4
APBD. Dengan demikian APBD adalah motor dan pedoman bagi pemerintah daerah pemda dalam melaksanakan tugas-tugas pembangunan.
Namun dalam pelaksanaan pembangunan di tengah masyarakat masih sering terjadi kesenjangan gender, yang bahkan tidak disadari oleh kaum perempuan itu
sendiri. Kesenjangan itu tampak dalam berbagai bentuk minimnya partisipasi dan akses kaum perempuan dalam proses pembangunan selama ini. Akibatnya, banyak program
pembangunan yang substansinya belum memperlihatkan kesetaraan dan keadilan gender. Untuk itu salah satu upaya untuk meningkatkan peran perempuan dan
merealisasikan keadilan gender maka terbentuklah sebuah program pemberdayaan masyarakat yang Berperspektif gender yang disebut dengan P2MBG. Program
Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender P2MBG ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga menuju pada kesejahteraan dan keadilan melalui
kegiatan lintas bidang pembangunan dalam upaya penangan kemiskinan dengan fokus peningkatan kondisi, status, kedudukan dan partisipasi perempuan.
Desa Luweng Lor merupakan salah satu lokasi yang dipilih pemerintah untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif
Gender P2MBG. Kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender P2MBG yang dilaksanakan di Desa Luweng Lor dibagi menjadi lima kelompok, yang
mana disetiap kelompoknya terdiri dari 10 orang. Desa ini berada disudut barat kabupaten purworejo, lebih tepatnya dikecamatan Pituruh. Masyarakat Desa Luweng
Lor mayoritas bekerja sebagai petani dan pendapatan masyarakat Desa Luweng Lor masih dibawah angka sejahtera. Ditambah lagi di Desa Luweng Lor ditemukan
banyaknya kaum perempuan yang menjadi kepala rumah tangga dan berperan sebagai pencari nafkah tunggal.
5
Pemerintah telah menerbitkan Inpres No. 92000 tentang Pengarusutamaan
Gender dalam Pembangunan Nasional, sebagai acuan memaksimalkan potensi perempuan dalam pembangunan. Dalam keluarga, kaum perempuan merupakan tiang
keluarga, kaum perempuan akan melahirkan dan mendidik generasi penerus. Kualitas generasi penerus bangsa ditentukan oleh kualitas kaum perempuan sehingga mau tidak
mau kaum perempuan harus meningkatkan kualitas pribadi masing-masing. Tidak mungkin akan terbentuk keluarga yang berkualitas tanpa meningkatkan
kualitas perempuan. Kualitas pendidikan perempuan juga merupakan aspek yang sangat penting bagi pembangunan bangsa. Kaum perempuan harus berusaha meraih jenjang
pendidikan setinggi mungkin. Peningkatan derajat kesehatan perempuan juga seiring dengan upaya peningkatan akses pendidikan, kesehatan reproduksi dan keluarga
berencana dan pelayanan kesehatan. Meskipun pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender
P2MBG di Desa Luweng Lor sudah berjalan selama setahun terakhir ini, namun manfaatnya belum begitu dipahami oleh masyarakat sekitar, khususnya masyarakat
yang tidak
mengetahui manfaat
adanya Program
Pemberdayaan Masyarakat
Berperspektif Gender P2MBG. Bahkan masih banyak masyarakat diluar Desa Luweng Lor yang belum mengetahui tujuan keberadaannya program P2MBG dan belum paham
akan fungsi sebuah desa binaan. Dari wacana tersebut, sehingga dibutuhkan penelitian untuk mengetahui seberapa besar dampak program P2MBG terhadap peningkatan
kesejahteraan keluarga di Desa Luweng Lor. Dari uraian tersebut, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul
Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender Di Desa Luwenglor, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian diatas, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Masih banyaknya kesenjangan gender yang ditemukan dikehidupan sehari-hari, khususnya dimasyarakat Desa Luweng Lor.
2. Belum tercapainya
tujuan pelaksanaan
Program Pemberdayaan
Masyarakat Berperspektif Gender P2MBG yang sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.
3. Masih banyak
masyarakat yang
belum mengenal
Program Pemberdayaan
Masyarakat Berperspektif Gender P2MBG dan belum dapat memahami manfaat pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender P2MBG.
4. Tidak semua masyarakat peduli terhadap program yang dilaksanakan oleh pemerintah.
5. Kurangnya partisipasi perempuan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh pemerintah dalam bentuk program.
6. Keberadaan Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender P2MBG dirasa masih kurang menarik perhatian warga masyarakat sekitar, khususnya Desa
Luweng Lor.
C. Batasan Masalah
Dari latar belakang masalah dan identifikasi masalah diatas tidak semuanya dibahas dalam penelitian ini. Dibatasi hanya pada masalah:
1. Pelaksanaan kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender P2MBG.
2. Alasan Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender P2MBG dilaksanakan di masyarakat Desa Luweng Lor.
7
3. Faktor pendukung dan faktor penghambat yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan-kegiatan
Program Pemberdayaan
Masyarakat Berperspektif
Gender P2MBG.
D. Rumusan Masalah
Masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif
Gender P2MBG? 2. Mengapa Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender P2MBG
dilaksanakan di masyarakat Desa Luweng Lor? 3. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan kegiatan-
kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender P2MBG?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah memperoleh gambaran yang obyektif dan komprehensif tentang pelaksanaan P2MBG, ditinjau dari:
1. Untuk mendiskripsikan pelaksanaan kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender P2MBG.
2. Untuk mendiskripsikan alasan Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender P2MBG dilaksanakan di Desa Luweng Lor.
3. Untuk mendiskripsikan faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat pelaksanaan kegiatan-kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif
Gender P2MBG.
8
F. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti
a. Membantu peneliti untuk mengetahui dan memahami deskripsi pemberdayaan dari pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender
P2MBG di Desa Luweng Lor, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo. b. Memperoleh pengalaman nyata dan mengetahui secara langsung situasi dan
kondisi yang nantinya akan menjadi bidang garapan PLS serta mampu mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang sudah didapat di bangku perkuliahan.
2. Bagi warga belajar P2MBG a. Sebagai referensi untuk menambah wawasan dalam upaya pemberdayaan dan
peningkatan kesejahteraan keluarga dilihat dari tingkat keberhasilan pelaksanaan kegiatan.
b. Memberikan masukan dalam program pemberdayaan perempuan melalui kelompok-kelompok industri.
c. Mengetahui kelebihan dan kelemahan dalam pelaksanaan kegiatan Program Pemberdayaan Masyarakat Berperspektif Gender P2MBG dan peningkatan
kesejahteraan keluarga. 3. Bagi pemerintah
a. Dapat dijadikan landasan dalam penentuan kebijakan mengenai kegiatan pemberdayaan
dan peningkatan
kesejahteraan keluarga
serta wawasan
pengetahuan pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga melalui kelompok industri.
9
4. Bagi mahasiswa PLS a. Dapat menambah pemahaman dan wawasan mengenai pengembangan kegiatan
pemberdayaan serta menambah pemahaman bagi pengembangan khasanah ilmu pengetahuan
khususnya bidang
Pendidikan Luar
Sekolah PLS
yang berhubungan dengan pemberdayaan dan pelatihan life skill.