Percobaan Ekonomi Untuk Mengkaji Kinerja Sistem Pembiayaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI KINERJA
SISTEM PEMBIAYAAN BANK SYARIAH
DAN
BANK KONVENSIONAL
OLEH
IKA SARI WIDAYANTI H14103029
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
(2)
RINGKASAN
IKA SARI WIDAYANTI. Percobaan Ekonomi untuk Mengkaji Kinerja Sistem Pembiayaan Syariah dan Konvensional (dibimbing oleh BAMBANG JUANDA).
Peningkatan produksi pada sektor riil akan berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan nasional. Namun masalah yang dihadapi tidaklah semudah kenyataannya. Untuk dapat mendirikan kegiatan usaha di sektor riil dibutuhkan modal yang tidak sedikit. Karena itu perusahaan yang bergerak di bidang keuangan mempunyai peranan penting dalam memenuhi dana atau pembiayaan. Dewasa ini telah terjadi perkembangan sistem perbankan di Indonesia yang dikenal sebagai perbankan konvensional dan perbankan syariah. Hal ini memberikan alternatif sistem pembiayaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja bank agar semakin baik dalam memilih usaha yang dapat memberikan keuntungan maksimum bagi pihak bank. Sedangkan dari sisi nasabah, masyarakat memiliki kemampuan untuk memilih sistem pembiayaan yang akan diambil untuk mengembangkan usahanya. Pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah memiliki jenis bermacam-macam. Bank syariah dapat memberikan pembiayaan yang bersifat jual beli atau yang bersifat bagi hasil. Selain itu masih ada bentuk transaksi lain yang dapat dilakukan oleh bank syariah, seperti sewa dan bentuk jasa-jasa keuangan lainnya. Namun dalam prakteknya sistem pembiayaan yang sering digunakan dalam perbankan syariah di Indonesia saat ini adalah al-murabahah (pembiayaan yang bersifat jual beli). Padahal sistem utama yang ditawarkan oleh perbankan syariah adalah sistem bagi hasil tetapi dalam prakteknya sistem ini justru bukan menjadi pilihan utama dari sistem pembiayaan syariah.
Dalam penelitian kali ini akan di bahas tentang sistem pembiayaan bagi hasil bank syariah yang terdiri dari sistem pembiayaan musyarakah dan mudharabah untuk dibandingkan dengan sistem bunga yang ditawarkan oleh perbankan konvensional. Dengan menggunakan percobaan ekonomi penelitian kali ini akan dibagi dalam dua kondisi, yaitu bagaimana sistem dan resiko berjalan dalam kondisi A yang menggambarkan keadaan suatu wilayah yang tidak memiliki pilihan dalam menentukan sistem pembiayaan yang digunakan dan bagaimana sistem dan resiko mempengaruhi kondisi B menggambarkan keadaan suatu wilayah yang terdapat beberapa jenis pilihan pembiayaan. Prinsip penggunaan percobaan ekonomi ini adalah untuk melihat apakah perbedaan sistem pembiayaan akan mempengaruhi perbedaan respon. Untuk itu akan dilakukan kontrol lingkungan dimana variabel lain yang mempengaruhi dianggap sama (cateris paribus).
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem pembiayaan bagi hasil mana yang lebih banyak memberikan keuntungan baik bagi pihak nasabah maupun maupun pihak bank dengan resiko usaha tertentu. Disamping itu untuk melihat sistem pembiayaan mana yang banyak diminati oleh nasabah mengingat resiko usaha yang dijalankan dengan melihat
(3)
banyaknya transaksi yang disepakati oleh bank dan nasabah pada masing-masing sistem pembiayaan.
Pada penelitian ini akan dilihat kinerja sistem pembiayaan dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA). Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil percobaan ekonomi pada 30 mahasiswa Ilmu Ekonomi dan data pengacakan keuntungan usaha. Data sekunder berupa pangsa pasar sistem pembiayaan syariah.
Hasil evaluasi pertimbangan keputusan menunjukkan baik pada percobaan A maupun pada percobaan B perilaku para pelaku percobaan ekonomi dapat dikontrol sehingga semua pelaku percobaan ingin memaksimumkan keuntungannya. Hal ini menandakan bahwa asumsi induced value telah terpenuhi.
Untuk respon keuntungan nasabah pada percobaan A (tidak ada alternatif) menunjukkan bahwa sistem mempengaruhi respon. Untuk respon keuntungan bank percobaan A (tidak ada alternatif) menunjukkan bahwa periode, sistem dan resiko mempengaruhi respon dan terdapat interaksi antara sistem pembiayaan dan resiko.
Untuk hasil percobaaan gabung dimana terdapat alternatif sistem pembiayaan nasabah banyak memilih sistem musyarakah pada kondisi usaha resiko rendah dan cenderung berimbang pada kondisi usaha resiko tinggi. Proporsi pemilihan nasabah terhadap sistem pembiayaan ini dipengaruhi oleh sistem. Selain itu juga terlihat interaksi antara sistem dan resiko yang mempengaruhi pilihan nasabah terhadap sistem pembiayaan tertentu. Keuntungan nasabah pada sistem ini dipengaruhi oleh sistem dan resiko tetapi tidak terdapat interaksi diantara keduanya. Untuk keuntungan bank dipengaruhi oleh sistem dan resiko serta terdapat interaksi diantara keduanya yang mempengaruhi respon.
Sehingga dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem yang paling menguntungkan bagi nasabah adalah sistem musyarakah sedangkan sistem yang paling menguntungkan bank adalah sistem bunga. Dilihat dari banyaknya nasabah yang bertransaksi dapat dilihat bahwa sistem pembiayaan yang paling diminati pada resiko usaha rendah adalah sistem musyarakah sedangkan pada resiko usaha tinggi cenderung berimbang.
(4)
PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI KINERJA
SISTEM PEMBIAYAAN BANK SYARIAH
DAN
BANK KONVENSIONAL
Oleh:
IKA SARI WIDAYANTI H14103029
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
(5)
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Ika Sari Widayanti Nomor Registrasi Pokok : H14103029 Program Studi : Ilmu Ekonomi
Judul Skripsi : Percobaan Ekonomi untuk Mengkaji Kinerja Sistem Pembiayaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui, Dosen Pembimbing,
Dr. Ir. Bambang Juanda, MS NIP. 131 779 498
Mengetahui,
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,
Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS NIP. 131 846 872
(6)
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
BOGOR, 31 Mei 2007
H14103029 Widayanti Sari
(7)
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Ika Sari Widayanti lahir pada tanggal 6 Februari 1986 di Pati, Propinsi Jawa Tengah. Penulis anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Tarsuwi dan Sri Bekti. Jenjang pendidikan penulis dilalui tanpa hambatan, penulis menamatkan sekolah dasar pada SDN 02 Langenharjo, kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Pati dan lulus pada tahun 2000. pada tahun yang sama penulis diterima di SMU Negeri 1 Pati dan lulus tahun 2003.
Pada tahun 2003 penulis meninggalkan kota asal untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadi pilihan penulis dengan harapan besar agar dapat memperoleh ilmu dan pengembangan pola pikir, sehingga menjadi sumber daya yang berguna bagi pembangunan kota Pati. Penulis masuk IPB dengan jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
(8)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah “Percobaan Ekonomi untuk Mengkaji Kinerja Sistem Pembiayaan Syariah dan Konvensional”. Sistem pembiayaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan modal yang akhirnya dapat memicu perkembangan sektor riil yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara. Karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini apalagi metode percobaan ekonomi yang digunakan tergolong baru untuk penelitian di bidang ekonomi. Disamping itu skripsi ini juga merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan banyak pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bambang Juanda selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan baik secara teknis maupun teoritis dalam proses pembuatan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Bapak Sri Hartoyo yang telah menguji hasil karya ini. Semua saran dan kritikan beliau merupakan hal yang sangat berharga dalam penyempurnaan skripsi ini. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jaenal Effendi, terutama atas perbaikan tata cara penulisan skripsi ini. Meskipun demikian, segala kesalahan yang terjadi dalam penelitian ini merupakan tanggung jawab penulis sepenuhnya.
Penulis juga sangat terbantu oleh kritik dan saran dari para peserta pada seminar hasil penelitian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih kepada mereka. Penulis juga berterima kasih kepada pihak-pihak lain yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini tetapi tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
(9)
Akhirnya penulis mengucapakan terima kasih sebesar-besarnya kepada orang tua penulis, yaitu Bapak Tarsuwi dan Ibu Sri Bekti serta saudara penulis. Kesabaran dan dorongan mereka sangat besar artinya dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan.
Bogor, 31 Mei 2007
H14103029 Widayanti Sari
(10)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Permasalahan... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI... 8
2.1. Tinjauan Pustaka ... 8
2.1.1. Pembiayaan Syariah ... 8
2.1.1.1. Musyarakah ... 8
2.1.1.2. Mudharabah ... 12
2.1.2. Konsep Kredit ... 14
2.1.2.1. Pengertian Kredit ... 14
2.1.2.2. Unsur-unsur Kredit... 17
2.1.2.3. Jenis-jenis Kredit... 18
2.1.3. Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah ... 19
2.1.4. Metode Percobaan... 23
2.2. Penelitian Terdahulu ... 27
2.3. Kerangka Pemikiran... 28
2.3.1. Kerangka Pemikiran... 28
2.3.2. Hipotesis... 30
III. METODE PENELITIAN ... 32
(11)
PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI KINERJA
SISTEM PEMBIAYAAN BANK SYARIAH
DAN
BANK KONVENSIONAL
OLEH
IKA SARI WIDAYANTI H14103029
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
(12)
RINGKASAN
IKA SARI WIDAYANTI. Percobaan Ekonomi untuk Mengkaji Kinerja Sistem Pembiayaan Syariah dan Konvensional (dibimbing oleh BAMBANG JUANDA).
Peningkatan produksi pada sektor riil akan berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan nasional. Namun masalah yang dihadapi tidaklah semudah kenyataannya. Untuk dapat mendirikan kegiatan usaha di sektor riil dibutuhkan modal yang tidak sedikit. Karena itu perusahaan yang bergerak di bidang keuangan mempunyai peranan penting dalam memenuhi dana atau pembiayaan. Dewasa ini telah terjadi perkembangan sistem perbankan di Indonesia yang dikenal sebagai perbankan konvensional dan perbankan syariah. Hal ini memberikan alternatif sistem pembiayaan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja bank agar semakin baik dalam memilih usaha yang dapat memberikan keuntungan maksimum bagi pihak bank. Sedangkan dari sisi nasabah, masyarakat memiliki kemampuan untuk memilih sistem pembiayaan yang akan diambil untuk mengembangkan usahanya. Pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah memiliki jenis bermacam-macam. Bank syariah dapat memberikan pembiayaan yang bersifat jual beli atau yang bersifat bagi hasil. Selain itu masih ada bentuk transaksi lain yang dapat dilakukan oleh bank syariah, seperti sewa dan bentuk jasa-jasa keuangan lainnya. Namun dalam prakteknya sistem pembiayaan yang sering digunakan dalam perbankan syariah di Indonesia saat ini adalah al-murabahah (pembiayaan yang bersifat jual beli). Padahal sistem utama yang ditawarkan oleh perbankan syariah adalah sistem bagi hasil tetapi dalam prakteknya sistem ini justru bukan menjadi pilihan utama dari sistem pembiayaan syariah.
Dalam penelitian kali ini akan di bahas tentang sistem pembiayaan bagi hasil bank syariah yang terdiri dari sistem pembiayaan musyarakah dan mudharabah untuk dibandingkan dengan sistem bunga yang ditawarkan oleh perbankan konvensional. Dengan menggunakan percobaan ekonomi penelitian kali ini akan dibagi dalam dua kondisi, yaitu bagaimana sistem dan resiko berjalan dalam kondisi A yang menggambarkan keadaan suatu wilayah yang tidak memiliki pilihan dalam menentukan sistem pembiayaan yang digunakan dan bagaimana sistem dan resiko mempengaruhi kondisi B menggambarkan keadaan suatu wilayah yang terdapat beberapa jenis pilihan pembiayaan. Prinsip penggunaan percobaan ekonomi ini adalah untuk melihat apakah perbedaan sistem pembiayaan akan mempengaruhi perbedaan respon. Untuk itu akan dilakukan kontrol lingkungan dimana variabel lain yang mempengaruhi dianggap sama (cateris paribus).
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem pembiayaan bagi hasil mana yang lebih banyak memberikan keuntungan baik bagi pihak nasabah maupun maupun pihak bank dengan resiko usaha tertentu. Disamping itu untuk melihat sistem pembiayaan mana yang banyak diminati oleh nasabah mengingat resiko usaha yang dijalankan dengan melihat
(13)
banyaknya transaksi yang disepakati oleh bank dan nasabah pada masing-masing sistem pembiayaan.
Pada penelitian ini akan dilihat kinerja sistem pembiayaan dengan menggunakan analisis ragam (ANOVA). Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari hasil percobaan ekonomi pada 30 mahasiswa Ilmu Ekonomi dan data pengacakan keuntungan usaha. Data sekunder berupa pangsa pasar sistem pembiayaan syariah.
Hasil evaluasi pertimbangan keputusan menunjukkan baik pada percobaan A maupun pada percobaan B perilaku para pelaku percobaan ekonomi dapat dikontrol sehingga semua pelaku percobaan ingin memaksimumkan keuntungannya. Hal ini menandakan bahwa asumsi induced value telah terpenuhi.
Untuk respon keuntungan nasabah pada percobaan A (tidak ada alternatif) menunjukkan bahwa sistem mempengaruhi respon. Untuk respon keuntungan bank percobaan A (tidak ada alternatif) menunjukkan bahwa periode, sistem dan resiko mempengaruhi respon dan terdapat interaksi antara sistem pembiayaan dan resiko.
Untuk hasil percobaaan gabung dimana terdapat alternatif sistem pembiayaan nasabah banyak memilih sistem musyarakah pada kondisi usaha resiko rendah dan cenderung berimbang pada kondisi usaha resiko tinggi. Proporsi pemilihan nasabah terhadap sistem pembiayaan ini dipengaruhi oleh sistem. Selain itu juga terlihat interaksi antara sistem dan resiko yang mempengaruhi pilihan nasabah terhadap sistem pembiayaan tertentu. Keuntungan nasabah pada sistem ini dipengaruhi oleh sistem dan resiko tetapi tidak terdapat interaksi diantara keduanya. Untuk keuntungan bank dipengaruhi oleh sistem dan resiko serta terdapat interaksi diantara keduanya yang mempengaruhi respon.
Sehingga dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem yang paling menguntungkan bagi nasabah adalah sistem musyarakah sedangkan sistem yang paling menguntungkan bank adalah sistem bunga. Dilihat dari banyaknya nasabah yang bertransaksi dapat dilihat bahwa sistem pembiayaan yang paling diminati pada resiko usaha rendah adalah sistem musyarakah sedangkan pada resiko usaha tinggi cenderung berimbang.
(14)
PERCOBAAN EKONOMI UNTUK MENGKAJI KINERJA
SISTEM PEMBIAYAAN BANK SYARIAH
DAN
BANK KONVENSIONAL
Oleh:
IKA SARI WIDAYANTI H14103029
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007
(15)
INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh, Nama Mahasiswa : Ika Sari Widayanti Nomor Registrasi Pokok : H14103029 Program Studi : Ilmu Ekonomi
Judul Skripsi : Percobaan Ekonomi untuk Mengkaji Kinerja Sistem Pembiayaan Bank Syariah dan Bank Konvensional
dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Menyetujui, Dosen Pembimbing,
Dr. Ir. Bambang Juanda, MS NIP. 131 779 498
Mengetahui,
Ketua Departemen Ilmu Ekonomi,
Dr. Ir. Rina Oktaviani, MS NIP. 131 846 872
(16)
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
BOGOR, 31 Mei 2007
H14103029 Widayanti Sari
(17)
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Ika Sari Widayanti lahir pada tanggal 6 Februari 1986 di Pati, Propinsi Jawa Tengah. Penulis anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Tarsuwi dan Sri Bekti. Jenjang pendidikan penulis dilalui tanpa hambatan, penulis menamatkan sekolah dasar pada SDN 02 Langenharjo, kemudian melanjutkan ke SLTP Negeri 1 Pati dan lulus pada tahun 2000. pada tahun yang sama penulis diterima di SMU Negeri 1 Pati dan lulus tahun 2003.
Pada tahun 2003 penulis meninggalkan kota asal untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi. Institut Pertanian Bogor (IPB) menjadi pilihan penulis dengan harapan besar agar dapat memperoleh ilmu dan pengembangan pola pikir, sehingga menjadi sumber daya yang berguna bagi pembangunan kota Pati. Penulis masuk IPB dengan jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
(18)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Judul skripsi ini adalah “Percobaan Ekonomi untuk Mengkaji Kinerja Sistem Pembiayaan Syariah dan Konvensional”. Sistem pembiayaan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan modal yang akhirnya dapat memicu perkembangan sektor riil yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara. Karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini apalagi metode percobaan ekonomi yang digunakan tergolong baru untuk penelitian di bidang ekonomi. Disamping itu skripsi ini juga merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan banyak pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bambang Juanda selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan bimbingan baik secara teknis maupun teoritis dalam proses pembuatan skripsi ini sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada Bapak Sri Hartoyo yang telah menguji hasil karya ini. Semua saran dan kritikan beliau merupakan hal yang sangat berharga dalam penyempurnaan skripsi ini. Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jaenal Effendi, terutama atas perbaikan tata cara penulisan skripsi ini. Meskipun demikian, segala kesalahan yang terjadi dalam penelitian ini merupakan tanggung jawab penulis sepenuhnya.
Penulis juga sangat terbantu oleh kritik dan saran dari para peserta pada seminar hasil penelitian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis sangat berterima kasih kepada mereka. Penulis juga berterima kasih kepada pihak-pihak lain yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini tetapi tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
(19)
Akhirnya penulis mengucapakan terima kasih sebesar-besarnya kepada orang tua penulis, yaitu Bapak Tarsuwi dan Ibu Sri Bekti serta saudara penulis. Kesabaran dan dorongan mereka sangat besar artinya dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pihak lain yang membutuhkan.
Bogor, 31 Mei 2007
H14103029 Widayanti Sari
(20)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
I. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Permasalahan... 5
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI... 8
2.1. Tinjauan Pustaka ... 8
2.1.1. Pembiayaan Syariah ... 8
2.1.1.1. Musyarakah ... 8
2.1.1.2. Mudharabah ... 12
2.1.2. Konsep Kredit ... 14
2.1.2.1. Pengertian Kredit ... 14
2.1.2.2. Unsur-unsur Kredit... 17
2.1.2.3. Jenis-jenis Kredit... 18
2.1.3. Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah ... 19
2.1.4. Metode Percobaan... 23
2.2. Penelitian Terdahulu ... 27
2.3. Kerangka Pemikiran... 28
2.3.1. Kerangka Pemikiran... 28
2.3.2. Hipotesis... 30
III. METODE PENELITIAN ... 32
(21)
3.2. Jenis dan Sumber Data ... 32
3.3. Rancangan Percobaan ... 33
3.4. Metode Analisis ... 36
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 44
4.1. Evaluasi Pertimbangan Keputusan dan Asumsi Model ... 44
4.2. Perbandingan Keuntungan Nasabah Percobaan A (Tidak Ada Alternatif)... 45
4.3. Perbandingan Keuntungan Bank Percobaan A (Tidak Ada Alternatif)... 50
4.4. Hasil Percobaan Gabung (Ada Alternatif) ... 55
V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 66
5.1. Kesimpulan ... 66
5.2. Saran... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68
(22)
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
4.1 Hasil Uji Dua Arah t Kondisi High Risk untuk Respon Untung Nasabah 48 4.2. Hasil Uji Dua Arah t Kondisi Low Risk untuk Respon Untung Nasabah . 49 4.3 Hasil Uji Perbedaan Nilai Tengah Sistem Musyarakah dan Mudharabah pada Kondisi Usaha Risiko Tinggi (High Risk)... 52 4.4. Hasil Uji Perbedaan Nilai Tengah Sistem Musyarakah dan Mudharabah pada Kondisi Usaha Risiko Rendah (Low Risk) ... 53 4.5. Hasil Analisis Ragam Keuntungan Bank pada Percobaan A
(tidak ada alternatif) ... 54 4.6. Hasil Analisis Ragam Proporsi Keikutsertaan Nasabah Percobaan B
(ada alternatif) ... 58 4.7. Analisis Ragam Keuntungan Nasabah pada Percobaan B (ada alternatif) 62 4.8. Analisis Ragam Keuntungan Bank pada Percobaan B (ada alternatif)... 65
(23)
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
2.1. Skema Al-Musyarakah... 11 2.2. Skema Al-Mudharabah ... 14 2.3. Skema Bunga ... 19 3.1. Rancangan Percobaan A ... 33 3.2. Rancangan Percobaan B... 35 4.1. Hasil Dotplot untuk Respon Keuntungan Nasabah Percobaan A
(tidak ada alternatif) pada Kondisi High Risk... 45 4.2. Hasil Dotplot untuk Respon Keuntungan Nasabah Percobaan A
(tidak ada alternatif) pada Kondisi Low Risk... 46 4.3. Rata-rata Keuntungan Nasabah Percobaan A (tidak ada alternatif)... 47 4.4. Hasil Dotplot untuk Respon Keuntungan Bank Percobaan A
(tidak ada alternatif) pada Kondisi High Risk... 51 4.5. Hasil Dotplot untuk Respon Keuntungan Bank Percobaan A
(tidak ada alternatif) pada Kondisi Low Risk... 51 4.6. Rata-rata Keuntungan Bank Percobaan A (tidak ada alternatif) ... 52 4.7. Hasil Dotplot untuk Respon Proporsi Keikutsertaan Nasabah terhadap Sistem Pembiayaan Percobaan B (ada alternatif) pada Kondisi
High Risk... 56 4.8. Hasil Dotplot untuk Respon Proporsi Keikutsertaan Nasabh terhadap Sistem Pembiayaan Percobaan B (ada alternatif) pada Kondisi
Low Risk... 56 4.9. Rata-rata Proporsi Nasabah yang Bertransaksi Percobaan B
(ada alternatif) ... 57 4.10. Hasil Dotplot untuk Respon Keuntungan Nasabah Percobaan B
(ada alternatif) pada Kondisi High Risk... 59 4.11. Hasil Dotplot untuk Respon Keuntungan Nasabah Percobaan B
(ada alternatif) pada Kondisi Low Risk... 60 4.12. Rata-rata Keuntungan Nasabah Percobaan B (ada alternatif) ... 61 4.13. Hasil Dotplot untuk Respon Keuntungan Bank Percobaan B
(24)
4.14. Hasil Dotplot untuk Respon Keuntungan Bank Percobaan B
(ada alternatif) pada Kondisi Low Risk... 63 4.15. Rata-rata Keuntungan Bank Percobaan B (ada alternatif) ... 64
(25)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Instruksi Percobaan ... 70 2. Lembar Keputusan ... 86 3. Data Pengacakan Keuntungan Usaha... 90 4. Data Hasil Percobaan A (Tidak Ada Alternatif) ... 91 5. Data Hasil Percobaan B (Ada Alternatif)... 92 6. Hasil Uji Asumsi ANOVA... 93 7. Rata-rata Pengacakan Keuntungan Usaha... 95
(26)
I. PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Peningkatan produksi pada sektor riil akan berpengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan nasional. Namun masalah yang dihadapi tidaklah semudah kenyataannya. Untuk dapat mendirikan kegiatan usaha di sektor riil dibutuhkan modal yang tidak sedikit. Karena itu perusahaan yang bergerak di bidang keuangan mempunyai peranan penting dalam memenuhi dana atau pembiayaan yang biasa disebut sebagai lembaga keuangan. Dalam praktek lembaga keuangan ini dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan lainnya (non bank). Bank merupakan lembaga keuangan yang memberikan jasa pinjaman atau kredit (menyalurkan dana) juga menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Sementara lembaga keuangan lainnya (non bank) lebih terfokus kepada penyaluran dana atau penghimpunan dana.
