3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan setelah dilakukannya uji prasyarat analisis. Hipotesis pertama dianalisis menggunakan analisis regresi ganda,
sedangkan hipotesis kedua dan ketiga dianalisis menggunakan analisis korelasi parsial.
a. Analisis Regresi Ganda
Analisis regresi ganda digunakan untuk memastikan ada tidaknya hubungan antara kedua variabel bebas X
1
dan X
2
dan variabel terikat Y serta menentukan besarnya sumbangan variabel
bebas terhadap variabel terikat. Menurut Sutrisno Hadi, untuk mengetahui koefisien korelasi antara kriterium Y dengan prediktor X
1
dan X
2
dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :
ry
1,2
=
2 2
2 1
1
y y
x a
y x
a ∑
∑ +
∑
Keterangan: ry
= koefisien korelasi antara y dengan x
1
dan x
2
1
a = koefisien prediktor x
1
2
a = koefisien predictor x
2
y
x
1
∑ = jumlah produk antara x
1
dan x
2
y
x
2
∑ = jumlah produk antara x
1
dan x
2
y ∑ = jumlah kuadrat kriterium 1995: 25.
Adapun bentuk persamaan regresinya dicari dengan rumus sebagai berikut : Ŷ =
a
1
x
1
+ a
2
x
2
+ k Keterangan :
Ŷ = variabel terikat kriterium x = variabel bebas prediktor
a = bilangan koefisien k = bilangan konstan.
Apabila koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor X
1
dan X
2
telah ditemukan, selanjutnya menggunakan harga F regresi bersama-sama terhadap variabel terikat. Menurut Sutrisno Hadi,
persamaan regresi adalah sebagai berikut : F
reg
=
2 2
1 1
R m
m N
R −
− −
Keterangan : F
reg
= harga F garis regresi N = cacah kasus
M = cacah prediktor R = koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor-prediktor
1995: 26. Setelah F
reg
diketahui, maka dilakukan uji eksplorasi melalui uji keberartian yang dilakukan sebagai pembandingan hasil F
hitung
dengan F
tabel
. Jika harga F hitung lebih besar dari F tabel pada taraf signifikansi 5 dengan db pembilang k dan db penyebut n-k-1 maka Ha diterima
signifikan, sedangkan sebaliknya maka Ha ditolak.
b. Teknik Korelasi Parsial
Sementara itu, hipotesis kedua dan ketiga dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi parsial. Teknik korelasi parsial digunakan
apabila hipotesis terbukti signifikan. Penggunaan korelasi parsial didasarkan pada asumsi bahwa antara variabel bebas X dan variabel
terikat Y bukanlah hubungan kausal yang berdiri sendiri, melainkan ada faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan tersebut dan harus
dikontrol. Sehubungan dengan hal itu, Sutrisno Hadi, 1995: 47 menyatakan bahwa tujuan dari pengontrolan dalam korelasi agar dapat
menentukan harga koefisien korelasi murni yang terlepas dari pengaruh variabel-variabel lain. Apabila korelasi parsial telah diketahui, dapat
digunakan rumus untuk menguji signifikasi koefisien korelasi parsial dengan melihat tabel.
Menghitung koefisien korelasi dengan menggunakan rumus Product Moment
dari Pearson, Suharsimi Arikunto 2006:170, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
{ }
{ }
∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
∑
− −
− =
2 2
2 2
Y Y
n X
X n
Y X
XY n
r
xy
Keterangan: r
xy
= Koefisien validitas n
= Jumlah subyek ΣX = Jumlah skor item
ΣY = Jumlah skor total ΣXY = Jumlah hasil kali skor item dengan skor total
X
2
= Jumlah kuadrat skor item Y
2
= Jumlah kuadrat skor total
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Berturut-turut disajikan mengenai deskripsi data, hasil persyaratan analisis,
pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Penelitian ini mengambil populasi siswa kelas XI SMKN 1 Pengasih Kulonprogo tahun ajaran 20102011 sebanyak 32 siswa. Untuk memperoleh
gambaran tentang karakteristik setiap variabel, maka digunakan analisis statistik deskriptif. Berikut ini akan disajikan deskripsi data yang meliputi
harga mean, median, modus, dan distribusi frekuensi bergolong dari setiap ubahan. Hasil analisis deskriptif selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.
1. Motivasi Belajar
Data untuk mengungkap motivasi belajar siswa kelas XI SMKN 1 Pengasih Kulonprogo diperoleh dengan menggunakan angket tertutup
sejumlah 35 butir soal. Skor yang digunakan dalam angket tersebut berkisar antara 4-1. Dari hasil penelitian, data tentang motivasi belajar
siswa dengan skor tertinggi 129 dan skor terendah 92. Hasil penyebaran skor motivasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut.