Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian
16 memberi penjelasan tentang kecerdasan adversity. Ketiga teori tersebut
yaitu: a.
Psikologi Kognitif Psikologi kognitif didefinisikan sebagai studi tentang kognisi,
proses-proses mental yang mendasari perilaku manusia. Psikologi kognitif meliputi berbagai subdisiplin termasuk memori, belajar,
persepsi, dan penyelesaian masalah LingCatling, 2012: 1. Menurut Sternberg 2008:2, psikologi kognitif adalah sebuah bidang studi
tentang bagaimana manusia memahami, belajar, mengingat dan berfikir tentang suatu informasi. Orang yang merespon kesulitan sebagai
sesuatu yang berlangsung lama, memiliki jangkauan jauh, bersifat internal, dan di luar kendali orang tersebut makatidak berkembang,
sementara orang yang merespon kesulitan sebagai sesuatu yang pasti akan cepat berlalu, terbatas, eksternal, dan berada dalam kendali
mereka, maka akan berkembang dan mengalami kemajuan di dalam hidupnya. Respon seseorang terhadap kesulitan mempengaruhi semua
segi efektivitas, kinerja, dan kesuksesan Stoltz, 2009:15. b.
Psikoneuroimunologi Ada kaitan langsung dan dapat diukur antara apa yang orang-orang
pikirkan dan rasakan dengan apa yang terjadi di dalam tubuh. Cara orang dalam merespon peristiwa dalam hidup bisa menimbulkan akibat
pada kesehatan dan kemampuan seseorang. Berdasar dari penelitian- penelitian di bidang psikoneuroimunologi dapat diketahui jika ada
17 hubungan langsung antara bagaimana seseorang merespon kesulitan
dengan kesehatan mental dan fisik. Kemampuan mengendalikan kesulitan sangat penting bagi kesehatan dan umur panjang. Pola respon
yang lemah terhadap kesulitan dapat menimbulkan depresi Stoltz, 2009:102-108.
c. Neurofisiologi
Neurofisiologi adalah bidang ilmu yang menghubungkan otak dan aspek-aspek lain sistem saraf, khususnya otak dengan pemrosesan
kognitif dan akhirnya dengan perilaku. Otak adalah organ dalam tubuh yang mengontrol langsung pikiran, emosi dan motivasi Gloor,
Rockland Sheperd Sternberg, 2008:28. Otak secara ideal dilengkapi sarana pembentuk kebiasaan-kebiasaan. Kebiasaan tersebut
dapat dihentikan dan diubah. Kebiasaan seseorang dalam merespon kesulitan dapat dihentikan dan segera diubah. Jika diganti, kebiasaan-
kebiasaan lama akan hilang, sementara kebiasaan-kebiasaan baru akan berkembang dan semakin kuat Stoltz, 2009:115.
Ketiga penopang teoritis tersebut yaitu psikologi kognitif, psikoneuroimunologi, dan neurofisiologi yang bersama-sama membentuk
kecerdasan adversity dengan tujuan utama menghasilkan sebuah pemahaman baru, tersedianya alat ukur, dan serangkaian peralatan baru
untuk meningkatkan efektivitas seseorang dalam menghadapi segala kesulitan hidup.
18