Program Terpadu P2MBG

30 Melalui penyuluhan dan pembinaan di tingkat Desa diharapkan masyarakat dapat berpartisipasi dalam pengelaolaan program P2MBG. Satu hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah Desa, harus bersikap transparan dalam pengelolaan program P2MBG.

B. Kerangka Berpikir

Masyarakat berperspektif gender adalah masyarakat yang memiliki kesetaraan kesejahteraan dan keadilan baik dalam aspek pendidikan, perekonomian, kesehatan maupun aspek sosial budaya. Masyarakat dapat dikatakan berhasil menjadi masyarakat berperspektif gender apabila didalam masyarakat tersebut dapat mengangkat emansipasi perempuan dengan melakukan beberapa usaha yang digunakan untuk menyetarakan dengan laki-laki. Masyarakat Desa Luweng Lor mayoritas bekerja sebagai petani dan pendapatan masyarakat Desa Luweng Lor masih dibawah angka sejahtera. Ditambah lagi diDesa Luweng Lor ditemukan banyaknya kaum perempuan yang menjadi kepala rumah tangga dan berperan sebagai pencari nafkah tunggal. Padahal peningkatan kualitas hidup perempuan dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, hukum, dan politik di pembangunan nasional dan daerah memerlukan suatu strategi khusus yang tidak hanya dilakukan oleh pihak-pihak yang peduli akan pemenuhan hak-hak perempuan tetapi juga memerlukan peran serta dari seluruh pihak diantaranya pemerintah, laki-laki dan perempuan itu sendiri. Dan strategi ini sudah tercantum dalam deklarasi MDG Milleium Development Goal No. 3 yang berisi Promote Gender Equality and Empower Women serta didukung dengan Inpres No. 9 tahun 2000 dan Kemendagri No. 132 tahun 2003. Salah satu wujud nyata dari pengadaan program pemberdayaan tersebut adalah program terpadu P2MBG. Maksud dan tujuan dari program tersebut yaitu meningkatkan 31 pengetahuan, kesadaran, keterampilan serta sikap dan perilaku positif perempuan warga belajar dalam mewujudkan dan mengembangkan kehidupan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia termasuk generasi muda, terutama anak dan remaja. Program terpadu P2MBG ini merupakan program terpadu dari berbagai departemen, non departemen dan lembaga pemerintah yang dalam pelaksanaannya dipadukan dengan program yang ada didesa, dan ditempuh secara bertahap dan berkesinambungan serta kemampuan desa. Pelaksanaan kegiatan P2MBG dapat dikatakan berhasil apabila sesuai dengan tujuan program. Dan dengan diadakannya berbagai kegiatan dari pelaksanaan kegiatan P2MBG ini harapannya dapat memaksimalkan potensi perempuan dalam pembangunan. Selain itu berhasilnya program juga dipengaruhi oleh faktor pendukung dan faktor penghambat program dimana disini diperlukan suatu upaya yang tepat dalam mengatasi faktor-faktor penghambat tersebut dengan faktor pendukung yang ada. 32 Gambar 2. Susunan Kerangka Berpikir

C. Pertanyaan Penelitian

Dari kerangka berpikir diatas, maka dapat diajukan beberapa pertanyaan penelitian yang diharapkan dapat menjawab permasalahan yang ingin diteliti. 1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan dari Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender P2MBG? 2. Apa yang melatarbelakangi penentuan Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender P2MBG? 3. Bagaimana Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender P2MBG terimplementasi di masyarakat? Perempuan desa Luweng Lor belum berdaya Memaksimalkan potensi perempuan dalam pembangunan Adanya deklarasi MDG Milleium Development Goal No. 3 yang berisi Promote Gender Equality and Empower Women berorientasi kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan Peningkatan kualitas kaum perempuan Inpres No. 9 tahun 2000 dan Kemendagri No. 132 tahun 2003 Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender P2MBG 33 4. Bagaimana peran birokrasi setempat RT, RW, kelurahan, dinas atau instansi terkait terhadap penyelenggaraan Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender P2MBG? 5. Faktor-faktor apa saja yang mendukung pelaksanaan kegiatan-kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender P2MBG? 6. Faktor-faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan kegiatan-kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender P2MBG?