BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Semakin banyak orang yang sadar akan hidup sehat. Imbasnya, pusat kebugaran di kota-kota besar pun muncul sporadis. Kesehatan kini sudah menjadi
bagian gaya hidup kaum urban. Menurut pelopor body builder di Indonesia Ade Rai, tren ke gym dan gaya hidup sehat ini disebabkan perkembangan arus
informasi yang cepat. Media juga berperan besar dalam memopulerkannya. Berbagai tayangan di televisi baik itu tayangan lokal maupun tayangan luar
negeri, kegiatan berolahraga di gym menjadi bagian dari kebiasaan yang dilakukan oleh warga kota besar. Banyak juga yang melihat role model artis
Hollywood yang rutin ke gym, memiliki tubuh proporsional, serta selalu berusaha untuk hidup sehat. Ade mengakui dulu tak ada yang tertarik saat dia menjual
sehat melalui fitnes atau gym. Namun, saat sehat itu dibingkai dengan gaya hidup, bentuk tubuh, dan penampilan, dampaknya sangat besar. Peran media
memang cukup besar di dalam berbagai bidang kehidupan, seperti mengikuti trend olahraga di pusat kebugaran ini salah satunya.
Media massa dan manusia sangat erat hubungannya, dimana media massa seperti halnya pesan dan isyarat sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari
komunikasi massa. Pada hakikatnya, media adalah perpanjangan tangan dari lidah yang sangat berjasa manusia dalam meningkatkan pengembangan struktur
sosialnya. Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang menghadirkan suatu peradaban,khususnya dalam proses komunikasi dan
informasi yang bersifat massa. Globalisasi informasi dan komunikasi setiap media massa jelas melahirkan suatu efek sosial yang bermuatan perubahan nilai-nilai
sosial dan budaya manusia. Tren untuk pergi berolahraga di pusat kebugaran merupakan salah satu pola gaya hidup ibukota yang tersebar pada masyarakat
melalui media, salah satunya media televisi. Fitness atau ke gym memang bisa sangat adiktif karena memang mampu
mengubah pola hidup seseorang. Mindset atau pola pikir seseorang berubah, bagaimana menjalani kegiatan yang sehat, mulai mengatur pola makan hingga
Universitas Sumatera Utara
aktif ke gym. Kalau tidak melakukan itu, rasanya ada sesuatu yang kurang. Menariknya lagi, di beberapa tempat, pusat-pusat kebugaran itu justru didominasi
kaum hawa. Beberapa faktor pendukung yang membuat fitnes didominasi wanita adalah selain keinginan memiliki tubuh proporsional, juga tuntutan dari
lingkungannya untuk selalu tampil cantik, terutama bagi mereka yang bekerja sehingga motivasi datang ke gym lebih besar. Sebaliknya, alasan laki-laki ngegym
juga beragam. Ada yang memang benar-benar serius untuk membentuk badan atau loss weight. Ada juga yang mau cuci mata atau sekadar bisnis justru lebih
banyak. Jaringan pusat kebugaran internasional ramai-ramai membuka cabang di
Indonesia. Berlomba memanjakan pengunjungnya dengan aneka fasilitas. Perhatian puluhan orang dalam ruangan itu tertuju pada layar lebar yang tengah
memutar film dengan tata suara menggelegar. Keringat yang menetes di pelipis para penonton ini bukan karena mesin penyejuk udara yang tak bekerja,
melainkan lantaran mereka tengah membakar keringat dengan alat latih kardiovaskular. Pusat-pusat kebugaran besar atau mega-gym memang tengah
berlomba-lomba menawarkan fasilitas tambahan yang memanjakan pengunjungnya. Adu kelengkapan fasilitas ini memang menjadi pilihan karena
beradu kelengkapan peralatan terbilang sulit. Kata “Gymnastic” berasal dari Yunani Kuno, yang berarti suatu sarana
yang baik untuk pendidikan melatih fisik dan intelektual orang muda. Di ruang gymnasium inilah pemuda-pemuda dilatih fisiknya untuk menanamkan rasa
disiplin dan sportif di dalam berlagak di lomba olahraga. Bagi sebagian orang yang namanya gymnasium, yang terbayang adalah suatu ruangan yang dipenuhi
oleh manusia-manusia berbadan kekar yang tengah melatih otot-ototnya dengan peralatan ‘pembentuk’ badan yang serba modern serta didampingi instruktur yang
juga berbadan atletis. Padahal, Gym dalam arti yang lebih luas memiliki makna ruang atau gedung olahraga. Singkat kata, Gym adalah suatu wadah bagi mereka
yang ingin menyegarkan badan dengan melakukan olahraga, yang dapat melenturkan tubuh, mengencangkan otot dan membuat tubuh menjadi kekar.
