Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan. Metode padan adalah metode analisis data yang alat penentunya berada di luar,
terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa langue yang bersangkutan atau yang diteliti. Tujuan analisis data dengan metode padan adalah untuk menentukan kejatian
atau identitas objek penelitian Sudaryanto, 1993:13.
ANALISIS KONTRASTIF VERBA REFLEKSIF BAHASA JERMAN DAN
PADANANNYA DALAN BAHASA INDONESIA PADA ROMAN “TRӒUME
WOHNEN ÜBERALL”
Proposal Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : Ira Lukiyanti
09203241017
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JERMAN
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dilahirkan untuk hidup membentuk kelompok sosial tertentu. Untuk dapat membentuk suatu kelompok sosial diperlukan adanya interaksi. Bahasa
merupakan suatu fenomena yang selalu hadir dalam kegiatan interaksi manusia. Kehadiran bahasa ini mempermudah manusia membentuk dan mempertahankan
suatu kelompok sosial tertentu. Bahasa Jerman merupakan suatu fenomena yang sengaja dihadirkan dalam
kelompok pembelajar bahasa Jerman. ndonesia salah satunya negara yang tidak sedikit warga negara ndonesia sebagai pembelajar bahasa Jerman. Persamaan
bahasa Jerman selanjutnya disingkat BJ dan bahasa ndonesia selanjutnya disingkat B yang tidak begitu dekat membutuhkan ketekunan untuk dapat mengerti
bahasa Jerman hingga dapat mempergunakannya dalam berkomunikasi dengan baik sesuai kaidah yang ditetapkan dalam bahasa Jerman. Salah satu caranya adalah
mengenali ciri‐ciri dari bahasa yang dipelajari. Sebagai contoh dari segi kelas kata verba, verba bahasa Jerman memiliki kemampuan melakukan rektion. stilah rektion
diartikan oleh elbig dan Buscha :
dalam bahasa Jerman, berbunyi: “ die Rektion
der Verben ist ihre Fahigkeit, ein von ihnen abhangiges Subtantiv oder Pronomen
in einem bestimmten Kasus zu fӧrdern”. nti dari pernyataan tersebut menjelaskan bahwa rektion adalah kemampuan kata kerja untuk memaksa nomen
atau kata ganti orang yang menjadi satelitnya untuk memenuhi kasus tertentu. Adapun ciri lain dari verba bahasa Jerman yaitu ada beberapa jenis verba bahasa
Jerman yang juga dilengkapi penanda khusus, misalnya verba refleksif. Verba
refleksif bahasa Jerman memiliki penanda morfologi yang spesial seperti yang disampaikan elbig dan Buscha
: .
Akkusatif Datif
Sing. 1. Pers
ich
schӓme mich
ich
verbitte mir
2. Pers
du
schӓmst dich
du
verbittest dir
3. Pers
er
schӓmt sich
er
verbittet sich
PL. 1. Pers
wir
schӓmen uns
wir
verbitten uns
2. Pers
ihr
schӓmt euch
ihr
verbitten euch
3. Pers
sie
schӓmen sich
sie
verbitten sich
Kalimat pada barisan adalah verba refleksif dengan penanda morfologi kasus
akusatif bagian kata yang dicetak tebal , karena schӓmen merupakan verba refleksif yang menuntut kasus akusatif. Sedangkan pada barisan
verba refleksif dengan penanda morfologi kasus datif, karena verbitten merupakan verba refleksif yang
menuntut kasus datif. Pada barisan dan
tersebut terlihat sifat verba mampu melakukan rektion, yaitu mampu memaksa pronomina refleksif yang menjadi satelit
verba refleksif mengalami kasus yang dikehendaki verba tersebut. Jenis verba refleksif bahasa Jerman ada , yaitu reflexive Verben im engeren
Sinne verba refleksif murni , reflexive Konstruktionen verba refleksif tidak murni ,
reflexive Konstruktion und reflexive Verben mit reziproker Bedeutung verba refleksif
murni dan tidak murni dengan makna resiprokal , reflexive Formen mit passiver Bedeutung
verba refleksif dengan makna passif dan zustandsreflexiv verba refleksif yang menandai hasil dari suatu proses . elbig dan Buscha,
: ‐
. Penggunaan verba reflektif sangat produktif digunakan dalam literatischer
Text teks literatur seperti roman. Roman yang produktif menggunakan verba
tersebut adalah “ Trӓume Wohnen Überall” karangan Caroline Philips dan sudah