untuk kepentingan petindak semata-mata melainkan dapat juga untuk kepentingan orang lain.
c. Pengertian Menyerahkan Benda
Pengertian benda dalam penipuan mempunyai arti yang sama dengan benda dalam pencurian dan penggelapan, yakni sebagai benda yang berwujud dan bergerak.
Pada pencurian, pemerasan, pengancaman, dan kejahatan terhadap harta benda lainnya, di mana secara tegas disebutnya unsur milik orang lain bagi benda objek
kejahatan, berbeda dengan penipuan di mana tidak menyebutkan secara tegas adanya unsur yang demikian. Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa pada penipuan benda
yang diserahkan dapat terjadi terhadap benda miliknya sendiri asalkan di dalam hal ini terkandung maksud pelaku untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain.
Pendapat ini didasarkan pada bahwa dalam penipuan menguntungkan diri tidak perlu menjadi kenyataan, karena dalam hal ini hanya unsur maksudnya saja yang
ditujukan untuk menambah kekayaan. Apakah mungkin maksud itu ada dalam peristiwa orang lain menyerahkan benda milik si penipu sendiri? Dalam praktik
mungkin saja peristiwa demikian terjadi, sebagai contoh sebagai berikut: 1 Bila si penipu tidak mengetahui bahwa benda itu miliknya sendiri, ia
mengira milik orang lain; 2 Bila penipu mengetahui benda itu miliknya sendiri, tapi di dalam kekuasaan
orang lain karena misalnya digunakan sebagai jaminan hutang dan digadaikan.
Didasarkan pendapat tersebut di atas, penipuan bisa terjadi pada kedua contoh tersebut di atas. Akan tetapi pandangan akan berbeda, apabila dilihat dari sudut lain,
yaitu bahwa unsur maksud sebagai salah satu bentuk kesengajaan dalam rumusan penipuan ditempatkan di muka baik unsur menguntungkan maupun unsur benda.
Dengan begitu berarti sebelum petindak berbuat menggerakkan orang ia harus sadar bahwa agar menguntungkan itu dapat dicapai, harus dengan orang menyerahkan
benda bukan miliknya. Jadi di sini kesengajaan petindak yang ditujukan untuk maksud menguntungkan diri itu, sekaligus pula ditujukan bahwa dengan demikian
benda itu milik orang lain, adalah tidak logis menambah kekayaan dengan orang lain menyerahkan benda milik sendiri.
Penipuan terjadi bukan oleh sebab telah terjadinya perbuatan menggerakkan, melainkan pada telah terjadi perbuatan menyerahkan benda oleh orang lain.
Menyerahkan benda baru dianggap terjadiselesai apabila dari perbuatan itu, telah sepenuhnya berpindahnya kekuasaan atas benda itu ke dalam kekuasaan orang yang
menerima. Dalam hal ini berarti telah putusnya hubungan kekuasaan menguasai antara orang yang menyerahkan dengan benda yang diserahkan. Telah berpindahnya
kekuasaan atas benda ke dalam kekuasaan petindak atau orang lain atas kehendak petindak, bilamana ia penerima telah dapat melakukan segala sesuatu perbuatan
terhadap benda itu secara langsung tanpa ia harus melakukan perbuatan lain terlebih dulu. Untuk lebih jelasnya mohon pelaj ari kernbali perihal unsur benda berada dalam
kekuasaannya dalam penggelapan.
Apabila perbuatan orang lain menyerahkan benda belum selesai, belum berakibat berpindahnya kekuasaan atasnya, atau perbuatan menyerahkan itu tidak
terwujud sarna sekali, sedangkan perbuatan menggerakkan telah terjadi, maka telah terjadi percobaan penipuan. Pada pencurian disyaratkan pada selesainya perbuatan
mengarnbil dalam artian benda objek kejahatan telah sepenuhnya berpindah kekuasaannya ke tangan petindaknya. Dalam hal ini ada persamaannya dengan
penipuan, yaitu untuk selesainya dua kejahatan ini diperlukan telah berpindahnya kekuasaan atas benda objek kejahatan. Tetapi penyebabnya yang berbeda. Pada
pencurian disebabkan oleh perbuatan mengambil, suatu perbuatan yang dilakukan sendiri oleh petindaknya. Sedangkan pada penipuan oleh sebab perbuatan
menyerahkan, suatu perbuatan yang dilakukan oleh orang bukan petindak. Pengertian perbuatan menyerahkan adalah suatu pengertian menurut arti kata
yang sebenarnya. Berdasarkan pengertian yang demikian ini, maka tidak mungkin penipuan tadi terjadi atas benda-benda yang tidak bergerak dan tidak berwujud.
3. Upaya-Upaya Penipuan