10 Rekening belum ditutup.
3. Jenis-Jenis
1 Cek atas nama, yaitu yek yang diterbitkan atas nama seseorang atau badan hukum tertentu yang tertulis jelas di dalam cek tersebut.
2 Cek  atas  unjuk  yaitu  kebalikan  dari  cek  atas  nama.  Di  dalam  cek  tidak tertulis nama seseorang atau badan hukum.
3 Cek silang yaitu cek yang dipojok kiri diberi tanda dua tanda garis sejajar, sehingga cek tersebut tidak dapat ditarik tunai melainkan pemindahbukuan.
4 Cek  mundur  yaitu  cek  yang  diberi  tanggal  mundur  dari  tanggal.  Hal  ini biasanya terjadi karena kesepakatan antara pemberi dan penerima cek.
5 Cek  kosong  atau  blank  cheque  merupakan  cek  yang  penarikkannya melebihi saldo yang ada.
4. Hak dan Kewajiban Para Pihak
Kewajiban  pokok  penerbit  bilyet  giro  adalah  menyediakan  dana  pada  Bank tesangkut.  Dana  yang  tersedia  harus  cukup  dalam  rekeningnya  pada  tertarik  sejak
tanggal  efektif  sampai  dengan  tanggal  mulainya  daluwarsa.  Oleh  karena  itu  dalam penerbitan  bilyet  giro  terlebih  dahulu  adanya  hubungan  hukum  antara
PenerbitPenarik  dengan  Pihak  Bank.  Hubungan  hukum  ini  berbentuk  peijanjian penyimpanan dana penerbit pada Bank dengan  membuka  rekening  giro, sedangkan
antara  penerbit  dengan  pemegang  didahului  terjadinya  perikatan  dasar,  misalnya perjanjian  jual  beli  atau  sewa-menyewa dan  lain-lain.  Untuk  itu  dalam  penerbitan
bilyet  giro  penerbit  harus  bertanggungjawab  terhadap  pemegang  bahwa  bilyet  giro yang  ia  terbitkan  dapat  dipindah-bukukan  pada  tanggal  efektif.  Selain  itu  penerbit
juga wajib membuat catatan-catatan mengenai keadaan keuangan dalam rekeningnya sehingga  dapat  diketahui  kemampuan  untuk  memenuhi  kewajiban  sehubungan
dengan penarik bilyet giro. Tenggang waktu penawaran bilyet giro adalah 70 tujuh puluh hari, yaitu sejak
terhitung  sejak  tanggal  penerbitan.  Tenggang  waktu  tersebut  adalah  antara  tanggal penerbitan dan tanggal efektif, penerbitan diberikan kesempatan untuk mehgusahakan
dana  guna membayar  dengan  pemindahbukuan,  makin  lambat  tanggal  efektif ditentukan,  maka  makin  banyak  waktu  bagi  penerbit  untuk  mengusahakan  dana.
Bilyet  giro  yang  ditawarkan  kepada  Bank  sebelum  tanggal  efektif  atau  sebelum tanggal  penarikan  harus  ditolak  oleh  Bank, tanpa  memperhatikan  tersedianya  atau
tidaknya  dana  dalam  rekening  penarik.  Sedangkan  bilyet  giro  yang  diterima  oleh Bank  setelah  tanggal  berakhirnya  tenggang  waktu  penawaran  dapat  dilaksanakan
perintahnya sepanjang dananya tersedia dan tidak dibatalkan oleh penarik.
5. Prosedur Pencairan Bilyet Giro dan Cek
a. Mengenai  bilyet  giro  pengaturannya  tidak  terdapat  pada  KUHD,  tetapi  terdapat pada  Surat  Edaran  Bank  Indonesia  SEBI  No.  4670UPBPbB  tertanggal  24
Januari  1972.  Terdapat  beberapa  alasan  bahwa  bilyet  giro  diatur  dalam  Surat Edaran Bank Indonesia SEBI, yakni:
1 Sampai  tahun  1972  belum  terdapat  pengaturan  secara  tegas,  baik  dengan undang-undang maupun dengan peraturan lain mengenai bilyet giro;
2 Pemakaian  bilyet  giro  yang  semakin  lama  semakin  berkembang  di  dalam masyarakat;
3 Mengingat pentingnya dan manfaat bilyet giro sebagai sarana perbankan; 4 Menghindari pemakaian bilyet giro yang berbeda-beda  persyaratan-
persyaratan  didalamnya  yang  dapat  menimbulkan  kesulitan-kesulitan, pemalsuan dan memudahkan pengawasan.
Berdasarkan dari pengertian bilyet giro yang membuat kurang mendapat respon yang baik dari masyarakat, masyarakat lebih senang menggunakan cek, namun sejak
adanya sanksi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1964 tentang Pelarangan Penarikan Cek Kosong,  yang dapat memberikan sanksi pidana cukup berat, maka masyarakat
pun beralih kembali pada bilyet giro. Mengenai pencairan bilyet giro dapat dilakukan dengan 2 dua cara, yaitu:
1 Bank  tertarik  menerima  bilyet  giro  dari  penarik  dan  memindahkan  dana tersebut  dalam  bilyet  giro  dengan  nota  kredit  kepada  bank  dari  penerima
dana,  untuk  dikreditkan  ke  dalam  rekening  penerima  dana  yang  namanya tercantum dalam bilyet giro yang bersangkutan;
2 Bilyet giro langsung diserahkan oleh penarik kepada penerima dana, yang kemudian  oleh  yang  bersangkutan  disalurkan  kerekeningnya  sendiri  pada
bank tertarik atau bank lainnya. Dalam hal dana tersebut disetor pada bank yang berlainan, maka bank nasabah penyetor memperhitungkan bilyet giro
tersebut  melalui  kliring  kepada  bank  tertarik;  bilyet  giro  tersebut diperlakukan sama dengan warkat-warkat kliring lainnya.
Diterbitkannya  suatu  bilyet  giro  atas  nama  seorang  pemegang  berarti melakukan  pembayaran  dari  suatu  transaksi  jual-beli  yang  sebelumnya  telah  ada
antara  penerbit  dan  pemegang.  Jadi  penerbitan  bilyet  giro  itu  adalah  karena  suatu sebab dan sebab ini ialah transaksi yang telah dilakukan tadi. Dengan demikian jelas
bagi kita bahwa nilai dari transaksi itu harus diwujudkan secara sama jumlahnya pada bilyet  giro.  Dengan  perkataan  lain,  bahwa  nilai  dari  bilyet  giro  itu  adalah  sama
dengan nilai perikatan dasarnya.
b. Prosedur pencairan surat cek yaitu surat yang memuat kata cek, yang diterbitkan pada  tanggal  dan  tempat  tertentu,  dengan  mana  penerbit  memerintahkan  tanpa
syarat kepada bankir untuk membayar sejumlah uang tertentu kepada pemegang
atau pembawa, di tempat tertentu. Dengan demikian surat cek adalah surat tagihan utang  schuldvorderingspapier  yang bersifat  suatu  perintah  untuk  membayar.
Dasar terjadinya penerbitan dari sepucuk cek adalah karena adanya perikatan dasar yang terjadi sebelumnya.
6. Penolakan dan Pembatalan Bilyet Giro a. Alasan dan Prosedur Penolakan Bilyet Giro