Seiring makin kompleksnya jenis aktivitas olahraga, kini pengertian Gym lebih jauh sebagai media yang menawarkan bermacam-macam solusi, mulai dari
Universitas Sumatera Utara
konsultasi kesehatan, pemilihan olahraga yang tepat juga mencoba mengatasi permasalahan bentuk badan. Mereka yang mengikuti berbagai kegiatan di
gymnastic ini memang mempunyai tujuan beraneka ragam. Ada yang ingin agar tubuhnya menjadi ramping, berotot, atau juga ingin supaya nampak atletis dan
sedap dipandang. Namun, ada juga yang hanya ingin sekadar sehat jasmani, hobi, menghabiskan waktu luang, trend pergaulan bahkan ada yang sengaja berniat
untuk mengangkat harga diri. Pada akhirnya, nge-Gym kini menjadi trend gaya hidup dalam pergaulan
masa kini. Jika sepuluh tahun yang lalu, nge-Gym atau fitness hanya dilakoni orang berduit karena mahal harganya, apalagi lokasinya berada di hotel bintang
lima. Kondisi tersebut mulai bergeser dalam tahun-tahun belakangan ini. Bermunculan tempat fitness center untuk nge-Gym dengan konsep berbeda yang
bisa dilakukan semua lapisan masyarakat karena harganya murah. Remaja, golongan mahasiswa, atau kaum dewasa muda terlihat mulai memenuhi sejumlah
fitness center untuk nge-Gym. Fitness center tidak lagi menjadi ’daerah jajahan’ mereka yang berusia 40-an tahun.
Tak hanya itu, kegiatan nge-Gym juga tak hanya diisi oleh kaum adam, kaum perempuan pun mulai banyak mengikuti trend nge-Gym. Ya, bukan hal
yang aneh dan tabu jika saat ini banyak perempuan yang datang nge-Gym untuk membentuk tubuhnya demi mendapatkan kebugaran maupun menurunkan berat
badan. Tak hanya di akhir pekan, hampir setiap hari, terutama selepas jam kerja, pusat-pusat kebugaran di Kota Medan ramai dikunjungi kaum perempuan. Seperti
yang terlihat di Celebrity Fitness yang berada di lantai 4 Sun Plaza Medan, saat ini nge-Gym bagi wanita bukan hanya senam dan melakukan gerakan di treadmill
saja, tapi terkadang menggunakan alat untuk pembentukkan tubuhnya. Fitness atau nge-Gym juga menjadi ajang kumpul pertemanan sesama member sehingga
trend baru dalam pergaulan gaya hidup yang sehat. Bagi para anggota ini, berolahraga di gym sudah menjadi gaya hidup sekaligus kebutuhan.
Disini, peneliti mencoba mengetahui bagaimana opini para pengunjung Celebrity Fitness dengan semakin maraknya Fitness Centre sebagai sebuah tren
gaya hidup kaum urban di kota metropolitan. Opini adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
Universitas Sumatera Utara
informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi memberi makna pada stimuli inderawi Rakhmat, 2005: 51. Pemilihan responden penelitian para pengunjungmember
Celebrity Fitness Sun Plaza Medan dikarenakan mereka adalah kaum muda yang sangat aktif dan peduli dengan gaya hidup sehat dan metropolitan.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai opini pengunjungmember
Celebrity Fitness Sun Plaza Medan terhadap Fitness Centre sebagai gaya hidup masyarakat modern di Kota Medan.
1.2 Pembatasan Masalah