134
Sri Murni Ambar Widianingsih. 2007. Bahasa Indonesia 5: untuk Sekolah Dasar Madrasah kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depdiknas.
Umri Nur’aini. 2008. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
2. Media Pembelajaran
Barang-barangproduk Indonesia di lingkungansiswa
Buku do’a-doa
Buku sumber
Teks cerita
Contoh karangan narasi
Lingkungan sekolah
Bukureferensisenirupa
I. PENILAIAN dan TINDAK LANJUT 1. Penilaian
a. Penilain Proses
Menggunakan format pengamatan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran sejak dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir
b. Penilaian Hasil Belajar
Menggunakan instrumen penilaian hasil belajar dengan tes tulis terlampir.
J. LAMPIRAN-LAMPIRAN
a.
Materi Pelajaran
b.
Lembar Tugas Kelompok
c.
Soal Evaluasi
135
Lampiran
136
A. Materi Pelajaran
Karangan adalah karya tulis yang terdiri atas beberapa paragraf yang membicarakan tentang topik tertentu. Karangan narasi adalah suatu karangan yang menceritakan suatu
kejadian atau peristiwa dengan urutan waktu. Langkah-langkah menyusun karangan antara lain sebagai berikut.
a. Menentukan tema
Tema merupakan ide atau gagasan yang menjiwai sebuah karangan. Suatu tema sebaiknya dibuat tidak terlalu luas.
b. Menentukan topik
Topik merupakan jabaran dari tema. Suatu tema bisa dijabarkan menjadi beberapa topik. Jadi, topik karangan ditentukan dari tema karangan.
c. Menyusun kerangka karangan
Kerangka karangan merupakan garis besar suatu karangan. Kerangka karangan berfungsi untuk membantu agar pembicaraan atau pembahasan karangan tidak terlalu
luas. d.
Mengembangkan kerangka karangan Pengembangan karangan adalah mengembangkan rancangan karangan yang berisi ide
pokok. Kerangka karangan dikembangakan menjadi paragraf yang utuh dengan memaparkan berbagai bukti yang mendukung.
Fungsi kerangka karangan yang lain, yaitu: a
memudahkan penyusunan karangan sehingga karangan menjadi lebih sistematis dan teratur,
b
memudahkan penempatan antara bagian karangan yang penting dengan yang tidak penting, c menghindari timbulnya pengulangan
bahasa, dan d membantu pengumpulan data dan sumber-sumber yang diperlukan.
137
Tahapan dalam menyusun kerangka karangan, meliputi: a mencatat gagasan, b mengatur urutan gagasan, c memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subab,
dan d membuat kerangka terperinci dan lengkap.Kerangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Soalnya jika terdapat ide yang bersilangan akan
mempersulit proses pengembangan karangan. Hal yang sebaiknya diperhatikan saat menulis adalah penggunaan ejaan dan tanda
baca. Ejaan adalahpenggambaran bunyi bahasa kata, kalimat, dsb dengan kaidah tulisan huruf yang distandardisasikan. Ejaan yang dipakai di Indonesia adalah Ejaan Yang
Disepurnakan EYD. Saat menulis karangan penggunaan ejaan sebaiknya diperhatikan, sebab ejaan berhubungan dengan penggunaan kata-kata yang tepat dan tanda baca yang
benar. Penggunaan kata suatu karangan biasa disebut dengan “Diksi”. Diksi dapat
diartikan sebagai pilihan kata, gaya bahasa, atau ungkapan-ungkapan pengarang untuk mengungkapkan sebuah cerita.Agar menghasilkan cerita yang menarik, diksi atau
pemilihan kata sebaiknya memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1.
ketepatan dalam pemilihan kata ketika menyampaikan gagasan, 2.
pengarang mengetahui makna kata tersebut, dan 3.
pengarang menguasai berbagai macam kosakata dan mampu memanfaatkan kata-kata tersebut menjadi kalimat yang jelas, efektif, dan efisien.
Contoh karangan narasi Ketika bangun pada hari Senin pagi, aku sangat terkejut karena melihat jam di
kamar telah menunjukkan pukul 06.30 WIB. Aku langsung bangun dan menuju ke
138
kamar mandi. Sampai di kamar mandi tiba-tiba aku terpeleset dan hampir saja mencideraiku.
