2.8 Hasil Penelitian terdahulu
Penelitian dalam bidang geografi telah banyak dilakukan sebelumnya dengan tema penelitian yang diambil berkenaan dengan ternak
sapi dalam bentuk skripsi, tesis, jurnal, artikel, dan lain – lain, oleh sebab
itu untuk menunjukan keaslian penelitian ini ada penelitian skripsi terdahulu yang terkait.
Herliana 2007: 5 bertujuan untuk memberikan informasi tentang dampak positif baik fisik maupun sosial usaha peternakan sapi perah
rakyat di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman yang dapat di lihat di halaman 7. Variabel dalam penelitian ini adalah Peternak sapi perah
rakyat di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman dilihat dalam halaman 18. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan teknik
analisis deskriptif dapat di lihat di halaman 21. Dari penelitian tersebut mendapatkan hasil yaitu terdapat perbedaan produktivitas susu yang
dihasilkan dari usaha ternak sapi perah pada ketinggian ≤ 750 m dpal dan 750 m dpal, penjualan susu usaha dan pendapatan usaha ternak sapi
perah memberikan sumbangan relatif besar terhadap pengembangan daerah pedesaan baik aspek fisik, sosial, ekonomi, kelembagaan.
Shodiq 2009: 87 bertujuan untuk memberikan informasi tentang persebaran dan karakteristik sosial ekonomi peternak sapi perah usaha
kecil di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali yang dapat di lihat pada halaman 8. Variabel dalam penelitian ini adalah Persebaran dan
Karakteristik Karakteristik Demografi dan Sosial Ekonomi Peternak sapi
Perah Usaha Kecil di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali yang dapat di lihat pada halaman 19. Analisis data yang digunakan adalah
menggunakan teknik analisis deskriptif spasial yang dapat di lihat pada halaman 35. Dari penelitian tersebut mendapatkan hasil yaitu dengan
menggunakan software arc view 3.3 maka dapat diketahui persebaran peternak sapi perah usaha kecil tersebar di 11 desa dengan jumlah peternak
yang berbeda-beda, Peternak dengan jumlah sapi perah peternak sapi perah
usaha kecil 96,67 didominasi oleh laki-laki. Karakteristik sosial ekonomi peternak sapi perah usaha kecil dengan tingkat pendapatannya
tertinggi Rp 1.001.000 – Rp 2.000.000 56,67 , tingkat pendapatan ≥ Rp
3.001.000 16,67, pendapatan 2.001.000 – 3.000.000 13,33,
pendapatan ≤ 1.000.000 13,33. Pola persebaran peternak diKecamatan
Cepogo adalah bergerombol cluster pattern. Kamiludin 2009: 6 bertujuan untuk mengetahui struktur
penerimaan, biaya dan besarnya pendapatan yang diperoleh dari peternakan sapi perah di Cibungbulang Kabupaten Bogor. Variabel dalam
penelitian ini adalah besarnya pendapatan, biaya tetap yang dikeluarkan peternak dan usaha peternakan sapi perah di kawasan peternakan sapi
perah Kabupaten Bogor dapat di lihat pada halaman 7. Analisis data yang digunakan adalah menggunakan teknik analisis deskriptif, analisis
penerimaan dan biaya, dan analisis pendapatan yang dapat di lihat pada halaman 16. Hasil dari penelitian ini adalah Sapi laktasi merupakan jumlah
ternak sapi terbanyak dari 45 peternak di Desa Situ Udik Kecamatan
Cibungbulang. Total biaya variabel dan biaya tetap yang dikeluarkan oleh 45 petemak di kawasan peternakan sapi perah Kabupaten Bogor masing-
masing yaitu Rp 2.018.797.386 dan Rp 2.324.917.833. Total penerimaan tunai sebesar Rp 5.545.192.480 dan total penerimaan tidak tunai sebesar
Rp 458.222.570, sehingga total pendapatan usaha temak adalah sebesar Rp 1.659.699.831. Penjelasan secara rinci disajikan pada tabel 1 pada halaman
31-33.
Tabel 1. Beberapa penelitian terdahulu. No
Penulis Judul Penelitian
Variabel Teknik analisis data
Hasil Penelitian
1 Renny
Herliana skripsi 2007
Peternakan Sapi Perah Rakyat di Kecamatan
Cangkringan Kabupaten Sleman
perbedaan produktivitas
susu dari lokasi yang
berbeda, faktor
yang berpengaruh
terhadap besarnya
pendapatan peternak,
Pola penerapan
pemeliharaan usaha
sapi perah,
Peran usaha
ternak sapi perah.
Metode deskriptif,
analisis pendapatan,
Sumbangan pendapatan rumah tangga peternak
metode deskriptif
dengan bantuan tabel .