Dewasa ini telah terjadi perkembangan sistem perbankan di Indonesia yang dikenal sebagai perbankan konvensional dan perbankan syariah. Hal ini memberikan alternatif sistem pembiayaan yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja bank agar semakin baik dengan memilih usaha yang dapat memberikan keuntungan maksimum bagi pihak bank. Sedangkan dari sisi nasabah, masyarakat memiliki kemampuan untuk memilih sistem pembiayaan yang akan diambil untuk mengembangkan usahanya.
(27)
Sebenarnya, kajian tentang perbankan syariah sudah ada sejak 1980-an. Namun, realisasinya baru pada 1991 dengan munculnya bank syariah pertama di Indonesia, yaitu Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang beroperasi pada 1992. Tapi ketika itu landasan hukumnya belum kuat mengingat dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, belum disebutkan adanya perbankan syariah. Baru setelah terjadi revisi dan muncul UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang merinci mengenai landasan hukum dan jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah status bank syariah secara hukum sudah mulai kuat. Bahkan dalam UU tersebut, bank umum konvensional diperbolehkan membuka unit syariah. Hal ini berdampak pada pesatnya perkembangan perbankan syariah beberapa tahun belakangan ini. Selain itu fatwa MUI tentang suku bunga bank yang dianggap merupakan salah satu praktek riba juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan perbankan syariah.
Penyebab munculnya bank syariah di antaranya, satu, pasar yang dianggap luas ternyata belum digarap secara maksimal. Apalagi bank syariah tidak hanya dikhususkan untuk orang muslim karena di sejumlah bank ternyata terdapat nasabah nonmuslim. Ini membuktikan bahwa bank syariah membuka peluang yang sama terhadap semua nasabah tanpa membedakan agama.
Dua, sistem bagi hasil terbukti lebih menguntungkan dibandingkan dengan sistem bunga yang dipakai bank konvensional. Seperti yang terjadi ketika krisis, nasabah kredit dikenakan suku bunga yang tinggi karena banyak bank mengalami kesulitan likuiditas guna menutupi biaya operasional dan membayar bunga serta
(28)
simpanan berbeda dengan bank syariah yang mengunakan sistem bagi hasil pada akhir tahun, bukan sistem bunga. Itulah sebabnya mereka tidak terpengaruh dengan krisis.
Tiga, return yang diberikan kepada nasabah pemilik dana ternyata lebih besar daripada bunga deposito bank konvesional. Bahkan bila rata-rata bunga deposito hanya 7.5%, bank syariah dapat memberikan kentungan hingga 9.5%. Ditambah lagi belakangan ini suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terus mengalami penurunan sehingga suku bunga bank juga menurun. Dampaknya sejumlah bank syariah mendapat tambahan pendapatan karena para nasabah memindahkan dana ke deposito syariah.
Menurut identifikasi Bank Indonesia yang disampaikan pada seminar akhir tahun perbankan syariah 2005 dalam wikipedi disebutkan bahwa kendala-kendala perkembangan Bank Syariah disamping imbas kondisi makroekonomi juga dipengaruhi hal-hal sebagai berikut:
1. Jaringan kantor pelayanan dan keuangan Syariah masih relatif terbatas. 2. Sumber Daya Manusia yang kompeten dan profesional masih belum optimal. 3. Pemahaman masyarakat terhadap Bank Syariah sudah cukup baik tetapi minat
untuk menggunakannya masih kurang.
4. Sinkronisasi kebijakan dengan institusi pemerintah lainnya berkaitan dengan transaksi keuangan seperti kebijakan pajak dan aspek legal masih belum maksimal.
(29)
6. Fungsi Bank Syariah dalam memfasilitasi keterkaitan antara voluntary sector dengan pemberdayaan ekonomi marjinal masih belum optimal.
Bank syariah memiliki dinamika, mekanisme dan perkembangan sendiri. Karena itu BI hanya menfasilitasi agar bank syariah semakin meningkat dan semakin baik. Maka mulai November lalu di BI sudah dibentuk Direktorat Bank Syariah. Kalau sebelumnya hanya ada unit syariah yang berada di bawah direktorat, sekarang perbankan syariah sudah menjadi sebuah direktorat yang dilengkapi dengan bidang perizinan, pengaturan dan pengawasan.
Terdapat persamaan antara bank konvensional dan syariah yakni dalam hal sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan maupun dalam hal syarat-syarat umum untuk mendapat pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan dan sebagainya. Dalam hal persamaan ini semua hal yang terjadi pada Bank Syariah itu sama seperti yang ada pada Bank Konvensional dan hampir tidak ada bedanya.
Kegiatan alokasi dana bank yang terpenting adalah alokasi dalam bentuk pinjaman atau dikenal dengan kredit pada perbankan konvensional dan pembiayaan pada perbankan syariah. Pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah memiliki jenis bermacam-macam. Bank syariah dapat memberikan pembiayaan yang bersifat jual beli (ba'I al-murabahah, ba'I al-istishna, dan ba'I as-salam) atau yang bersifat bagi hasil (al-musyarakah dan al-mudharabah). Selain itu masih ada bentuk transaksi lain yang dapat dilakukan oleh bank syariah, seperti sewa (al-ijarah dan al-ijarah al muntahia bit tamlik) dan bentuk jasa-jasa keuangan lainnya. Namun dalam prakteknya sistem pembiayaan yang sering
(30)
digunakan dalam perbankan syariah di Indonesia saat ini adalah al-murabahah (pembiayaan yang bersifat jual beli). Padahal sistem utama yang ditawarkan oleh perbankan syariah adalah sistem bagi hasil tetapi dalam prakteknya sistem ini justru bukan menjadi pilihan utama dari sistem pembiayaan syariah. Karena itulah dalam penelitian saat akan membahas tentang sistem bagi hasil yang dilakukan oleh perbankan syariah dengan menggunakan metode percobaan dan membandingkan sistem bagi hasil ini dengan sistem bunga yang lebih dulu berkembang di Indonesia.
1.2Permasalahan
Sebelum memberikan atau menerima pembiayaan yang terjadi antara nasabah dan pihak bank keduanya akan memperhitungkan risiko dan pendapatan yang akan diperoleh dari pembiayaan tersebut. Pihak bank lebih memilih untuk memberikan uangnya pada kreditur atau nasabah yang mempunyai risiko usaha terendah sedangkan nasabah sendiri akan mencari pinjaman yang menguntungkan dan menghasilkan pendapatan tertingginya setelah mengembalikan pokok pinjamannya kepada bank yang bersangkutan beserta bagi hasil maupun bunga yang telah disepakati. Dengan alasan-alasan tersebut maka akan diadakan tawar-menawar sehingga kedua belah pihak akan sama-sama diuntungkan dengan sistem pembiayaan yang telah disepakati. Fenomena yang sama juga terjadi dalam perbankan syariah. Sistem bagi hasil merupakan salah satu sistem pembiayaan yang ditawarkan oleh perbankan syariah. Sistem bagi hasil ini pula yang mendasari perkembangan perbankan syariah yang ada. Dalam penelitian ini akan
(31)
dilihat apakah perbedaan sistem mempengaruhi perbedaan kinerja bank. Sehingga dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian, yaitu:
1. Sistem pembiayaan mana yang lebih baik digunakan diantara ketiga sistem pembiayaan, yaitu musyarakah, mudharabah dan bunga.
2. Sistem mana yang paling banyak disukai oleh nasabah diantara ketiga sistem pembiayaan, yaitu musyarakah, mudharabah dan bunga yang dapat diketahui nasabah dari sistem yang paling banyak memberikan keuntungan bagi nasabah itu sendiri.
Untuk itu akan dilakukan kontrol lingkungan dengan menganggap faktor lain yang mempengaruhi penilaian kinerja perbankan sama (ceteris paribus). Dalam penelitian kali ini akan dibagi dalam dua kondisi, yaitu bagaimana sistem dan risiko berjalan dalam kondisi A yang menggambarkan keadaan suatu wilayah yang tidak memiliki pilihan dalam menentukan sistem pembiayaan yang digunakan dan bagaimana sistem dan risiko mempengaruhi kondisi B menggambarkan keadaan suatu wilayah yang terdapat beberapa jenis pilihan pembiayaan.
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.Untuk menganalisis sistem pembiayaan bagi hasil mana yang lebih banyak memberikan keuntungan baik bagi pihak nasabah maupun pihak bank dengan risiko usaha tertentu.
(32)
2.Untuk melihat sistem pembiayaan mana yang banyak diminati oleh nasabah mengingat risiko usaha yang dijalankan dengan melihat banyaknya transaksi yang disepakati oleh bank dan nasabah pada masing-masing sistem pembiayaan.
1.4Manfaat Penelitian
Kegunaan penelitian yang akan dilaksanakan ini antara lain:
1.Memberikan gambaran tentang sistem bagi hasil yang dilakukan oleh bank syariah maupun sistem bunga yang ditawarkan oleh bank konvensional.
2.Memberikan gambaran umum tentang sistem pembiayaan yang paling banyak diminati oleh nasabah saat dilakukan pengendalian terhadap lingkungan penelitian.
