Teori Pendukung Kecerdasan Adversity
19 b.
Campers Mereka yang Berkemah Campers
merupakan orang-orang yang berkemah. Maksudnya adalah mereka telah berusaha namun apabila telah merasa bosan dan
merasa puas maka mereka akan menghentikan usahanya. Campers merupakan orang-orang yang cepat puas dengan pencapaian yang telah
mereka dapatkan walaupun sebenarnya masih ada kemungkinan- kemungkinan untuk melihat atau mengalami apa yang masih mungkin
terjadi apabila mereka terus berusaha. Para campers adalah satis-ficer atau orang yang puas dengan mencukupkan diri, dan tidak mau
mengembangkan diri. Campers menunjukkan sejumlah inisiatif, sedikit semangat, dan beberapa usaha saat dihadapkan dengan pekerjaan.
Campers akan mengerjakan apa yang perlu dikerjakan saja. Berbeda
dengan quitters,campers telah menghadapi tantangan sehingga telah mencapai tingkat tertentu. Dalam hirarki kebutuhan Maslow, campers
telah berusaha untuk mecapai terpenuhinya kebutuhan keamanan dan rasa aman.
c. Climbers Para Pendaki
Climbers atau si pendaki adalah pemikir yang selalu memikirkan
kemungkinan-kemungkinan, dan tidak pernah membiarkan umur, jenis kelamis, ras, cacat fisik atau mental, atau hambatan lain menghalangi
pendakiannya. Climbers tahu bahwa banyak hal yang akan diraih apabila mereka terus berusaha dalam menggapai puncak kesuksesan.
Climbers tidak takut dengan kesulitan yang dapat menghambat
20 perjalanannya dalam meraih kesuksesan. Pada hirarki kebutuhan
Maslow, climbers merupakan kelompok orang yang selalu berupaya mencapai puncak kebutuhan aktualisasi diri. Berbeda dengan quitters
dan campers, climbers tidak akan diam dan mereka tidak akan cepat puas dengan hasil yang telah mereka dapatkan, namun mereka akan
menghadapi hambatan-hambatan sehingga menjadikannya sebagai peluang kesuksesan.
Kemampuan quitters, campers, dan climbers dalam menghadapi kesulitan memang berbeda. Quitters akan lebih memilih untuk berhenti
dan menolak untuk menghadapi kesulitan dalam hidupnya bahkan mereka menolak untuk mendapatkan kesempatan baik dalam kehidupan. Campers,
mereka setidaknya telah berusaha untuk menghadapi kesulitan namun mereka akan cepat puas dengan sesuatu yang telah mereka dapatkan jika
mereka telah merasa cukup maka mereka akan berhenti berusaha dalam mencapai puncak kesuksesan. Climbers adalah satu-satunya yang tidak
pernah merasa takut untuk menghadapi kesulitan dalam hidup. Kesuksesan yang diraih berkaitan langsung dengan kemampuan dalam menghadapi
dan mengatasi kesulitan setelah yang lain menyerah, dan inilah indikator- indikator kecerdasan adversity yang tinggi.
Dalam hirarki kebutuhan Maslow dapat dijelaskan hubungan quitters, campers,
dan climbers pada gambar 1, sebagai berikut:
21 Gambar 1. Hirarki Kebutuhan Maslow Stoltz, 2009:23
Quitters berada pada dasar piramida yang hanya bisa memenuhi
kebutuhan fisiologis saja yaitu kebutuhan-kebutuhan dasar manusia seperti makan, minum, tidur, bernafas, tidur, seksualitas, dan lain-lain. Campers,
mereka telah berusaha untuk naik menuju pada tingkat kebutuhan di atas Quitters
, yaitu kebutuhan rasa aman. Mereka setidaknya berusaha untuk menjauhkan diri dari berbagai bahaya, sedangkan climbers, mereka terus
berusaha untuk mencapai kebutuhan aktualisasi diri dengan melewati tahap kebutuhan fisiologi, rasa aman, kasih sayang, penghargaan dan
akhirnya mencapai pada kebutuhan aktualisasi diri. Climbers tidak berhenti pada titik kebutuhan tertentu, mereka terus berusaha mencapai
puncak yaitu aktualisasi diri. Tiga tipe individu berdasarkan tinggi rendah tingkat kecerdasan
adversity yaitu quitters, campers, dan climbers. Quitters adalah orang-
orang memilih untuk berhenti dan mundur dalam usahanya mencapai kesuksesan. Dalam hirarki kebutuhan Maslow, quitter berada pada tingkat
kebutuhan paling dasar yaitu kebutuhan fisiologis. Campers adalah orang-
22 orang yang telah berusaha namun berhenti melakukan usaha di saat telah
merasa puas dengan pencapaiannya. Dalam hirarki kebutuhan Maslow, campers
berada pada tingkat kebutuhan rasa aman. Climbers adalah orang- orang