Setelah mandi, aku berpakaian sekolah, sarapan pagi lalu berangkat sekolah dengan menggunakan sepeda. Sesampainya di sekolah kulihat tasku untuk mengambil topi. Betapa
terkejutnya aku, ternyata topiku tidak ada di dalam tas. Karena hari itu hari senin ada upacara bendera aku pulang ke rumah untuk mengambil topi. Selesai mengambil topi aku
kembali lagi ke sekolah dengan menaiki sepeda. Tiba-tiba di jalan sepeda ku bocor mogok. Terpaksa kudorong motor untuk mencari tambal ban. Untunglah tempat tambal ban tidak
jauh. Setibanya di sekolah ternyata murid-murid sudah berkumpul di lapangan. Upacara
hampir saja dimulai. Aku pun tergesa-gesa berlari menuju ke lapangan upacara. Ketika upacara dimulai kepala sekolah langsung memberi pengarahan tentang tata tertib sekolah.
Tiba-tiba datanglah seorang guru untuk memeriksa kerapian murid-muridnya, dan sialnya rambutku dinilai panjang oleh guru. Dengan leluasa serta tak kuasa kumenolak gunting yang
ada digengaman guru mencabik-cabik rambutku. Dengan rambutku yang tak karuan, aku langsung masuk ke kelas untuk mengikuti
pelajaran. Rupaya pelajaran tersebut mempunyai pekerjaan rumah PR dan aku lupa mengerjakan tugas tersebut lalu dihukum oleh guru untuk membuat tugas itu sebanyak tiga
kali. Aku langsung mengerjakan tugas itu. Sebelum aku mengerjakannya jam pelajaran pun
habis lalu aku disuruh menulis beberapa kali lipat lagi oleh guru. Ketika sedang mengerjakan tugas itu, teman-teman ribut di kelas karena jam pelajarannya kosong. Dengan
senangnya teman-teman pun bermain di kelas sehingga aku pun merasa terganggu. Aku
139
menegurnya supaya tidak ribut lagi, ternyata mereka tidak senang dan tidak terima atas teguranku. Temanku tadi langsung merobek tugas yang sedang kubuat. Aku merasa kesal
dan tanpa basa-basi lagi aku langsung menghajarnya sehingga terjadilah perkelahian. Kemudian kami dipanggil wali kelas ke kantor untuk menyelesaikan masalah tersebut. Aku
ceritakan masalah tersebut dan kami pun disuruh untuk bermaaf-maafan. Setelah itu kami disuruh untuk melupakan masalah tersebut, akhirnya lonceng pun berbunyi menandakan
pulang sekolah. Kami pun langsung pulang ke rumah. Setibanya di rumah aku merasa senang karena permasalahan tersebut telah selesai. Aku bercerita tentang kejadian-kejadian
yang aku alami di sekolah tadi dengan orang tuaku. Orang tuaku pun menasehati agar selalu mengerjakan tugas tersebut dan mentaati peraturan tata tertib yang ada di sekolah
Gara-Gara Handphone
Pagi itu semua siswa kelas V sudah masuk kelas. Jam pelajaran pertama ada ulangan Matematika. Sebelum ulangan dimulai, Pak Burhan menyampaikan tata tertib. Salah satunya
yaitu siswa tidak diperbolehkan mengaktifkan handphone. Kemudian Pak Burhan segera membagikan soal ulangan. Para siswa pun segera mengerjakannya dengan tenang. Suasana
kelas terasa hening. Pak Burhan memang terkenal guru yang sangat disiplin. Satu jam telah berlalu. Murid-murid masih tampak sibuk mengerjakan soal ulangan. Pak
Burhan tampak mondar-mandir mengamati siswa. Di tengah-tengah keheningan, tiba-tiba terdengar suara dering handphone cukup keras. Semua siswa pun
terperanjat. Suara handphone terdengar jelas dari tempat duduk Arul. Pak Burhan pun mendekati Arul.
Tanpa banyak bicara, Pak Burhan meminta hasil ulangan Arul dan menyuruhnya keluar. Padahal Arul belum selesai mengerjakannya. Itulah akibat yang diterima Arul karena tidak
mematuhi tata tertib.
140
B. Lembar Tugas Kelompok