari lapisan kedua di dalam tanah, dalamnya dari permukaan tanah biasanya 5-15 meter kadang lebih dengan tinggi bibir sumur minimal 80 cm dari lantai serta dinding sumur minimal sedalam 3 m dari lantai dengan pengambilan air melalui tangan, pompa listrik atau ember Lud Waluyo, 2009:138. Hasil penelitian di Yogyakarta oleh Gionar pada tahun 2001 menunjukan bahwa kedalaman sumur akan menjadi kendala bagi nyamuk Aedes aegypti untuk meletakkan telurnya. Aktivitas Aedes aegypti betina tidak akan terganggu apabila ingin meletakkan telurnya didalam sumur, apalagi kualitas air sumur umumnya sangat cocok untuk perkembangan larva dan pupa nyamuk. 4 Tinggi air permukaan sumur gali Berdasarkan hasil penelitian oleh Gionar 2001 menunjukan bahwa adanya peningkatan volume air sumur pada musim penghujan akan memperpendek jarak antara permukaan sumur dan permukaan air di dalam sumur sehingga lebih mempermudah bagi nyamuk betina untuk meletakkan telurnya di dalam sumur. Kewaspadaan terhadap sumur sebagai tempat perindukan nyamuk harus lebih di tingkatkan pada musim penghujan karena terbukti sumur yang mengandung Aedes aegypti pradewasa lebih meningkat dibandingkan pada musim kemarau. 43 5 Bahan dinding sumur gali Dasar tempat air juga merupakan pilihan bagi nyamuk betina dewasa dalam meletakkan telur-telurnya. Aedes aegypti lebih menyukai genangan air dengan dasar tempat air yang bukan tanah Depkes RI,2007. Hasil penelitian Sungkar 1994 dalam Milana Salim 2005 tentang Pengaruh Jenis TPA terhadap Perkembangn Larva Aedes menunjukan bahwa larva yang terdapat pada kontainer dari keramik paling sedikit dibandingkan dengan kontainer yang terbuat dari semen atau drum. Pada kontainer yang berbahan dasar semen yang kasar, nyamuk betina lebih mudah mengatur posisi tubuh pada waktu meletakkan telur Badrah 2011 . 6 Derajat keasaman pH Derajat keasaman pH air perindukan merupakan faktor yang sangat menentukan kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva Aedes aegypti dimana larva akan mati pada pH ≤3 dan ≥12 Sayono, 2011. Berdasarkan hasil penelitian Gionar 2001 juga menyimpulkan bahwa sumur untuk tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti pada derajat keasaman pH pada kisaran netral yaitu merupakan kondisi pH yang nyaman bagi jentik Aedes aegypti untuk dapat hidup dalam air sumur yaitu 6,9-8,0. Hidayat C dkk 1997 dalam penelitiannya tentang pengaruh pH air perindukan terhadap perkembangbiakan Aedes aegypti menyebutkan bahwa pada pH air perindukan 7, lebih banyak didapati nyamuk dari pada pH asam atau basa. 44 7 Penggunaan sumur gali Nyamuk Aedes aegypti lebih menyukai tempat perindukan yang berwarna gelap terlindung dari sinar matahari, permukaan terbuka lebar yang berisi air bersih dan tenang Badrah, 2011. Sumur gali sebagai sumber air bersih yang digunakan akan berbeda dengan air sumur yang tidak digunakan. Nyamuk Aedes aegypti lebih menyukai tempat perindukan pada genangan air yang tidak mengalir seperti sumur. Pada air sumur yang masih digunakan, telur-telur nyamuk akan dapat musnah karena gerakan-gerakan air yang menenggelamkan atau melemparkannya ke permukaan tanah yang kering sehingga telur-telur itu akan kering oleh panas matahari Depkes RI, 2007. 8 Kejernihan air sumur gali Berdasarkan bionomiknya, nyamuk Aedes aegypti memang suka meletakkan telurnya pada air yang jernih dan tidak suka meletakkan telurnya pada air yang kotor keruh serta bersentuhan langsung dengan tanah Depkes RI, 2007. Menurut penelitian Syahribuan, dkk pada tahun 2010 menyatakan bahwa Aedes aegypti dapat hidup dan berkembangbiak pada kondisi air sumur yang bersih atau kotor Tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti sangat dekat dengan manusia yang menggunakan air bersih sebagai kebutuhan sehari-hari Badrah, 2011. 9 Pencahayaan Nyamuk Aedes aegypti menyukai genangan-genangan air yang terlindungi oleh karena itu berkembang biak di tempat-tempat penampungan air di dalam rumah karena kondisi rumah yang gelap disebabkan kurangnya cahaya di dalam rumah Depkes RI, 2007. Menurut teori WHO yang di kutip oleh Tur Endah dan 45 Widya Harry 2010, bahwa intensitas cahaya merupakan faktor utama yang mempengaruhi bionomik nyamuk Aedes aegypti yang merupakan penular demam berdarah yaitu intensitas cahaya yang rendah ≤ 50 lux merupakan kondisi yang baik bagi nyamuk. 10 Keberadaan tanaman Jentik nyamuk Aedes aegypti memiliki karakteristik yang berbeda dengan jentik nyamuk yang lainnya, yaitu dapat tinggal lama di bawah permukaan air. Adanya tumbuhan sangat mempengaruhi kehidupan nyamuk antara lain sebagai tempat meletakkan telur, tempat berlindung, tempat mencari makan dan tempat berlindung bagi jentik. Nyamuk Aedes aegypti meletakkan telurnya pada tumbuh.- tumbuhan yang terapung atau menjulang di permukaan air Depkes RI, 2007. 46

