Evaluasi Pertimbangan Keputusan dan Asumsi Model Perbandingan Keuntungan Nasabah Percobaan A Tidak Ada Alternatif

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Evaluasi Pertimbangan Keputusan dan Asumsi Model

Hasil evaluasi pertimbangan keputusan dapat dilihat dari jawaban peserta mengenai motivasi mengikuti percobaan ekonomi Lampiran 2. Hasil evaluasi ini adalah untuk mengetahui apakah asumsi induced value tentang kontrol lingkungan terhadap motivasi pelaku percobaan ekonomi telah dipenuhi. Hasil evaluasi pertimbangan keputusan menunjukkan bahwa baik pada Percobaan A tidak ada alternatif maupun pada Percobaan B ada alternatif perilaku dari para pelaku percobaan ekonomi dapat dikontrol sehingga semua pelaku percobaan memiliki motivasi ingin memaksimumkan keuntungannya. Hal ini menandakan bahwa asumsi induced value telah terpenuhi. Analisis yang digunakan dalam percobaan ini adalah analisis ragam untuk membandingkan keuntungan bank dan dilakukan uji-t untuk membandingkan keuntungan nasabah. Hal ini dilakukan karena pada perbandingan keuntungan nasabah data yang ada tidak dapat memenuhi uji asumsi ANOVA walaupun sudah dilakukan transformasi data sedangkan pada hasil keuntungan nasabah data dapat memenuhi uji asumsi pada taraf nyata 5 0.05 setelah dilakukan transformasi dengan melogaritmakan hasil data yang sebenarnya. Selain itu juga dilakukan perbandingan secara deskriptif untuk hasil percobaan A tidak ada alternatif dan B ada alternatif. Pada data keuntungan nasabah dilakukan transformasi dengan menambahkan suatu konstanta tertentu berdasarkan pertimbangan bahwa hasil keuntungan nasabah yang ada terdapat nilai yang negatif. Unt ung Nasabah S is te m 1500 1250 1000 750 500 250 -250 Bunga Mudharabah Musyarakah Dotplot of Untung Nasabah vs Sistem Baik dalam analisis ragam maupun two sample t-test yang dilakukan dimaksudkan untuk menguji adakah pengaruh sistem pembiayaan dan risiko terhadap keuntungan bank dan nasabah serta pilihan sistem pembiayaan tertentu yang digunakan oleh nasabah.