(33)
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pembiayaan Syariah
Dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan disebutkan bahwa pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian imbalan atau bagi hasil. Produk pembiayaan syariah terbagi dalam tiga kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu sistem bagi hasil, sistem jual beli dan sistem sewa. Sistem bagi hasil sendiri masih dibagi menjadi pembiayaan musyarakah dan mudharabah, sedangkan dalam sistem jual beli yang sering dipakai adalah pembiayaan murabahah dan prinsip sewa sendiri lebih banyak dikenal dengan nama ijarah. Karena dalam penelitian kali ini hanya membandingkan tentang sistem bagi hasil dan kredit maka pembahasan hanya akan berkisar mengenai sistem bagi hasil itu sendiri yang dibagi menjadi sistem pembiayaan musyarakah dan mudharabah.
2.1.1.1Musyarakah
Produk ini merupakan produk pembiayaan yang sebagian dari modal usaha adalah penyertaan dari pihak bank dan akan dilibatkan dalam proses manajemen usaha. Pembagian keuntungan berdasarkan perjanjian sesuai dengan besarnya proporsi penyertaan modal. Musyarakah adalah suatu perjanjian
(34)
kesepakatan bersama antara beberapa pemilik modal untuk menyertakan modalnya pada suatu proyek dimana risiko laba rugi dibagi secara berimbang dengan penyertaannya. Dalam Antonio (2001) disebutkan bahwa musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
a. Jenis-Jenis Musyarakah
1) Musyarakah Kepemilikan adalah musyarakah yang tercipta karena warisan, wasiat, atau kondisi lainnya yang mengakibatkan pemilikan suatu aset oleh dua orang atau lebih
2) Musyarakah Akad adalah musyarakah yang terjadi karena kesepakatan dua orang atau lebih setuju bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah dan sepakat berbagi keuntungan dan kerugian. Syirkah akad dalam wikipedi terdiri dari:
a) Syirkah al-'Inan adalah kontrak antara dua orang atau lebih dimana setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja, kedua belah pihak berbagi dalam keuntungan dan kerugian sesuai kesepakatan antara mereka.
b) Syirkah Mufawadhah adalah kontrak kerja sama antara dua orang atau lebih dimana setiap pihak memberikan suatu porsi dari keseluruhan dana dan berpartisipasi dalam kerja. Setiap pihak membagi keuntungan dan kerugian yang sama. Jadi syarat utama dalam jenis musyarakah ini adalah
(35)
kesamaan dana yang diberikan, kerja, tanggung jawab dan beban utang dibagi oleh masing-masing pihak.
c) Syirkah A'maal adalah kontrak kerja sama dua orang dengan profesi yang sama untuk menerima pekerjaan secara bersama dan berbagi keuntungan dari pekerjaan.
d) Syirkah Wujuh adalah kontrak kerja sama antara dua orang atau lebih yang memiliki reputasi dan prestise baik serta ahli dalam bisnis. Mereka membeli barang secara kredit dari suatu perusahaan dan menjual barang tersebut secara tunai. Mereka berbagi keuntungan dan kerugian berdasarkan jaminan yang disediakan oleh mitra. Jenis musyarakah ini tidak memerlukan modal karena pembelian secara kredit berdasarkan jaminan tersebut.
e) Syirkah al-Mudharabah b. Manfaat Musyarakah
1) Bank menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha meningkat.
2) Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap tetapi disesuaikan dengan pendapatan bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread.
3) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cara cash flow atau arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.
(36)
4) Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar halal, aman, dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.
5) Prinsip-prinsip bagi hasil dalam al-musyarakah ini berbeda dengan prinsip bunga tetap dimana bank akan menagih penerimaan pembiayaan nasabah satu jumlah bunga tetap berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.
c. Risiko Musyarakah
1) Asymetric information problem, yaitu kecenderungan salah satu pihak yang menguasai informasi lebih banyak untuk tidak bersikap jujur. Oleh karena itu penerapan pembiayaan bagi hasil haruslah dilakukan dengan memperhatikan incentive compatible constrain (batasan-batasan untuk memberikan insentif bagi nasabah untuk berlaku jujur).
2) Slide streaming, yaitu nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut dalam kontrak.
3) Lalai dan kesalahan disengaja
Gambar 2.1 Skema Al-Musyarakah Nasabah
parsial:nisbah
Bank syariah parsial:pembiayaan
Proyek/Usaha
Bagi hasil keuntungan sesuai proporsi kontribusi modal (nisbah)
(37)
2.1.1.2Mudharabah
Produk ini menyediakan pembiayaan modal investasi atau modal kerja bagi nasabah hingga 100%. Besarnya bagi keuntungan didasarkan pada perjanjian yang sesuai dengan proporsinya. Mudharabah juga dapat diartikan sebagai suatu bentuk kerjasama disatu pihak bank menyediakan dana sedangkan dipihak lain menyiapkan keahlian. Setiap keuntungan (profit) yang didapat akan dibagi berdasarkan perjanjian sebelumnya. Dalam wikipedi Indonesia disebutkan bahwa mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua orang atau lebih pihak dimana pemilik modal (shahibul maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian di awal. Bentuk ini menegaskan kerja sama dengan kontribusi seratus persen modal dari shahibul maal dan keahlian dari mudharib.
a. Jenis-jenis Mudharabah
1) Mudharabah Mutlaqah, yaitu bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan daerah bisnis.
2) Mudharabah Muqoyyadah, yaitu bentuk kerja sama antara shahibul maal dan mudharib dimana mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu atau tempat usaha.
b. Manfaat Mudharabah
1) Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan nasabah meningkat
(38)
2) Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap tetapi disesuaikan dengan pendapatan bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative spread.
3) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan dengan cara cash flow atau arus kas usaha nasabah sehingga tidak memberatkan nasabah.
4) Bank akan lebih selektif dan hati-hati (prudent) mencari usaha yang benar-benar halal, aman dan menguntungkan karena keuntungan yang konkret dan benar-benar terjadi itulah yang akan dibagikan.
c. Risiko Mudharabah
1) Asymetric information problem, yaitu kecenderungan salah satu pihak yang menguasai informasi lebih banyak untuk tidak bersikap jujur. Oleh karena itu penerapan pembiayaan bagi hasil haruslah dilakukan dengan memperhatikan incentive compatible constrain (batasan-batasan untuk memberikan insentif bagi nasabah untuk berlaku jujur).
2) Slide streaming, yaitu nasabah menggunakan dana itu bukan seperti yang disebut dalam kontrak.
(39)
Perjanjian Bagi hasil
Keahlian/ modal 100% ketrampilan
Nisbah X% nisbah Y%
Gambar 2.2 Skema Al-Mudharabah
2.1.2 Konsep Kredit 2.1.2.1Pengertian Kredit
Kredit berasal dari bahasa Yunani credere yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa latin creditum yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Bila dikaitkan dengan kegiatan usaha, kredit berarti suatu kegiatan yang memberikan nilai ekonomi (economic value) kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan kepercayaan saat itu bahwa nilai ekonomi yang sama akan kesepakatan yang telah disetujui antar kreditur (bank) dan debitur. Menurut Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan
MUDHARIB BANK
Pembagian Keuntungan Proyek/Usaha
(40)
atau pembagian hasil keuntungan. Setelah dilakukan revisi Undang-Undang No 7 tahun 1992 dengan Undang-Undang No 10 tahun 1998 tentang perbankan Dalam Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan disebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Bunga menurut Sudrajat (2006) adalah penentuan besarnya kelebihan dari pinjamam modal yang diterima oleh pemberi pinjaman dengan persyaratan periode waktu tertentu. Bunga mengandung tiga unsur sebagai berikut:
1. Kelebihan atau surplus yang melebihi dari modal yang dipinjamkan. 2. Ketentuan besarnya surplus tergantung periode waktu.
3. Persetujuan terhadap syarat-syarat pembayaran kelebihan telah ditentukan. Faktor yang juga berpengaruh terhadap kemampuan bank untuk memberikan kredit menurut Agung (2001) dalam Rusmiati (2004), yaitu:
1.Kecukupan modal
Modal yang cukup merupakan syarat bagi bank untuk menyalurkan kreditnya. Kecukupan modal memiliki hubungan yang positif dengan kemauan perbankan menyalurkan kredit. Jika modal yang dimiliki perbankan cukup maka bank akan menyalurkan kreditnya. Namun pada saat krisis modal yang dimiliki bank negatif yang terjadi karena penurunan modal dan kualitas perbankan dapat mengakibatkan perbankan cenderung menahan diri untuk menyalurkan kredit ke nasabahnya termasuk sektor dunia usaha. Keengganan ini diakibatkan
(41)
kekhawatiran perbankan jika tetap menyalurkan kredit maka akan menambah aset berisiko. Jadi apabila jumlah modal yang dimiliki bank mengalami kenaikan dan mencukupi maka bank akan dapat menyalurkan kredit ke nasabahnya.
2.Kredit bermasalah (NPLs)
Kredit bermasalah merupakan faktor penyebab terjadinya penurunan keinginan bank untuk menyalurkan kredit. Jika jumlah NPL yang dimiliki bank meningkat maka bank akan mengurungkan niatnya untuk menyalurkan kredit. NPL yang tinggi akan memperburuk kondisi permodalan perbankan dan penurunan pendapatan bunga. Oleh karena itu pada saat NPL tinggi bank akan lebih memilih untuk memperbaiki kondisi permodalannya daripada menyalurkan kredit.
3.Tingkat Risiko
Salah satu yang menjadi indikator tingginya risiko usaha menurut perspektif perbankan adalah selisih antara suku bunga kredit dan suku bunga (deposito). Tingginya tingkat risiko akan menyebabkan keengganan perbankan untuk menyalurkan kredit atau pembiayaan. Bank tetap akan menyalurkan kredit ke dunia usaha tetapi jumlahnya kecil.
Djinarto (2000) dalam Risdwianto (2004) mengemukakan ada beberapa variabel yang menentukan tingkat suku bunga kredit yang ditetapkan oleh perbankan, yaitu:
(42)
a. Profit Margin yaitu persentase rentang keuntungan yang ingin didapatkan bank pada kebijaksanaan harga kredit yang ditujukan untuk memperoleh return on asset.
b. Cost on Service yaitu persentase yang dibebankan atas biaya yang dikeluarkan oleh penghimpun dana serta administrasi rekening data dan pinjaman.
c. Credit Premium yaitu penambahan evaluasi kemungkinan terjadinya risiko dimana kredit tidak dibayar oleh debitur.
d. Cost on Fund yaitu hasil murni suku bunga dengan mempertimbangkan aset dana yang biasa dipinjamkan.
2.1.2.2Unsur-unsur Kredit
Menurut Muljono, (2001), terdapat unsur-unsur kredit antara lain:
a. Waktu yang menyatakan bahwa ada jarak antara saat persetujuan pemberian kredit dan pelunasannya.
b. Kepercayaan yang melandasi pemberian kredit oleh pihak kreditur kepada debitur, bahwa setelah jangka waktu tertentu debitur akan mengembalikan sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.
c. Penyerahan yang menyatakan bahwa pihak kreditur menyerahkan nilai ekonomi kepada debitur yang harus dikembalikan setelah jatuh tempo.
d. Risiko yang menyatakan bahwa pihak kreditur menyerahkan adanya risiko yang mungkin timbul sepanjang jarak antara saat memberikan dan pelunasannya.
