Hubungan Air dengan Pertumbuhan dan Produksi tanaman. Evapotranspirasi

5 Proses pemeliharaan bertujuan untuk menjaga jangan sampai ada lumut dan tanaman air lainnya yang akan menjadi gulma, yang dilakukan dengan penyiangan. Petani biasanya memberikan pupuk urea setiap kali setelah panen. Hama yang menyerang tanaman ini berupa kutu kumbang, aphids dan ulat daun. Beberapa hama dihindari dengan pengge nangan, sedangkan cara yang lain adalah dengan penyemprotan insektisida untuk menanggulangi serangaan hama pemakan daun. Pemberian insektisida sebenarnya tidak ramah lingkungan karena menyebabkan polusi air dan residu pada hasil panen. Prosea, 1994. Sementara Willams et al. 1993, mengatakan bahwa tanaman ini membutuhkan tanah yang subur. Pemanenan selada air dapat dilakukan paling cepat 4 -6 minggu setelah penanaman dengan stek batang, dan dapat terus menerus dilakukan pada setiap bulannya. Pemanenan dilakukan dengan pemotongan pucuk batang selada air sepanjang antara 10 – 30 cm. Rubatzky dan Yamaguchi, 1999. Hasil panen biasanya adalah 20 tonha untuk setiap kali pemotongan. Prosea, 1994

2.2. Hubungan Air dengan Pertumbuhan dan Produksi tanaman.

Kandungan air dalam tanaman bervariasi antara 80 - 90 dari berat segar pada tanaman muda yang tumbuh aktif, sampai hanya 5 pada biji kering. Pertumbuhan tanaman berkaitan erat dengan ketersedian air, akan tetapi hubungan antara kualitas pertumbuhan tanaman dengan jumlah air yang diperlukan untuk pertumbuhan merupakan suatu hal yang kompleks, karena banyak faktor yang terlibat. Beberapa faktor penting di antaranya adalah: ketersedian air dalam tanah lengas tanah, iklim, spesies tanaman dan periode tumbuh tanaman. Pada mus im kemarau atau bila selama 2 minggu tidak ada hujan akan terjadi cekaman air pada banyak tanaman. Masa kekeringan ini dapat menyebabkan penurunan hasil panen apabila dialami tanaman pada tingkat pertumbuhan. Sanchez,1992. Hubungan antara ketersedian air dengan kualitas pertumbuhan dan produksi tanaman adalah apabila ketersedian air dapat dicukupi maka pertumbuhan dan produksi tanaman akan optimal. Namun sebaliknya apabila 6 ketersedian air kurang maka akan ada penurunan laju pertumbuhan dan produksi tanaman.

2.3. Evapotranspirasi

Evapotranspirasi ET adalah jumlah total air yang hilang dari lahan melalui proses evaporasi tanah dan transpirasi tanaman secara bersama-sama. Evaporasi dari tanah dapat mencapai 20 – 30 dari total evapotranspirasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi ET antara lain: 1 cuaca yaitu kelembaban udara, suhu, radiasi dan kecepatan angin; 2 jenis tanaman; 3 periode tumbuh tanaman; 4 populasi tanaman; 5 kondisi permukaan dan pengolahan tanah; dan 6 ketersedian air dalam tanah lengas tanah. Gardner et al., 1991. Jika penanaman pada musim hujan dibandingkan dengan penanaman pada musim kemarau, baik evapotranspirasi harian maupun jumlah dalam satu musim, maka ternyata pada musim kemarau transpirasi dan evapotranspirasi lebih tinggi daripada pada musim penghujan Tomar dan O’Toole dalam Pasandaran dan Taylor, 1984. Menurut Doorenbos dan Pruitt 1977, besarnya evapotranspirasi tanaman dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 1. ETc = Kc x ETo ..............................................................................................1 dimana: ETc = evapotranspirasi tanaman mmhari Kc = koefisien tanaman ETo = evapotranspirasi acuan mmhari Pengaruh karakteristik tanaman terhadap kebutuhan air irigasi dinyatakan sebagai koefisien tanaman, yang menghubungkan antara evapotranspirasi acuan dengan evapotranspirasi tanaman Doorenbos dan Pruitt, 1977. Nilai koefisien tanaman Kc tergantung pada jenis tanaman dan periode pertumbuhan tanaman. Evapotranspirasi acuan ETo merupakan nilai evapotranspirasi pegangan yang meliputi efek faktor- faktor meteorologis. Besarnya evapotranspirasi acuan dapat dihitung dengan menggunakan metode Radiasi, Penman, Blaney-Criddle dan panci evapotranspirasi Tomar dan O’Toole dalam Pasandaran dan Taylor, 1984. 7 Menurut Doorenbos dan Pruitt 1977 pendugaan evapotranspirasi acuan dengan metode radiasi digunakan bila suhu udara dan penyinaran matahari diketahui, yang dinyatakan dengan Persamaan 2. ETo = c x W x Rs .......................................................................................2 dimana: ETo = evapotranspirasi acuan mmhari. c = faktor koreksi yang tergantung pada kelembaban rata-rata dan kecepatan angin. Rs = radiasi matahari mmhari W = konstanta yang tergantung pada suhu dan ketinggian tempat. Doorenbos dan Pruitt 1977 menambahkan nilai Rs dinyatakan dengan Persamaan 3. Rs = 0.25 + 0.5 nN x Ra ............................................................................3 dimana: n = jam penyinaran aktual jamhari. N = maksimum jam penyinaran yang memungkinkan jamhari. Ra = radiasi eksternal dalam ekivalen evapotranspirasi mmhari

2.4. Hasil Tanaman dan Ketersediaan Air