b. Bagi pengajar bahasa Jerman diharapkan dapat dijadikan referensi dalam menyampaikan materi pelajaran terutama yang berkaitan dengan verba
refleksif.. c. Bagi penerjemah diharapkan dapat menjadi referensi dalam proses
penerjemahan. d. Bagi peneliti diharapkan dapat menjadi objek kajian yang memunculkan
penelitian‐penelitian selanjutnya.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Verba
elbig dan Buscha :
menerangkan pengertian verba dalam bahasa Jerman, bahwa “die Verben sind die einzige Wortklasse, deren Elemente konjugiert
werden konnen, d.h. in Person, Numerus, Tempus, Genus und Modus verandert werden
konnen” . Kalimat di atas apabila diartikan ke dalam bahasa ndonesia memiliki arti
bahwa kata kerja adalah suatu kelas kata satu‐satunya atau tunggal, dimana elemen‐ elemennya dikonjugasikan; elemen‐elemen yang dapat dikonjugasikan dan berubah
menyesuaikan dengan orang, jumlah personal singular‐plural , tempo dan genus indikatif,konjuktif, imperatif .
Pernyataan lain tentang pengertian verba disampaikan oleh Kridalaksana :
. Menurutnya verba atau verb adalah kelas kata yang biasanya berfungsi sebagai predikat; dalam beberapa bahasa lain verba mempunyai ciri
morfologis seperti ciri kala, aspek, personal atau jumlah. Sebagian besar verba mewakili unsur semantis perbuatan, keadaan, atau proses; kelas ini dalam bahasa
ndonesia ditandai dengan kemungkinan untuk diawali dengan kata tidak dan tudak mungkin diawali dengan kata seperti sangat, lebih, dsb; miasl datang, naik, bekerja.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa verba merupakan kelas kata yang memiliki elemen penting karena mengandung atau
menentukan ciri morfologis seperti personal atau jumlah, aspek, tempo dan membawa unsur semantis didalamnya.
B. Bentuk dan Makna Verba Refleksif
Menurut Kridalaksana :
verba refleksif merupakan verba yang kedua argumennya mempunyai referen yang sama. Verba ini mempunyai dua bentuk:
Yang berprefiks ber‐, dan nominanya berpadu dengan prefiks itu. Misalnya: becermin; bercukur; berdandan,
Yang berprefiks me‐ bersufiks –kan dan berobyek diri. Misalnya: melarikan diri, membaringkan diri. Dalam bukunya berjudul “Kamus
Linguistik” ia juga menyampaikan
: verba refleksif reflexive verb adalah
verba yang dipergunakan bersama dengan pronomina refleksif; misalnya ia bangkit . Dalam bahasa ndonesia ada verba refleksif tanpa pronomina refleksif misal mandi.
Pengertian lain tentang verba refleksif disampaikan oleh Gluck :
‐ , yang menyatakan verba refleksif dalam bahasa Jerman reflexivverb auch:
reflexives Verb, Reflexivum Subklasse der Wortart Verb. R. sind dadurch gekennzeichnet,
daß sie a in formaler Hinsicht das Reflexivpronomen mit sich führen und daß b in
funktionaler Hinsicht das Objekt des Verbs mit dem Subjekt referenzident. ist Koreferenz
bzw. sich die Handlung auf das Subjekt rückbezieht. Im Dt. werden unterschieden a echte
R. auch: Reflexivum tantum, d.h. Verben, die immer mit Reflexivpronomen stehen z.B.
sich ereignen, sich entschließen, sich schämen, b unechte R., d.h. Verben, die reflexiv oder
nicht reflexiv gebraucht werden können z.B. waschen: sich waschen, bedauern: sich
bedauern; Reziprokverb. Pernyataan di atas memiliki arti bahwa verba refleksif adalah
kelas kata yang ditandai dengan adanya a pronomina reflesif yang memiliki arti formal atau gramatikal, b . pronomina refleksif yang memiliki fungsi referen yang
sama, dimana perbuatan yang dialami pronomina refleksif merefleksif pada subjek. Dalam bahasa Jerman a refleksif murni, yaitu kata kerja yang selalu hadir dengan
pronomina reflesif misalnya kata kerja dalam bahasa Jerman; sich ereignen, sich entschließen,
sich schämen , b refleksif tidak murni, yaitu kata kerja yangdapat