14 sumber daya manusia
human recources
yang mewadahi masyarakat. Keberhasilan
man-power approach
tergantung pada kemampuan dari diri seseorang pemimpin dari sudut pandang
pengambil kebijakan. Seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang
mampu menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinanya juga harus sebagai yang visioner. Ia tidak hanya sekedar menjalankan tugas-
tugas rutin dan ritual dalam memipin masyarakatnya, akan tetapi ia bisa melihat jauh ke depan cita-cita yang akan dicapai
masyarakatnya serta cara-cara untuk mencapainya. Dengan kemampuan visioner dari sang pemimpin yang mampu melihat
jauh ke depan cita-cita yang akan menjadi tujuan masyarakatnya, maka sang pemimpin tersebut bisa membuat langkah-langkah
antisipasi dan adaptasi dalam mengarahkan masyarakat sesuai dengan arah yang benar, tanpa harus terlebih dahulu menunggu
adanya tuntutan dari anggota-anggota masyarakatnya.
b. Proses Kebijakan Pendidikan
Proses pembuatan kebijakan merupakan proses yang kompleks karena melibatkan banyak proses maupun variabel yang akan
dikaji. Oleh karena itu, beberapa ahli yang menaruh minat untuk mengkaji kebijakan membagi proses-proses penyusunan kebijakan
publik dalam hal ini termasuk kebijakan pendidikan. Dalam Sudiyono 2007: 50, berikut adalah tahap-tahap kebijakan menurut
William Dunn :
15 1
Tahap Penyusunan Agenda Para pejabat yang dipilih dan diangkat menempatkan
masalah pada agenda.Sebelumnya masalah-masalah ini ber- kompetisi terlebih dahulu untuk dapat masuk ke dalam agenda
kebijakan. Pada akhirnya, beberapa masalah masuk kedalam agenda kebijakan para perumus kebijakan. Pada tahap ini masalah
mungkin tidak disentuh sama sekali, sementara masalah masalah yang lain ditetapkan menjadi fokus pembahasan, atau ada pula
masalah karena alasan-alasan tertentu ditunda untuk waktu yang lama.
2 Tahap Formulasi Kebijakan
Masalah yang masuk ke agenda kebijakan kemudian dibahas oleh para pembuat kebijakan. Masalah-masalah tadi
didefinisikan untuk kemudian dicari pemecahan masalah terbaik. Pemecahan masalah tersebut berasal dari berbagai alternatif atau
pilihan kebijakan yang ada.Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk masuk ke dalam agenda kebijakan, dalam tahap
perumusan kebijkan masing-masing alternatif bersaing untuk dapat dipilih sebagai kebijakan yang diambil untuk memecahkan
masalah. Pada tahap ini, masing-masing aktor akan bermain untuk mengusulkan pemecahan masalah terbaik.
3 Tahap Adopsi Kebijakan
Dari sekian banyak alternatif kebijkan yang ditawarkan oleh para perumus kebijakan, pada akhirnya salah satu alternatif
16 kebijakan tersebut diadopsi dengan dukungan dari mayoritas
legislatif dalam hal ini guru, konsesnsus antara direktur lembaga dalam hal ini adalah kepala sekolah.
4 Tahap Implementasi Kebijakan
Suatu program kebijakan hanya akan menjadi catatan- catatan elit jika program tersebut tidak diimplementasikan. Oleh
karena itu, keputusan program kebijakan yang telah diambil sebagai alternatif pemecahan masalah harus diimplementasikan.
Pada tahap implementasi ini berbagai kepentingan akan saling bersaing. Beberapa implementasi kebijakan mendapat dukungan
para pelaksana, namun beberapa yang lain akan ditentang oleh pelaksana.
5 Tahap Evaluasi Kebijakan
Pada tahap ini, kebijakan yang telah dijalankan akan dinilai atau dievaluasi, untuk melihat sejauh mana kebijakan yang
dibuat telah mampu memecahkan masalah. Kebijakan pada dasarnya untuk meraih dampak yang diinginkan. Dalam hal ini
memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat pendidikan. Oleh karena itu, ditentukanlah ukuran-ukuran atau kriteria-kriteria
yang menjadi dasar untuk menilai apakah kebijakan tersebut telah meraih dampak yang diinginkan.
Salah satu tahap dalam proses pembuatan kebijakan pendidikan adalah tahap perumusan kebijakan. Perumusan atau
pembuatan kebijakan
merupakan kegiatan
penyusun dan
17 megembangkan serangkaian kegiatan yang perlu diambil untuk
memecahkan masalah. Adapun tahap-tahap perumusan kebijakan adalah sebagai berikut :
a Tahap Perumusan Masalah
Mengenali dan merumuskan masalah merupakan langkah yang paling fundamental dalam perumusan kebijakan. Guna
merumuskan kebijakan dengan baik, maka masalah-masalah pendidikan harus dikenali dan diidentifikasi dengan baik pula.
Kebijakan publik pada dasarnya dibuat untuk memecahkan masalah yang ada dalam dunia pendidikan.
b Tahap Agenda Kebijakan
Tidak semua masalah masuk ke dalam agenda kebijakan. Masalah-masalah tersebut saling berkompetisi antara satu dengan
yang lain. Hanya masalah-masalah tertentu yang pada akhirnya akan masuk ke dalam agenda kebijakan. Suatu masalah untuk
masuk ke dalam agenda kebijakan harus memenuhi syarat-syarat tertentu, misalnya apakah masalah tersebut memiliki dampak
yang besar bagi dunia pendidikan sehingga menumbuhkan penanganan yang harus segera dilakukan. Masalah tersebut
selanjutnya akan dibahas oleh para perumus kebijakan. Masalah- masalah tersebut dibahas berdasarkan tingkat urgensinya untuk
segera diselesaikan.
18 c
Tahap Pemilihan Alternatif Kebijakan untuk Memecahkan Masalah
Setelah masalah-masalah tersebut didefinisikan dengan baik dan para perumus kebijakan sepakat untuk memasukkan
masalah tersebut ke dalam agenda kebijakan, maka langkah selanjutnya adalah membuat pemecahan masalah. Di sini para
perumus kebijakan akan berhadapan dengan alternatif-alternatif pilihan kebijakan yang dapat diambil untuk memecahkan masalah
tersebut. Dalam kondisi seperti ini, maka pilihan-pilihan kebijakan akan didasarkan pada kompromi dan negosiasi yang
terjadi antara aktor yang berkepentingan dalam pembuatan kebijakan tersebut.
d Tahap Penetapan Kebijakan
Sabagai salah satu dari sekian alternatif kebijakan diputuskan diambil sebagai cara untuk memecahkan masalah
kebijakan, maka tahap paling akhir dalam pembentukan kebijakan adalah menetapkan kebijakan yang dipilih tersebut sehingga
mempunyai kekuatan hokum yang mengikat. Alternatif kebijakan yang diambil pada dasarnya merupakan kompromi dari berbagai
kelompok kepentingan yang terlibat dalam pembentukan kebijakan tersebut.
19
c. Pembuatan Kebijakan Pendidikan di Sekolah