4.2 Perbandingan Keuntungan Nasabah Percobaan A Tidak Ada Alternatif

Kondisi usaha risiko tinggi dalam percobaan ini ditunjukkan dengan jenis usaha pedagang obat pertanian. Hal ini terjadi karena rentang keuntungan usaha yang relatif lebih besar, yaitu antara 5 sampai dengan 20 dengan peluang pengacakan usaha yang dapat dilihat pada Lampiran 3. Gambar 4.1 Hasil Dotplot untuk Respon Keuntungan Nasabah Percobaan A tidak ada alternatif pada Kondisi High Risk Dari hasil dotplot dapat dilihat bahwa hasil keuntungan nasabah pada kondisi usaha risiko tinggi ini menyebar dan pada sistem musyarakah dan bunga terdapat dua data yang identik satu sama lain. Sedangkan pada sistem mudharabah hanya ada satu data yang tidak memiliki persamaan dengan data lain. Perbedaan data keuntungan nasabah ini lebih disebabkan karena adanya perbedaan sistem. Dimana pada sistem mudharabah keuntungan usaha yang diperoleh lebih kecil Unt ung Nasabah S is te m 2100 1800 1500 1200 900 600 300 Bunga Mudharabah Musyarakah Dotplot of Untung Nasabah vs Sistem dibandingkan dengan yang lain sehingga apabila perbedaan rata-rata pada pengacakan risiko usaha tidak terlalu tinggi maka kemungkinan data identik akan lebih besar dibandingkan pada sistem lainnya. Pada hasil dotplot kondisi usaha risiko tinggi dapat dilihat bahwa untuk sistem bunga kemungkinan nasabah untuk mengalami kerugian sangat besar sehingga nasabah usaha risiko tinggi sebaiknya hati-hati untuk menggunakan sistem bunga ini. Gambar 4.2 Hasil Dotplot untuk Respon Keuntungan Nasabah Percobaan A tidak ada alternatif pada Kondisi Low Risk Dari hasil dotplot dapat dilihat bahwa hasil keuntungan nasabah pada kondisi usaha risiko rendah ini menyebar baik pada sistem musyarakah, sistem mudharabah dan terdapat dua orang nasabah yang mempunyai keuntungan yang identik. Hal ini dapat dilihat dari adanya dua titik pada angka yang sama. Berbeda dengan nasabah pada kondisi usaha risiko tinggi, pada kondisi usaha risiko rendah ini semua nasabah selalu untung menggunakan sistem pembiayaan manapun tetapi sistem yang memberikan keuntungan terbesar bagi nasabah adalah sistem musyarakah. Pada kondisi usaha risiko rendah dapat dilihat bahwa sistem yang paling banyak memberikan keuntungan bagi nasabah adalah sistem musyarakah sedangkan sistem yang paling sedikit memberikan keuntungan bagi nasabah Rata-Rata Keuntungan Nasabah 2036.54 1778.51 1382.09 1035.74 490.40 -75.20 -500.00 0.00 500.00 1000.00 1500.00 2000.00 2500.00 LR HR Musyarakah Mudharabah Bunga adalah sistem bunga. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata keuntungan nasabah dimana pada sistem musyarakah rata-rata keuntungan nasabah sebesar 2036.54 sedangkan pada sistem bunga hanya 490.40. Sedangkan keuntungan sistem mudharabah yang tidak sebesar keuntungan sistem musyarakah lebih diakibatkan karena adanya perbedaan sistem. Rata-rata keuntungan nasabah pada kondisi risiko usaha rendah ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata keuntungan nasabah pada kondisi usaha risiko tinggi. Gambar 4.3 Rata-Rata Keuntungan Nasabah Percobaan A tidak ada alternatif Secara umum rata-rata keuntungan nasabah usaha risiko tinggi digambarkan dalam Gambar 4.3 seperti diatas. Dari rata-rata keuntungan nasabah pada masing-masing sistem dapat dilihat bahwa sistem yang memberikan keuntungan maksimum kepada nasabahnya adalah sistem mudharabahagi hasil musyarakah. Sedangkan sistem yang memberikan keuntungan terkecil bagi nasabah adalah sistem bunga bank konvensional bahkan ada yang bernilai negatif yang artinya sebagian nasabah yang bertransaksi dengan menggunakan jenis pinjaman kredit untuk menambah jumlah modalnya justru lebih banyak yang mengalami kerugian dan hanya sebagian kecil saja yang mendapatkan keuntungan dari sistem ini. Hal ini dapat terjadi karena bank tidak memperhitungkan risiko usaha yang dijalankan oleh nasabah dan mengambil keuntungan langsung dari jumlah pinjaman walaupun keuntungan sebenarnya dari usaha yang didanai lebih kecil dari jumlah bunga yang harus dibayarkan ke bank. Data respon keuntungan nasabah percobaan A tidak ada alternatif ini tidak dapat