(43)
e. Persetujuan dan Perjanjian yang menyatakan bahwa antara kreditur dan debitur terdapat suatu persetujuan dan dibuktikan dengan suatu perjanjian. 2.1.2.3 Jenis-jenis Kredit
Jenis Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan
Berdasarkan tujuan penggunaannya, Kaslan (1970) dalam Risdwianto (2004) membagi kredit menjadi dua jenis yaitu:
a. Kredit konsumtif, yaitu kredit yang digunakan untuk membiayai pembelian barang-barang atau jasa-jasa yang dapat memberikan kepuasan langsung kepada konsumen. Jenis kredit ini digunakan untuk membiayai hal-hal yang bersifat konsumtif misalnya kredit perumahan, kredit pembiayaan serta kredit untuk membeli makanan dan pakaian. Secara tidak langsung kredit konsumtif akan memberikan efek produktif dengan cara meningkatkan produksi dari barang atau jasa yang dibeli oleh peminjam.
b. Kredit produktif, yaitu kredit yang digunakan untuk tujuan-tujuan yang produktif. Kredit ini dipakai untuk membeli barang-barang modal tetap. Sedangkan kredit modal kerja digunakan untuk membiayai kebutuhan modal lancar yang biasanya habis dalam satu kali atau beberapa kali proses produksi.
Kredit Menurut Jangka Waktu
Menurut Djinarto (2000) dalam Risdwianto (2004) jangka waktu kredit dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
(44)
a. Kredit jangka pendek, merupakan kredit yang yang waktu pembayarannya maksimal satu tahun. Kredit ini biasanya digunakan untuk membiayai kebutuhan modal kerja.
b. Kredit jangka menengah, merupakan kredit yang jangka waktu pembayarannya antara satu sampai tiga tahun. Kredit ini biasanya berupa kredit modal kerja dan kredit investasi yang tidak terlalu besar.
c. Kredit jangka panjang, merupakan jenis kredit yang jangka waktu pembayarannya lebih dari tiga tahun. Kredit ini biasanya digunakan untuk membeli mesin, pabrik, perumahan, dan alat-alat keperluan investasi.
Gambar 2.3 Skema Bunga
2.1.3 Perbedaan Bank Konvensional dan Bank Syariah
Dalam Irawan (2004) disebutkan bahwa perbedaan bank konvensional dan bank syariah meliputi:
Nasabah: parsial Bank: parsial
Proyek/Usaha
Keuntungan
%bunga x pinjaman
(45)
2.1.3.1Akad, Aspek Legalitas, dan Lembaga Penyelesaian Sengketa
Yang pertama tentang akad dan legalitas. Akad dan legalitas ini merupakan kunci utama yang membedakan antara bank syariah dan bank konvensional. "innamal a'malu bin niat", sesungguhnya setiap amalan itu bergantung dari niatnya. Dan dalam hal ini bergantung pada akadnya. Akad adalah perjanjian yang dibuat oleh pihak nasabah dengan pihak bank. Setiap akad dalam perbankan syariah, baik dalam hal barang, pelaku transaksi, maupun ketentuan lainnya harus memenuhi ketentuan-ketentuan transaksi.
Ketentuan-ketentuan transaksi tersebut yaitu: (a) rukun, seperti: penjual, pembeli, barang, harga dan ijab-qabul. (b) syarat, seperti: barang dan jasa harus halal sehingga transaksi atas barang dan jasa yang haram menjadi batal, harga barang dan jasa harus jelas, tempat penyerahan harus jelas karena akan berdampak pada biaya transportasi, barang dan jasa yang ditransaksikan sepenuhnya dalam kepemilikan.
Pada perbankan konvensional, jika terjadi perselisihan antara bank dan nasabahnya, kedua belah pihak menyelesaikannya di peradilan negeri. Perselisihan antara bank dan nasabahnya pada perbankan syariah diselesaikan sesuai tata cara dan hukum materi syariah. Lembaga yang menangani hal ini dikenal dengan nama Badan Arbitrase Muamalah Indonesia (BAMUI) yang didirikan secara bersama oleh Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia.
(46)
2.1.3.2Struktur Organisasi
Dalam bank syariah ada keharusan untuk memiliki Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam struktur organisasinya. Posisi DPS berada setingkat dengan Dewan Komisaris, sehingga dapat menjamin efektifitas dari setiap opini yang dikeluarkan oleh DPS. Penetapan anggotanya ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. DPS harus membuat pernyataan secara berkala (biasanya setiap tahun), yang biasanya diterbitkan dalam laporan tahunan, bahwa bank yang diawasinya telah berjalan sesuai dengan ketentuan syariah. Selain itu DPS juga dapat meneliti dan membuat rekomendasi produk baru dari bank yang diawasinya. DPS akan bertindak sebagai penyaring pertama sebelum suatu produk diteliti kembali dan difatwakan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN).
DSN merupakan suatu lembaga yang dibentuk oleh MUI yang memiliki fungsi untuk mengawasi lembaga-lembaga keuangan syariah agar sesuai dengan syariah Islam. Dewan ini tidak hanya mengawasi bank tetapi juga lembaga-lembaga keuangan lain seperti: asuransi, reksadana, modal ventura dan sebagainya. DSN membuat garis panduan pokok syariah yang diambil dari sumber-sumber hukum Islam. Garis panduan ini menjadi dasar pengawasan bagi DPS pada lembaga-lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar pengembangan produk-produknya.
Fungsi lain dari DSN adalah meneliti dan membuat fatwa-fatwa bagi produk-produk yang dikembangkan oleh lembaga keuangan syariah yang telah mendapat rekomendasi dari DPS. Selain itu, DSN juga bertugas untuk memberikan rekomendasi pada ulama yang ditugaskan sebagai DPS. DSN dapat
(47)
memberikan teguran kepada lembaga keuangan syariah jika lembaga tersebut menyimpang dari panduan.
2.1.3.3Pinjaman (Kredit) dan Pembiayaan
Perbankan konvensional menyalurkan dana yang mereka himpun dari masyarakat ke sektor riil dalam bentuk pinjaman atau kredit. Keuntungan yang akan didapatkan bank adalah dari bunga yang dikenakan kepada nasabah atas pinjamannya. Pada bank syariah istilah pinjaman tidak dapat digunakan untuk menjelaskan kegiatan penyaluran dana yang dilakukan bank syariah.
Ada dua alasan yang dapat menjelaskan pernyataan diatas. Pertama, pinjaman hanyalah salah satu metode hubungan finansial dalam Islam. Masih banyak metode lain yang diajarkan oleh syariah seperti: jual beli, bagi hasil, sewa dan lain-lain. Kedua, pinjaman dalam konteks Islam adalah akad sosial, bukan akad komersial. Artinya apabila bank memberikan pinjaman, nasabah tidak boleh disyaratkan untuk meberikan tambahan atas pokok pinjamannya.
Bank Syariah sebagai lembaga komersial yang mengharapkan keuntungan, tentu saja tidak dapat melakukan hal ini. Bank syariah dapat melakukan jual beli dimana bank syariah boleh mengambil keuntungan dari selisih harga jual dan harga beli sesuai dengan akadnya. Selain itu bank syariah juga dapat melakukan bagi hasil, sewa, ataupun jenis jasa-jasa keuangan lainnya.bank syariah tidak menggunakan istilah pinjaman atau kredit, melainkan pembiayaan (financing).
Pembiayaan adalah transaksi dalam perbankan syariah yang merupakan bentuk penyaluran dana ke sektor riil. Perbedaan utama dengan kredit terletak pada konsep bunga. Prinsip ekonomi Islam mengkategorikan bunga sebagai riba
(48)
dan hukumnya haram. Pembiayaan menggunakan konsep profit and loss sharing atau bagi hasil. Besarnya bagian tergantung pada perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Jika mengalami kerugian maka kerugian itu akan dibagi sesuai dengan akadnya.
2.1.4 Metode Percobaan
Pada pertengahan abad kedua puluh para ahli ekonomi masih percaya bahwa ilmu ekonomi tidak dapat diuji dengan menggunakan percobaan seperti yang sering dijumpai dalam disiplin ilmu lainnya. Persepsi ini muncul karena para ahli ekonomi beranggapan bahwa karakteristik yang dimiliki pelaku ekonomi sangat beragam dan sulit dikontrol. Namun seiring dengan dikembangkannya metode percobaan ekonomi, muncul teori Induced Value yang memungkinkan untuk mengontrol karakteristik-karakteristik tersebut dan tercipta kondisi yang mudah dipenuhi dalam melakukan percobaan sehingga anggapan awal tidak berlaku lagi (Juanda, 2003).
Teori induced value dikembangkan oleh Smith (1976) dalam Davis dan Holt (1993) dalam Chrisanti (2005). Dasar pemikiran teori ini adalah pemberian imbalan (reward) yang tepat yang memungkinkan peneliti untuk memunculkan (induced) karakteristik pelaku ekonomi dan karakteristik bawaan menjadi tidak berpengaruh lagi. Apabila karakteristik pelaku ekonomi telah sama (homogen) maka peneliti dapat melakukan percobaan ekonomi. Dalam memunculkan karakteristik dasar subjek (unit experiment), ada tiga kondisi yang diperlukan dalam percobaan, yaitu:
(49)
1.Monotonicity. Subjek atau pelaku percobaan harus dapat dipengaruhi agar menyukai imbalan yang terbesar dan tidak merasa puas akan imbalan yang mereka peroleh. Kondisi ini mudah dipenuhi dengan cara pemberian imbalan dengan uang domestik.
2.Salience. Imbalan yang diterima pelaku percobaan tergantung dari tindakan mereka (dan pelaku lainnya) yang sesuai dengan peraturan yang ada dalam percobaan, sehingga ada hubungan antara tindakan dan imbalan yang akan berimplementasi kepada tujuan dan hubungan antar subjek penelitian.
3.Dominance. Adanya dominasi kepentingan subjek penelitian dalam percobaan yaitu lebih mengutamakan imbalan dan mengabaikan hal-hal lain.
Menurut Friedman dan Sunder (1994) dalam Noviati (2005), percobaan ekonomi harus dilakukan dalam lingkungan yang terkontrol. Lingkungan ekonomi itu sendiri adalah lingkungan yang terdiri dari individu atau pelaku ekonomi dan aturan yang berlaku dalam suatu institusi sebagai tempat bertransaksinya para pelaku ekonomi tersebut. Disini pelaku ekonomi bisa sebagai pembeli (nasabah) dan penjual (jasa pembiayaan), sedangkan institusi sebagai bank. Pada umumnya kelompok yang terpilih menjadi subjek penelitian atau pelaku percobaan di bidang ekonomi berasal dari kalangan mahasiswa. Alasan digunakannya pelaku ekonomi dari kalangan pelajar atau mahasiswa adalah:
1.Pelajar atau mahasiswa dinilai paling siap masuk ke dalam kelompok eksperimen
2.Berasal dari kampus tempat munculnya peneliti 3.Biaya imbalan relatif lebih murah
(50)
Instruksi percobaan berisi deskripsi tentang tujuan penelitian, ketentuan percobaan, pilihan tindakan yang harus dilakukan subjek penelitian dan yang terpenting adalah aturan pemberian imbalan (reward) kepada subjek sesuai tindakan yang mereka lakukan (Friedman & Sunder 1994 dalam Noviati 2005). Instruksi percobaan ini diberikan kepada subjek peneliti pada saat percobaan akan dilaksanakan sehingga subjek peneliti saat percobaan akan dilaksanakan sehingga subjek memahami prosedur dan aturan yang berlaku. Instruksi dapat dilengkapi dengan ilustrasi sederhana untuk memperjelas permasalahan. Isi instruksi dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai kondisi di lapangan. Berdasarkan referensi dari website Bank Mandiri Syariah jumlah pembiayaan maksimum adalah 70% dari total modal usaha.
Risiko adalah sesuatu yang menimbulkan kerugian atau suatu keadaan ketidakpastian. Suatu keputusan dikatakan mengandung risiko apabila hasil keputusan tersebut tidak diketahui secara pasti sebelumnya, tetapi dapat diketahui nilai probabilitasnya (kemungkinannya). Menurut Supranto (2004) dalam Noviati (2005), pada dasarnya manusia bisa dibedakan menjadi tiga kelompok dalam menanggapi risiko yaitu:
1. Kelompok yang berani mengambil risiko disebut pengambil atau pencari risiko (risk seeker).
2. Kelompok yang netral terhadap risiko (risk neutral).
3. Kelompok yang senang menghindar dari risiko (risk avoider/risk averter). Dalam Mattjik (2002) disebutkan terdapat tiga prinsip dasar dalam rancangan percobaan, yaitu:
(51)
a. Ulangan, yang fungsinya untuk:
1) Menghasilkan nilai dugaan bagi galat (kekeliruan)
2) Meningkatkan ketepatan percobaan dengan memperkecil simpangan baku nilai tengah perlakuan
3) Mengendalikan galat percobaan
b. Pengacakan. Sebelum percobaan pengalokasian subjek ke kelompok yang akan dicobakan dengan randomization. Dengan pengacakan ini dapat dianggap ekuivalen bahwa subjek-subjek tersebut hanya berbeda karena faktor kebetulan dalam peubah yang dikaji. Selain itu pengacakan juga berfungsi untuk mendapatkan dugaan tak bias bagi galat percobaan dan nilai tengah perlakuan.
c. Pengelompokan (kontrol lingkungan). Fungsinya adalah untuk mengontrol faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi respon dan mengurangi galat percobaan.
Kelebihan metode percobaan dibandingkan dengan metode survey dalam Juanda, (2003), antara lain:
a. Peneliti memiliki keleluasaan untuk melakukan pengawasan terhadap sumber-sumber keragaman data.
b. Dapat menciptakan jenis perlakuan yang diinginkan dan kemudian mengamati perubahan-perubahan yang terjadi pada responnya.
c. Bersifat analitik, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antar berbagai faktor.
(52)
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian serupa pernah dilaksanakan sebelumnya oleh Yuline Rena Chrisanti (2005) dalam skripsinya yang berjudul "Percobaan Ekonomi untuk Mengkaji Sistem Pembiayaan Bank Syariah dan Bank Konvensional". Dalam skripsi yang ditulisnya Yuline menggunakan dua kondisi yang berbeda yaitu percobaan yang menggambarkan realitas suatu wilayah yang tidak ada pilihan sistem pembiayaan yang lain dan percobaan yang menggambarkan realitas suatu wilayah dimana nasabah mempunyai pilihan dalam menentukan jenis pembiayaan yang akan digunakan yaitu sistem bagi hasil perbankan syariah dan sistem bunga bank konvensional. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Yuline pada kondisi tidak terdapat pilihan jenis pembiayaan diketahui bahwa sistem bagi hasil memberikan keuntungan yang maksimum kepada nasabah sedangkan pada sistem bunga pihak bank lebih diuntungkan dibandingkan dengan nasabah. Besar pinjaman pada bank syariah cenderung lebih besar dibandingkan dengan bank konvensional.
Penelitian yang hampir serupa juga pernah dilakukan oleh Noviati dalam tesisnya yang berjudul "Metode Percobaan Ekonomi Untuk Mengkaji Sistem Pembiayaan di Perbankan". Dalam percobaan tersebut membandingkan dua sistem pembiayaan yang dilakukan oleh bank syariah yaitu sistem bagi hasil dan sistem jual beli dengan sistem bunga yang dilakukan oleh bank konvensional. Dalam hasilnya disimpulkan yang pertama, bahwa secara umum sistem pembiayaan dan risiko berpengaruh pada besar pinjaman dan keuntungan bank, sedangkan keuntungan nasabah lebih dipengaruhi risiko dan periode. Kedua,
(53)
besar pinjaman pada sistem bagi hasil umumnya cenderung lebih tinggi dari sistem lainnya yang diteliti. Yang ketiga, dari periode ke periode sistem bagi hasil cenderung semakin diminati. Dan empat, dilihat dari jumlah debitur (peserta percobaan) yang melakukan transaksi pembiayaan memilih sistem bunga karena perhitungannya yang relatif lebih mudah.
Melanjutkan penelitian sebelumnya yang memberikan kesimpulan bahwa sistem bagi hasil lebih cenderung diminati maka dalam penelitian saat ini penulis akan mencoba meneliti jenis sistem bagi hasil yang biasa digunakan dalam perbankan syariah yaitu musyarakah dan mudharabah kemudian membandingkan kembali hasilnya dengan sistem bunga pada perbankan konvensional. Perbedaan utama pada sistem bagi hasil musyarakah dan mudharabah adalah mengenai presentasi modal kedua sistem pembiayaan. Dalam musyarakah masing-masing pihak memberikan kontribusi baik dana, tugas maupun tanggung jawab, sedangkan dalam mudharabah dana ditanggung oleh pihak pertama sedangkan pihak kedua memberikan kontribusi berupa keahlian atau ketrampilan.
2.3 Kerangka Pemikiran 2.3.1 Kerangka Pemikiran
Sektor finansial mengalami perkembangan yang lebih pesat dibandingkan dengan sektor riil. Perkembangan perbankan syariah turut melengkapinya dengan menawarkan alternatif produk pembiayaan lainnya yaitu dengan sistem bagi hasil, jual beli serta sistem sewa. Dengan adanya perkembangan ini diharapkan akan mampu mendorong kinerja sektor riil. Tentunya banyak pertimbangan yang
(54)
diambil sebelum pihak perbankan mau mengeluarkan dananya untuk melakukan investasi terhadap sektor riil ini. Tentunya banyak pertimbangan yang mempengaruhi penilaian kinerja perbankan. Untuk itu dalam penelitian ini hanya akan digunakan dua faktor saja untuk mengkaji kinerja perbankan. Salah satu pertimbangan yang akan dapat mempengaruhi keuntungan perbankan yaitu dengan mempertimbangkan risiko usaha yang akan diinvestasikan. Yang kedua sistem perbankan itu sendiri baik perbankan syariah maupun perbankan konvensional yang menerapkan aturan masing-masing sebelum mengeluarkan uangnya untuk membiayai usaha. Semakin tinggi risiko usaha yang akan dibiayai maka bank akan semakin hati-hati dalam mengeluarkan uangnya. Tentunya bukan hanya pihak perbankan saja yang punya pertimbangan terhadap pembiayaan karena pihak pengusaha atau nasabah juga punya pertimbangan tersendiri dalam memilih jenis pembiayaan. Namun pada intinya baik pihak bank maupun nasabah akan memilih jenis pembiayaan yang dapat memberikan keuntungan maksimum kepada masing-masing pihak, baik keuntungan yang diperoleh nasabah maupun keuntungan yang akan diperoleh bank itu sendiri.
(55)
Gambar 2.4 Kerangka Pemikiran Penelitian
2.2.3 Hipotesis
Berdasarkan teori, konsep dan penelitian yang terdahulu diperoleh kesimpulan sementara sebagai berikut:
1.Sistem yang memberikan keuntungan terbesar bagi nasabah adalah sistem musyarakah karena keuntungan yang dihasilkan berasal dari modal usaha yang lebih besar sedangkan sistem yang memberikan keuntungan terbesar bagi bank adalah sistem bunga karena sistem ini tidak terpengaruh oleh risiko atau keuntungan usaha. Sehingga berapapun risiko atau keuntungan usaha keuntungan bank akan tetap sama.
2.Sistem pembiayaan yang paling banyak diminati oleh nasabah adalah sistem mudharabah karena dalam jenis pembiayaan ini seluruh kerugian material yang
Nasabah/Investor Pembiayaan
Syariah konvensional
Sistem bagi hasil
Musyarakah Mudharabah
Percobaan Ekonomi
Risiko Sistem
Mana yang lebih baik?
(56)
dialami dalam usaha akan ditanggung oleh pihak bank kecuali kerugian yang terjadi akibat kesengajaan atau kelalaian dari pengelola.
(57)
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian tentang sistem pembiayaan ini akan dilaksanakan di Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Darmaga Bogor. Percobaan ekonomi yang akan dilaksanakan ini akan diteliti pada 30 mahasiswa Ilmu Ekonomi. Metode percobaan ekonomi ini dilaksanakan di kampus dengan peserta yang berasal dari mahasiswa Ilmu Ekonomi sendiri dengan mempertimbangkan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan melakukan percobaan langsung terhadap pengusaha. Selain itu tempat dilakukannya penelitian juga lebih mudah dijangkau serta dengan peserta adalah mahasiswa maka diharapkan akan bisa lebih bersikap rasional selama penelitian dilakukan yang maksudnya perilakunya sesuai dengan perilaku pelaku ekonomi yang sebenarnya. Penelitian yang akan menganalisis hubungan sebab akibat antara risiko usaha dan pemilihan jenis pembiayaan ini dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2007.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dipakai dalam penelitian kali ini adalah data tentang keuntungan baik keuntungan nasabah maupun keuntungan perusahaan yang dalam hal ini adalah bank yang diperoleh dari hasil percobaan ekonomi. Selain itu juga ada data risiko jenis usaha yang mencerminkan jenis usaha risiko tinggi dan risiko rendah. Dan dari hasil percobaan juga didapatkan data keuntungan bank dan
(58)
nasabah serta data proporsi keikutsertaan nasabah terhadap jenis pembiayaan yang dapat memaksimalkan keuntungannya.
Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan percobaan terhadap 30 mahasiswa dengan lima kali pengulangan serta wawancara dengan beberapa pihak yang terkait dengan pembiayaan syariah dan kredit konvensional serta para pengusaha yang memberikan data peluang keuntungan usaha. Data sekunder diperoleh dari beberapa jurnal ekonomi yang membahas tentang perbankan syariah dan perbankan konvensional. Data sekunder digunakan untuk memperoleh data tingkat suku bunga kredit yang sekarang ditawarkan oleh perbankan konvensional dan persentase bagi hasil yang ditawarkan oleh perbankan syariah.