2.2 KERANGKA TEORI

Lingkungan Fisik - Tempat Penampungan Air TPA - Ketinggian tempat - Suhu Udara - Kelembaban Udara - Curah hujan - Kecepatan Angin Gambar : 2.9 kerangka Teori Sumber : G Palupi Said 2012, Budiyanto 2012, Yoyo R Gionar 2001, Ririh Yudhastuti 2005,Soekidjo Notoatmodjo 2003, Depkes RI 2007 Lingkungan Biologi - Tanaman hias - Tanaman pekarangan - Ikan pemakan jentik Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti Karakteristik sumur gali 1. Letak sumur gali 2. Keberadaan penutup permukaan sumur gali 3. Kedalaman sumur gali 4. Tinggi air permukaan sumur gali 5. Bahan dinding sumur gali 6. Tingkat keasaman pH sumur gali 7. Penggunaan sumur gali 8. Kejernihan air sumur gali 9. Pencahayaan sumur gali 10. Keberadaan tanaman Lingkungan Kimia - Lavarsidasi - Pengasapan fogging

Dokumen yang terkait

Hubungan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Dan Pelaksanaan 3m Plus Dengan Kejadian Penyakit Dbd Di Lingkungan XVIII KELURAHAN BINJAI KOTA MEDAN TAHUN 2012

4 98 88

Pengukuran Kepadatan Nyamuk Aedes aegypti Berdasarkan Indeks Ovitrap Di Pelabuhan Biang Lancang Lhokseumawe Tahun 2004

2 40 69

Efektifitas Beberapa Jenis Insektisida Terhadap Nyamuk Aedes aegypti (L.)

1 77 96

Hubungan Tempat Perindukan Nyamuk dan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Benda Baru Kota Tangerang Selatan Tahun 2015

3 26 120

HUBUNGAN ANTARA PRAKTIK PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES AEGYPTI DI RW 7 KELURAHAN SUKOREJO KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

0 6 125

PERBEDAAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti BERDASARKAN KARAKTERISTIK KONTAINER DI DAERAH ENDEMIS DEMAM BERDARAH DENGUE (STUDI KASUS DI KELURAHAN BANGETAYU WETAN KOTA SEMARANG TAHUN 2013)

0 8 128

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KONTAINER DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI WILAYAH ENDEMIS DAN NON ENDEMIS DEMAM BERDARAH DENGUE DI PUSKESMAS MIJEN TAHUN 2015.

0 5 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU PSN DENGAN KEBERADAAN JENTIK Aedes aegypti DI DESA NGESREP Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Perilaku PSN Dengan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti Di Desa Ngesrep Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali.

0 0 16

Hubungan Praktik Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti di Kelurahan Jrakah Kecamatan Tugu Kota Semarang Tahun 2007 - UDiNus Repository

0 0 4

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN JENTIK NYAMUK AEDES AEGYPTI DI KELURAHAN TOBUUHA KECAMATAN PUUWATU KOTA KENDARI TAHUN 2016

0 0 8