diuji dengan ANOVA karena tidak memenuhi uji asumsi analisis ragam setelah dilakukan transformasi data uji asumsi ANOVA juga tetap tidak terpenuhi sehingga data akan dianalisis dengan menggunakan uji t. Uji t ini digunakan karena asumsi yang harus dipenuhi tidak seketat dalam analisis ragam tetapi kerugian dalam uji t ini hanya bisa membandingkan dua sistem sehingga pengujian harus dilakukan sebanyak enam kali dan dibedakan kondisi usaha risiko tinggi dan risiko rendah. Tabel 4.1 Hasil Uji Dua Arah t Kondisi High Risk untuk Respon Untung Nasabah Sistem N Mean St Dev SE Mean t hitung P DF t tabel Musyarakah 5 1778.5 83.4 37 Mudharabah 5 1285.7 56.5 25 10.94 0 7 -2.365t2.365 Sistem N Mean St Dev SE Mean t hitung P DF t tabel Musyarakah 5 1778.5 83.4 37 Bunga 5 174.8 94.1 42 28.51 0 7 -2.365t2.365 Sistem N Mean St Dev SE Mean t hitung P DF t tabel Mudharabah 5 1285.7 56.5 25 Bunga 5 174.8 94.1 42 22.63 6 -2.444t2.444 Dari hasil Percobaan A tidak ada alternatif dapat dilihat bahwa hasil perbandingan masing masing sistem. Tabel diatas menunjukkan bahwa ketiga sistem diatas semuanya berbeda pada taraf nyata 5. Yang artinya tiap jenis sistem pembiayaan berpengaruh nyata terhadap perbedaan keuntungan nasabah. Hal ini dapat ditunjukkan dari besarnya nilai t-hitung yang masing-masing lebih besar dari t-tabel yang berarti nilainya ada di daerah penolakan H jadi kesimpulannya adalah terima H 1 bahwa kedua sistem yang di bandingkan tidak sama. Hal yang sama juga ditunjukkan dengan besarnya p-value yang nilainya kurang dari taraf nyata 5 0.05. Dari hasil uji-t dapat dilihat bahwa keuntungan rata-rata nasabah sistem musyarakah lebih tinggi dibandingkan dengan sistem mudharabah dan sistem mudharabah lebih baik dari sistem bunga. Hal ini dapat ditunjukkan dari nilai mean masing-masing sistem dalam Tabel 4.1. Hasil perhitungan ini juga membuktikan hasil sebelumnya bahwa sistem yang paling banyak memberikan keuntungan bagi nasabah dalam kondisi usaha risiko tinggi adalah sistem musyarakah sedangkan yang paling sedikit memberikan keuntungan bagi nasabah sistem bunga. Tabel 4.2 Hasil Uji Dua Arah t Kondisi Low Risk untuk Respon Untung Nasabah Sistem N Mean St Dev SE Mean t hitung P DF t tabel Musyarakah 5 2287 140 63 Mudharabah 5 1632.1 95.1 43 8.64 0 7 -2.365t2.365 Sistem N Mean St Dev SE Mean t hitung P DF t tabel Musyarakah 5 2287 140 63 Bunga 5 740 158 71 16.39 0 7 -2.365t2.365 Sistem N Mean St Dev SE Mean t hitung P DF t tabel Mudharabah 5 1632.1 95.1 43 Bunga 5 740 158 71 10.83 0 6 -2.444t2.444 Sedangkan kondisi usaha risiko rendah dalam percobaan ini ditunjukkan dengan jenis usaha pedagang pulsa dan Hp. Hal ini terjadi karena rentang keuntungan usaha yang relatif lebih kecil, yaitu antara 13 sampai dengan 20 dengan peluang pengacakan usaha yang dapat dilihat pada Lampiran 3. Hasil uji-t dua arah diatas menunjukkan bahwa setiap sistem pembiayaan berbeda nyata untuk jenis usaha risiko rendah. Hal ini dapat dilihat dari masing- masing nilai hitung yang lebih besar dari t-tabel sehingga dapat dikatakan nilai t- hitung terdapat di wilayah luar penerimaan H , dimana H menyatakan bahwa μ 1= μ 2 sehingga disimpulkan bahwa sistem 1 dan 2 yang di bandingkan dalam masing-masing uji t dua arah diatas berbeda secara nyata. Selain itu adanya penolakan terhadap H juga dapat dipastikan dengan nilai p-value yang kurang dari taraf nyata 5 0.05. Dilihat dari nilai meannya juga menunjukkan bahwa rata-rata keuntungan nasabah tertinggi adalah pada sistem musyarakah dan rata-rata keuntungan nasabah terendah adalah sistem bunga. Walaupun dilihat dari nilai mean untuk usaha risiko tinggi pada musyarakah lebih rendah dibandingkan dengan nilai mean untuk jenis usaha risiko rendah. Hal ini dapat membuktikan bahwa risiko berpengaruh terhadap respon keuntungan nasabah. Dari hasil pengujian-t dan hasil gambar dapat dilihat bahwa sistem yang paling banyak memberikan keuntungan bagi nasabah adalah sistem pembiayaan musyarakah sedangkan sistem yang memberikan keuntungan paling rendah adalah sistem bunga bank konvensional.

4.3 Perbandingan Keuntungan Bank Percobaan A Tidak Ada Alternatif