3.3 Rancangan Percobaan
Percobaan ekonomi akan dibagi menjadi dua kondisi, yaitu:
1. Pada percobaan A ini menggambarkan realitas suatu wilayah dimana tidak terdapat pilihan sistem pembiayaan yang lain. Diagram rancangan percobaannya adalah:
Sistem pembiayaan
musyarakah mudharabah bunga
High risk
Low risk
High risk
Low risk
High risk
Low risk
(59)
Gambar 3.1 Rancangan Percobaan A
Percobaan ekonomi dengan dilakukan dengan enam perlakuan yang melibatkan 30 orang pelaku percobaan sebagai nasabah (debitur), dengan jumlah peserta yang sama untuk setiap perlakuan yaitu lima orang. Rincian perlakuan adalah sebagai berikut:
a. Perlakuan transaksi pengambilan pembiayaan dengan sistem musyarakah pada risiko usaha tinggi (high risk).
b. Perlakuan transaksi pengambilan pembiayaan dengan sistem musyarakah pada risiko usaha rendah (low risk).
c. Perlakuan transaksi pengambilan pembiayaan dengan sistem mudharabah pada risiko usaha tinggi (high risk).
d. Perlakuan transaksi pengambilan pembiayaan dengan sistem mudharabah pada risiko usaha rendah (low risk).
e. Perlakuan transaksi pengambilan kredit konvensional dengan sistem bunga pada risiko usaha tinggi (high risk).
f. Perlakuan transaksi pengambilan kredit konvensional dengan sistem bunga pada risiko usaha tinggi (low risk).
2. Pada percobaan ekonomi B menggambarkan realitas suatu wilayah dimana pelaku percobaan memiliki kebebasan untuk memilih jenis transaksi pembiayaan bagi hasil (musyarakah dan mudharabah) atau kredit. Diagram rancangan percobaannya adalah:
(60)
Gambar 3.2 Rancangan Percobaan B
Percobaan ekonomi dengan dua perlakuan ini melibatkan 30 orang pelaku percobaan sebagai nasabah (debitur), dengan jumlah peserta yang sama untuk setiap perlakuan adalah 15 orang. Rincian perlakuan adalah sebagai berikut: a. Perlakuan transaksi pengambilan pembiayaan atau kredit gabung antara
sistem pembiayan musyarakah, mudharabah, dan bunga pada risiko usaha tinggi (high risk).
b. Perlakuan transaksi pengambilan pembiayaan atau kredit gabung antara sistem pembiayan musyarakah, mudharabah, dan bunga pada risiko usaha tinggi (low risk).
Peserta percobaan akan diberikan lembar keputusan yang sesuai dengan pilihan jenis pembiayaan yang dilakukan pada percobaan dan lembar keputusan
Sistem pembiayaan
High risk Low risk
Musya rakah
Mudha rabah
Bunga Mudha Bunga
rabah Musya
(61)
gabung untuk percobaan B sehingga peserta dapat memilih jenis pembiayaan yang dapat memaksimumkan pendapatannya.
3.4 Metode Analisis
Model rancangan percobaan yang dipakai dalam penelitian kali ini adalah model faktorial RAKL, yaitu percobaan dua faktor atau lebih terhadap seluruh unit-unit percobaan secara berkelompok. Hal ini dilakukan jika unit percobaan yang dihadapi tidak homogen. Sumber ketidakhomogenan dapat dihomogenkan dengan sistem blok satu arah. Dari data yang diperoleh akan dilakukan analisis ragam (ANOVA) dengan menggunakan software minitab 14.
Model analis yang akan digunakan dalam percobaan ini adalah:
ijk k ij j
i ijk
Y =μ+α +β +(αβ) +ρ +ε Dimana:
Yijk = nilai pengamatan pada faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j, dan
kelompok k
µ, αi,βj = merupakan komponen aditif dari rataan, pengaruh utama faktor
A dan pengaruh faktor B
(αβ)ij = merupakan komponen interaksi faktor A dan B
ρk = merupakan pengaruh aditif kelompok dan diasumsikan tidak
berinteraksi dengan perlakuan
(62)
Analisis ragam adalah suatu metode untuk menguraikan keragaman total data kita menjadi komponen-komponen yang mengukur berbagai sumber keragaman. Model analisis ini akan digunakan baik pada percobaan A maupun B. Sebelum dilakukan analisis ragam terlebih dahulu dilakukan pengujian F terhadap data. Pengujian yang dilakukan adalah:
1)Galat percobaan memiliki ragam homogen. Uji formal yang dapat digunakan untuk pengujian ragam galat percobaan adalah uji Bartlett. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H0: Ragam homogen
H1: Ragam tidak homogen
2)Galat percobaan saling bebas. Untuk melihat kebebasan galat percobaan dibuat plot antara nilai dugaan galat percobaan (RES 1) dengan nilai dugaan respon (FITS 1). Apabila plot yang dibuat tidak membentuk suatu pola tertentu atau tidak membentuk suatu model yang jelas maka dapat dikatakan bahwa galat percobaan saling bebas.
3)Galat percobaan menyebar normal. Ada beberapa cara pengujian yang digunakan untuk menguji galat menyebar normal. Dalam penelitian ini akan digunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hipotesis yang diuji adalah:
H0: Galat menyebar normal
H1: Galat tidak menyebar normal
Jika uji asumsi diatas tidak dapat dipenuhi maka akan dilakukan transformasi data dengan melogaritmakan data yang sudah ada. Setelah itu dilakukan pengujian F seperti diatas lagi tetapi dengan data baru yang sudah
(63)
ditransformasi. Jika data masih belum memenuhi uji asumsi maka pengolahan akan dilakukan dengan menggunakan statistik uji t.
Faktor-faktor yang akan dilihat pengaruhnya adalah:
1) Sistem pembiayaan, terdiri dari: sistem musyarakah, mudharabah, dan bunga. 2) Risiko usaha, terdiri dari: risiko usaha tinggi (high risk) dan risiko usaha
rendah (low risk).
Pengacakan dilakukan pada perlakuan risiko usaha yang digambarkan dari keuntungan usaha tiap ulangan (periode). Tabel pengacakan risiko usaha dapat dilihat pada lampiran 3.
Dalam penelitian yang menggunakan metode percobaan ekonomi ini terdapat beberapa asumsi dan pembatasan masalah, yaitu:
1) Hanya membandingkan produk pembiayaan dengan prinsip musyarakah dan mudharabah di perbankan syariah serta sistem bunga pada kredit perbankan konvensional.
2) Modal perbankan pada setiap sistem diasumsikan sama. 3) Jangka waktu pinjaman satu tahun.
4) Selain risiko, faktor lain yang mempengaruhi penilaian ketiga sistem diatas dianggap sama.
Adapun hipotesis yang akan diuji dari percobaan di atas adalah sebagai berikut:
1.Ho : αi = 0 (sistem pembiayaan tidak berpengaruh terhadap respons)
H1 : Minimal ada satu i dimana αi≠ 0
(64)
H1 : Minimal ada satu i dimana βj ≠ 0
3.H0 : (αβ)ij = 0 (interaksi sistem pembiayaan dan risiko usaha tidak berpengaruh
terhadap respons)
H1 : Minimal ada sepasang (i,j) dimana (αβ)ij≠ 0
4.H0 : ρk= 0 (tidak ada perbedaan respon diantara kelima periode yang di uji)
H1 : Minimal ada satu periode berpengaruh terhadap respon yang diamati
Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 1) Merancang prosedur atau instruksi percobaan ekonomi.
2) Melakukan percobaan ekonomi.
3) Hasil percobaan ekonomi ini selanjutnya dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA) dengan menggunakan software minitab 14
Prosedur memperoleh data melalui simulasi percobaan ekonomi pada tiga percobaan sistem pembiayaan yang ada di perbankan adalah seperti berikut: a. Prosedur simulasi pembiayaan sistem musyarakah
1) Peserta terdiri dari 10 orang yang terbagi menjadi 5 orang menjadi nasabah usaha risiko tinggi (high risk) dan 5 orang sebagai nasabah usaha risiko rendah (low risk). Sebagai bank adalah peneliti atau yang membantu peneliti.
2) Peserta dipersilakan membaca dan memahami instruksi percobaan yang diberikan, peneliti menjelaskan instruksi percobaan, hal-hal yang kurang dimengerti harus ditanyakan langsung kepada peneliti.
3) Masing-masing peserta percobaan diberi modal sebesar Rp. 4000,-. Modal awal ini menggambarkan sebagian aset yang dimiliki.
(65)
4) Proses perbankan dimulai, bank dipersilakan membuka banknya dan peserta sebagai debitur dipersilakan bertransaksi pembiayaan dengan cara mengangkat tangan. Jika lebih dari satu orang mengangkat tangan maka peneliti (yang membantu peneliti) akan menunjuk salah satunya.
5) Debitur dipersilakan meminjam uang yang digunakan untuk usaha (sebesar Rp. 10000,-) dan harus mengembalikan uang tersebut beserta bagi hasil untuk bank berdasarkan perhitungan nisbah bagi hasil.
6) Setiap periode peserta diharuskan menunjukkan lembar keputusan kepada peneliti atau yang membantu peneliti untuk dicatat dan proses berlangsung selama lima kali ulangan (periode).
7) Peneliti menuliskan semua hasil yang diperoleh nasabah dan diberikan pada akhir percobaan.
b. Prosedur simulasi pembiayaan sistem mudharabah
1) Peserta terdiri dari 10 orang yang terbagi menjadi 5 orang menjadi nasabah usaha risiko tinggi (high risk) dan 5 orang sebagai nasabah usaha risiko rendah (low risk). Sebagai bank adalah peneliti atau yang membantu peneliti.
2) Peserta dipersilakan membaca dan memahami instruksi percobaan yang diberikan, peneliti menjelaskan instruksi percobaan, hal-hal yang kurang dimengerti harus ditanyakan langsung kepada peneliti.
3) Proses perbankan dimulai, bank dipersilakan membuka banknya dan peserta sebagai debitur dipersilakan bertransaksi pembiayaan dengan cara
(66)
mengangkat tangan. Jika lebih dari satu orang mengangkat tangan maka peneliti (yang membantu peneliti) akan menunjuk salah satunya.
4) Debitur dipersilakan meminjam uang yang digunakan untuk usaha (sebesar Rp. 10000,-) dan harus mengembalikan uang tersebut beserta bagi hasil untuk bank berdasarkan perhitungan nisbah bagi hasil.
5) Setiap periode peserta diharuskan menunjukkan lembar keputusan kepada peneliti atau yang membantu peneliti untuk dicatat dan proses berlangsung selama lima kali ulangan (periode).
6) Peneliti menuliskan semua hasil yang diperoleh nasabah dan diberikan pada akhir percobaan.
c. Prosedur simulasi pembiayaan sistem bunga
1) Peserta terdiri dari 10 orang yang terbagi menjadi 5 orang menjadi nasabah usaha risiko tinggi (high risk) dan 5 orang sebagai nasabah usaha risiko rendah (low risk). Sebagai bank adalah peneliti atau yang membantu peneliti.
2) Peserta dipersilakan membaca dan memahami instruksi percobaan yang diberikan, peneliti menjelaskan instruksi percobaan, hal-hal yang kurang dimengerti harus ditanyakan langsung kepada peneliti.
3) Masing-masing peserta percobaan diberi modal sebesar Rp. 4000,-. Modal awal ini menggambarkan sebagian aset yang dimiliki.
