120
Buku Guru Kelas VII SMPMTs
F. Evaluasi
Penilaian dilakukan menggunakan teknik penilaian autentik yang meliputi
penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan. Untuk menilai aspek sikap digunakan teknik observasi dengan menggunakan rubrik, aspek pengetahuan
dengan tes lisan dalam bentuk uraian dan aspek Keterampilan dengan observasi, seperti tampak pada contoh berikut :
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap dilakukan terhadap sikap spiritual dan sikap sosial. Format untuk jurnal dan rubrik dari penilaian ini terdapat pada buku guru
petunjuk umum tabel 5 dan 6.
2. Penilaian Pengetahuan
1 TesTertulis Penilaian pengetahuan dilakukan dengan memberikan nilai benar pada
jawaban dari pertanyaan yang diberikan secara lisan, tertulis, atau penugasan. Adapun format dari rubrik penilaian pengetahuan telah
disampaikan di petunjuk umum buku guru.
2 Observasi Terhadap Diskusi, Tanya Jawab danP ercakapan Rubrik penilaian terhadap diskusi
Nama Peserta Didik
Pernyataan Pengungkapan
gagasan yang orisinal
Kebenaran konsep
Ketepatan penggunaan
istilah dan lain
sebagainya
Ya T
idak Ya
T idak
Ya T
idak Ya
T idak
A
B
C ....
121
Ilmu Pengetahuan Sosial
3. Penilaian keterampilan Penilaian Kinerja
Rubrik penilaian kinerja
No Aspek yang Diamati
Hasil
1 Berpartisipasi dalam mempersiapkan bahan diskusi
2
Memberikan pendapat dalam memecahkan masalah 3
Memberikan komentar terhadap hasil kerja kelompok lain
4
Mengajukan pertanyaan ketika belajar di kelas 5
Menulis dengan rapi dengan menggunakan bahasa yang sesuai engan EYD
G. Pengayaan
Pengayaan dilaksanakan sebagai tindak lanjut analisis hasil penilaian. Pengayaan dilakukan dengan cara peserta didik diminta untuk membuat kliping
sederhana yang berisi tentang berbagai gambar atau artikel tentang pengertian interaksi sosial yang sudah dipelajari. Pengayaan juga dapat dilakukan dengan
cara peserta didik dapat membaca buku teks lain atau browsing internet terkait dengan materi Interaksi sosial dan lembaga sosial.
Materi Tentang Interaksi Sosial
Proses interaksi sosial akan terjadi apabila di antara pihak yang berinteraksi melakukan kontak sosial dan komunikasi. Menurut Soerjono Soekanto
2003, kata “kontak” berasal dari bahasa Latin, yaitu berasal dari kata con dan tangere. Kata con berarti bersama-sama sedangkan tangere mengandung
pengertian menyentuh. Jadi dapat disimpulkan bahwa kontak berarti bersama-
sama saling menyentuh secara isik. Dalam pengertian gejala sosial, kontak sosial ini dapat berarti hubungan
masing-masing pihak tidak hanya secara langsung bersentuhan secara isik, tetapi bisa juga tanpa hubungan secara isik. Misalnya, kontak dapat dilakukan
melalui surat-menyurat, telepon, sms, dan lain-lain. Dengan demikian hubungan isik bukan syarat utama terjadinya interaksi
sosial. Kontak sosial dapat bersifat positif dan negatif. Kontak yang bersifat positif akan mengarah pada kerjasama, sedangkan kontak yang bersifat negatif
akan mengarah pada suatu pertentangan