Terdapat perbedaan produktivitas susu yang dihasilkan dari usaha ternak sapi perah pada
ketinggian ≤ 750 m dpal dan 750 m dpal D. Terdapat
perbedaan pola
penerapan pemeliharaan usaha sapi perah antara peternak
di Desa Argomulyo dan Desa Glagaharjo.Rata- rata
kepemilikan sapi
perah di
Desa Argomulyo dan Desa Glagaharjo adalah 3
ekor. Lama usaha merupakan faktor yang paling
berpengaruh nyata
terhadap peningkatan pendapatan usaha sapi perah di
Desa Argomulyo
dan Desa
Glgaharjo. Penjualan susu merupakan faktor yang paling
berpengaruh nyata
terhadap peningkatan
pendapatan usaha sapi perah di Desa Argomulyo. Jumlah ternak merupakan faktor
yang paling berpengaruh nyata terhadap peningkatan pendapatan usaha sapi perah di
Desa Glagaharjo. Pendapatan usaha peternakan sapi perah memberikan sumbangan yang relatif
lebih besar daripada pendapatan rumah tangga peternak selama setahun di Desa Argomulyo
dan Desa Glagaharjo. Usaha peternakan sapi perah di daerah penelitian secara langsung
maupun tidak langsung telah membawa
dampak positif
terhadap pengembangan
wilayah pedesaan. Peranan usaha sapi perah dapat dilihat pada aspek fisik, aspek sosial,
aspek ekonomi dan aspek kelembagaan peternak.
2 Muhammad
Shodiq. skripsi 2009
Persebaran dan
Karakteristik Demografi
Sosial Ekonomi Peternak sapi
Perah Usaha Kecil di Kecamatan
Cepogo Kabupaten Boyolali
Persebaran sapi perah
usaha kecil,
Karakteristik demografi sosial
ekonomi peternak
sapi perah
usaha kecil
di Kecamatan
Cepogo Kabupaten
Boyolali Analisis
tetangga terdekat,
Persebaran peternak
sapi perah
dengan metode
deskriptif spasial dengan batuan peta.
Persebaran peternak sapi perah usaha kecil di Kecamatan Cepogo
tersebar di 11 desa dengan jumlah peternak yang berbeda-beda. Peternak dengan jumlah
sapi perah peternak sapi perah usaha kecil 96,67
didominasi oleh
laki-laki. Karakteristik sosial ekonomi peternak sapi
perah usaha kecil dengan tingkat bahwa pendapatan per bulan responden antara Rp
1.001.000 – Rp 2.000.000 mempunyai
persentase tertinggi yaitu 56,67 atau 17 peternak dengan rata-rata kepemilikan jumlah
sapi perahnya sebanyak 12 ekor. Untuk peternak yang berpendapatan per bulan
≤ Rp 1.000.000 dan 2.001.000
– 3.000.000 sebanyak 4 peternak atau 13,33 dengan rata-rata
kepemilikan jumlah sapi perahnya sebanyak 11 ekor dan 20 ekor. Sedangkan peternak yang
pendapatan per bulannya ≥ Rp 3.001.000
sebanyak 5 peternak atau 16,67 dengan rata-rata kepemilikan jumlah sapi perahnya
sebanyak 21 ekor.
3. Azis
Kamiludin skripsi 2009
Analisis Pendapatan
Usaha Peternakan Sapi Perah
di Kawasan
Peternakan Sapi Perah Cibungbulang
Kabupaten Bogor. Struktur
biaya dan penerimaan
dari peternakan sapi
perah, Besar
pendapatan yang diperoleh
oleh peternakan sapi
perah Analisis
deskriftif, analisis penerimaan dan
biaya, analisis
pendapatan. Sapi laktasi merupakan jumlah ternak sapi
terbanyak dari 45 peternak di Desa Situ Udik Kecamatan Cibungbulang.Total biaya variabel
dan biaya tetap yang dikeluarkan oleh 45 petemak di
kawasan peternakan sapi perah Kabupaten Bogor masing-masing yaitu
Rp 2.018.797.386 dan Rp 2.324.917.833. Total penerimaan tunai sebesar
Rp 5.545.192.480 dan total penerimaan tidak tunai sebesar Rp 458.222.570, sehingga
total pendapatan usahatemak adalah sebesar Rp 1.659.699.831. Pendapatan yang
diperoleh untuk memelihara satu ekor sapi laktasi adalah Rp 3.916.696 per tahun.
Nilai rasio penerimaan atas biaya adalah 1,38. Penghitungan nilai rasio
penerimaan jika hanya dari penjualan susu atas total biaya adalah 1,10. Hal ini
menunjukan bahwa peternak akan mendapat keuntungan walau hanya mengandalkan
penerimaan dari hasil penjualan susu.
Sumber : Data sekunder diolah 2013
39
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana penelitian itu dilaksanakan atau lokasi penelitian tempat dimana seseorang melaksanakan
survey, pencarian data dan wawancara di lokasi penelitian. Penelitian ini
dilakukan di Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali.
3.2 Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang diamati. Populasi dalam penelitian ini adalah peternak sapi perah yang tersebar di 20 Desa
Kecamatan Musuk sebesar 11.788 kepala keluarga.
3.3 Sampel Penelitian
Mengingat keterbatasan waktu, biaya, tenaga dan sumber daya manusia, maka sampel menggunakan survei rumah tangga dan besarnya sampel dihitung
dengan menggunakan rumus. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti Arikunto
2010:174. Peneliti akan mengadakan penelitian tentang sumbangan usaha peternak sapi perah terhadap tingkat pendapatan penduduk di Kecamatan Musuk.
Untuk menentukan besarnya ukuran sampel yang akan digunakan dalam