4) Proses perbankan dimulai, bank dipersilakan membuka banknya dan peserta sebagai debitur dipersilakan bertransaksi pembiayaan dengan cara
(1)
Lampiran 3 Peluang Pengacakan Keuntungan Usaha
a. Keuntungan usaha
high risk
X F P P.X [Xi - E(X)]x P
20 3 0.25 5.00 11.70
13 6 0.50 6.50 0.01
10 1 0.08 0.83 0.83
5 2 0.17 0.83 11.10
jumlah 12 1 13.16 23.64
Sumber: Informasi Distribusi Peluang Usaha Obat Pertanian
b. Keuntungan usaha
low risk
X F P P.X [Xi - E(X)]x P
20 2 0.33 6.67 3.33
16 3 0.50 8.00 0.35
13 1 0.17 2.17 2.46
jumlah 6 1.00 16.84 6.14
Sumber: Informasi Distribusi Peluang Usaha Pulsa dan Hp
Keterangan:
X
= Keuntungan usaha
F
= Frekuensi
P
= Peluang
E(X) = Nilai harapan
σ
2X
= Ragam
E (X) = 13.16
σ
2X
= 23.64
E (X) = 16.84
σ
2(2)
Lampiran 4 Data Hasil Percobaan A (Tidak Ada Alternatif)
Sistem Resiko Periode Untung
Bank
Untung Nasabah
Trans Untung Nasabah
Log Untng Bank
Musyarakah LR 1 1381.03 2215.79 2465.79 3.14
Musyarakah LR 2 1256.90 2016.62 2266.62 3.10
Musyarakah LR 3 1318.97 2116.21 2366.21 3.12
Musyarakah LR 4 1241.38 1991.72 2241.72 3.09
Musyarakah LR 5 1148.28 1842.36 2092.36 3.06
Musyarakah HR 1 1019.47 1588.07 1838.07 3.01
Musyarakah HR 2 1019.47 1588.07 1838.07 3.01
Musyarakah HR 3 971.68 1513.63 1763.63 2.99
Musyarakah HR 4 1003.54 1563.24 1813.24 3.00
Musyarakah HR 5 892.04 1389.56 1639.56 2.95
Mudharabah LR 1 1381.00 1503.74 1753.74 3.14
Mudharabah LR 2 1256.90 1368.58 1618.58 3.10
Mudharabah LR 3 1318.97 1436.16 1686.16 3.12
Mudharabah LR 4 1241.38 1351.68 1601.68 3.09
Mudharabah LR 5 1148.28 1250.30 1500.30 3.06
Mudharabah HR 1 1019.47 1076.10 1326.10 3.01
Mudharabah HR 2 1019.47 1076.10 1326.10 3.01
Mudharabah HR 3 971.68 1025.65 1275.65 2.99
Mudharabah HR 4 1003.54 1059.28 1309.28 3.00
Mudharabah HR 5 892.04 941.58 1191.58 2.95
Bunga LR 1 9000.00 692.00 942.00 3.95
Bunga LR 2 9000.00 468.00 718.00 3.95
Bunga LR 3 9000.00 580.00 830.00 3.95
Bunga LR 4 9000.00 440.00 690.00 3.95
Bunga LR 5 9000.00 272.00 522.00 3.95
Bunga HR 1 9000.00 -8.00 242.00 3.95
Bunga HR 2 9000.00 -8.00 242.00 3.95
Bunga HR 3 9000.00 -92.00 158.00 3.95
Bunga HR 4 9000.00 -36.00 214.00 3.95
(3)
Lampiran 5 Data Hasil Percobaan B (Ada Alternatif)
Sistem Resiko Periode Untung
Bank
Untung Nasabah
Trans Untung Nasabah
Proporsi Nasabah Bertransaksi
(%)
Trans Proporsi Nasabah Bertransaksi
Musyarakah LR 1 2590.50 2029,15 2329,15 66.67 0.729728
Musyarakah LR 2 2357.82 2102,46 2402,46 60.00 0.643501
Musyarakah LR 3 3153.65 2069,31 2369,31 46.67 0.485518
Musyarakah LR 4 3086.46 2064,43 2364,43 80.00 0.927295
Musyarakah LR 5 5328.46 2105,88 2405,88 80.00 0.927295
Musyarakah HR 1 1037.65 2050.59 2350.59 26.67 0.269933
Musyarakah HR 2 2357.82 1180.75 1480.75 20.00 0.201358
Musyarakah HR 3 3153.65 850.75 1150.75 46.67 0.485518
Musyarakah HR 4 3086.89 1832.73 2132.73 26.67 0.269933
Musyarakah HR 5 5328.46 366.55 666.55 33.33 0.339837
Mudharabah LR 1 512.16 1393,92 1693,92 13.33 0.133732
Mudharabah LR 2 1552.00 1408,00 1708,00 40.00 0.411517
Mudharabah LR 3 1179.52 1605,12 1905,12 26.67 0.269933
Mudharabah LR 4 248.32 1351,68 1651,68 6.67 0.066716
Mudharabah LR 5 869.12 1576,96 1876,96 20.00 0.201358
Mudharabah HR 1 1714.18 1092.91 1392.91 26.67 0.269933
Mudharabah HR 2 2223.98 1008.84 1308.84 46.67 0.485518
Mudharabah HR 3 1618.60 1289.07 1589.07 20.00 0.201358
Mudharabah HR 4 3062.88 1031.22 1331.22 46.67 0.485518
Mudharabah HR 5 993.39 206.24 506.24 33.33 0.339837
Bunga LR 1 5400.00 440,00 740,00 20.00 0.201358
Bunga LR 2 0.00 * * 0.00 0
Bunga LR 3 7200.00 860,00 1160,00 26.67 0.269933
Bunga LR 4 3600.00 510,00 810,00 13.33 0.133732
Bunga LR 5 0.00 * * 0.00 0
Bunga HR 1 12600.00 180.00 480.00 46.67 0.485518
Bunga HR 2 7200.00 -72.00 228.00 26.67 0.269933
Bunga HR 3 9000.00 320.00 620.00 33.33 0.339837
Bunga HR 4 7200.00 -270.00 30.00 26.67 0.269933
(4)
95% Bonferroni Confidence I nt ervals for St Devs sistem resiko C B A LR HR LR HR LR HR 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0.0 Bartlett's Test 0.684 Test Statistic 2.19 P-Value 0.822 Lev ene's Test Test Statistic 0.62 P-Value
Uji Kehomogenan Ragam Galat Percobaan FITS1 R E S I1 4.0 3.8 3.6 3.4 3.2 3.0 0.03 0.02 0.01 0.00 -0.01 -0.02
Scatterplot of RESI 1 vs FI TS1 95% Bonferroni Confidence I nt ervals for St Devs
sistem resiko C B A LR HR LR HR LR HR 0.08 0.07 0.06 0.05 0.04 0.03 0.02 0.01 0.00 Bartlett's Test 0.997 Test Statistic 1.35 P-Value 0.929 Lev ene's Test Test Statistic 0.07 P-Value
Uji Kehomogenan Ragam Galat Percobaan
RESI 1 P e rc e n t 0.03 0.02 0.01 0.00 -0.01 -0.02 -0.03 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 Mean 0.146 5.477100E- 16 StDev 0.01336 N 30 KS 0.139 P- Value
Uji Kenormalan Galat Percobaan
Normal RESI 1 P e rc e n t 0.3 0.2 0.1 0.0 -0.1 -0.2 -0.3 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 Mean > 0.150 4.718448E- 17 StDev 0.1193 N 30 KS 0.117 P- Value
Uji Kenormalan Galat Percobaan
Normal FI TS1 R E S I1 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0.2 0.1 0.0 -0.1 -0.2 -0.3
Scatterplot of RESI 1 vs FI TS1
Lampiran 6 Hasil Uji Asumsi
Respon Keuntungan Bank Percobaan A
Uji Kehomogenan
Uji Kenormalan
Uji Kebebasan
Respon Proporsi Nasabah yang Bertransaksi pada Percobaan B
Uji Kehomogenan
Uji Kenormalan
(5)
95% Bonferroni Confidence I nt ervals for St Devs sistem resiko C B A LR HR LR HR LR HR 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000 0 Bartlett's Test 0.409 Test Statistic 5.66 P-Value 0.341 Lev ene's Test Test Statistic 1.05 P-Value
Uji Kehomogenan Ragam Galat Percobaan
RESI 2 P e rc e n t 4000 3000 2000 1000 0 -1000 -2000 -3000 -4000 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 Mean > 0.150 3.031649E- 13 StDev 1559 N 30 KS 0.135 P- Value
Uji Kenormalan Galat Percobaan
Normal FITS2 R E S I2 10000 8000 6000 4000 2000 0 4000 3000 2000 1000 0 -1000 -2000 -3000 -4000
Scatterplot of RESI 2 vs FI TS2
95% Bonferroni Confidence I nt ervals for St Devs
sistem resiko C B A LR HR LR HR LR HR 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 Bartlett's Test 0.056 Test Statistic 9.49 P-Value 0.091 Lev ene's Test Test Statistic 2.53 P-Value
Uji Kehomogenan Ragam Galat Percobaan
RESI 1 P e rc e n t 800 600 400 200 0 -200 -400 -600 -800 99 95 90 80 70 60 50 40 30 20 10 5 1 Mean > 0.150 -3.78956E- 15 StDev 301.2 N 30 KS 0.093 P- Value
Uji Kenormalan Galat Percobaan
Normal FI TS1 R E S I1 2500 2000 1500 1000 500 0 800 600 400 200 0 -200 -400 -600 -800
Scatterplot of RESI 1 vs FI TS1
Respon Keuntungan Bank Percobaan B
Uji Kehomogenan
Uji Kenormalan
Uji Kebebasan
Respon Keuntungan Nasabah Percobaan B
Uji Kehomogenan
Uji Kenormalan
(6)
Lampiran 7 Rata-Rata Pengacakan Keuntungan Usaha
a. Rata-rata pengacakan keuntungan usaha resiko tinggi percobaan A (tidak ada
alternatif) perperiode
Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Periode 5
12.8% 12.8% 12.2% 12.6% 11.2%
b. Rata-rata pengacakan keuntungan usaha resiko rendah percobaan A (tidak ada
alternatif) perperiode
Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Periode 5
17.8% 16.2% 17% 16% 14.8%
c. Rata-rata pengacakan keuntungan usaha resiko tinggi percobaan B (ada alternatif)
perperiode
Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Periode 5
14.26% 12.36% 12.29% 12.58% 11.53%
d. Rata-rata pengacakan keuntungan usaha resiko rendah percobaan B (ada alternatif)
perperiode
Periode 1 Periode 2 Periode 3 Periode 4 Periode 5
16.27% 16.44% 17.65% 16.36% 17.79%
e. Rata-rata pengacakan keuntungan usaha resiko tinggi percobaan B (ada alternatif)
menurut sistem pembiayaan
Musyarakah Mudharabah Bunga 12.29% 12.11% 13.42%
f. Rata-rata pengacakan keuntungan usaha resiko rendah percobaan B (ada alternatif)
menurut sistem pembiayaan
Musyarakah Mudharabah Bunga 16.68% 16.88% 17.17%