15 adversity
mampu meramalkan siapa yang dapat mengatasi kesulitan dan siapa yang gagal menghadapi kesulitan, siapa yang akan melampaui
harapan-harapan atas kinerja dan potensi individu dan siapa yang akan gagal, serta siapa yang akan menyerah dan siapa yang akan bertahan.
Stoltz Canivel, 2010: 18 mendefinisikan kecerdasan adversity sebagai ukuran resiliensi dan kegigihan individu dalam menghadapi suatu
perubahan, stres, dan kesulitan. Menurut Toni Wijaya 2007: 122, kecerdasan adversity adalah
kemampuan untuk mengubah hambatan menjadi suatu peluang keberhasilan mencapai tujuan melalui kemampuan berpikir, mengelola dan
mengarahkan tindakan yang membentuk suatu pola-pola tanggapan kognitif dan perilaku atas stimulus peristiwa dalam kehidupan yang
merupakan tantangan atau kesulitan. Dari pemaparan tentang kecerdasan adversity di atas, dapat
disimpulkan bahwa kecerdasan adversity adalah suatu respon seseorang terhadap kesulitan, kemampuan individu dalam menghadapi kesulitan dan
mampu bertahan dalam menghadapi hambatan-hambatan yang terjadi dalam hidupnya, serta mampu mengubah hambatan menjadi peluang
dalam meraih kesuksesan yang ingin dicapai.
2. Teori Pendukung Kecerdasan Adversity
Menurut Stoltz 2009: 73, kecerdasan adversity memiliki tiga teori utama yang saling bekerja sama dan saling memberikan kontribusi dalam
16 memberi penjelasan tentang kecerdasan adversity. Ketiga teori tersebut
yaitu: a.
Psikologi Kognitif Psikologi kognitif didefinisikan sebagai studi tentang kognisi,
proses-proses mental yang mendasari perilaku manusia. Psikologi kognitif meliputi berbagai subdisiplin termasuk memori, belajar,
persepsi, dan penyelesaian masalah LingCatling, 2012: 1. Menurut Sternberg 2008:2, psikologi kognitif adalah sebuah bidang studi
tentang bagaimana manusia memahami, belajar, mengingat dan berfikir tentang suatu informasi. Orang yang merespon kesulitan sebagai
sesuatu yang berlangsung lama, memiliki jangkauan jauh, bersifat internal, dan di luar kendali orang tersebut makatidak berkembang,
sementara orang yang merespon kesulitan sebagai sesuatu yang pasti akan cepat berlalu, terbatas, eksternal, dan berada dalam kendali
mereka, maka akan berkembang dan mengalami kemajuan di dalam hidupnya. Respon seseorang terhadap kesulitan mempengaruhi semua
segi efektivitas, kinerja, dan kesuksesan Stoltz, 2009:15. b.
Psikoneuroimunologi Ada kaitan langsung dan dapat diukur antara apa yang orang-orang
pikirkan dan rasakan dengan apa yang terjadi di dalam tubuh. Cara orang dalam merespon peristiwa dalam hidup bisa menimbulkan akibat
pada kesehatan dan kemampuan seseorang. Berdasar dari penelitian- penelitian di bidang psikoneuroimunologi dapat diketahui jika ada