2. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan Karakter adalah suatu usaha yang menyeluruh agar orang- orang memahami, peduli, dan berperilaku sesuai nilai-nilai etika dasar, dengan
demikian objek dari pendidikan karakter adalah nilai-nilai. Nilai-nilai ini didapat melalui proses internalisasi dari apa yang diketahui, yang membutuhkan waktu
sehingga terbentuklah pekerti yang baik sesuai dengan nilai yang ditanamkan Nurul Zuriah, 2007. Nilai-nilai ini adalah nilai-nilai hidup yang merupakan
realitas yang ada dalam masyarakat kita. Lickona dalam Husen dkk. 2010 menyatakan bahwa pendidikan
karakter melibatkan aspek perasaaan afeksi atau emosi. Menurut Lickona ada 3 tahap penting pendidikan karakter, yaitu: a tahu apa yang baik knowingthe good
atau disebut moral knowing, b menyukai yang baik desering the good atau moral feeling, dan c menjalankan yang baik acting the good and moral action.
Pendidikan karakter secara utama dilakukan oleh keluarga, karena dalam keluargalah sosialisasi utama individu yang terjadi. Mengingat penanaman sikap
dan nilai hidup adalah suatu proses, maka pendidikan karakter juga dilakukan melalui pendidikan formal yang direncanakan dan dirancang secara matang.
Menurut Nurul Zuriah, 2007, dalam pendidikan formal di sekolah, nilai-nilai yang akan ditanamkan serta metode dan kegiatan yang akan digunakan untuk
penanaman nilai tersebut direncanakan dan dirancang secara bertahap sesuai dengan tugas perkembangan jiwa anak. Pemahaman, argumentasi, dan penalaran
anak akan berbeda pada tiap-tiap tahap perkembangannya. Sekolah mempunyai peranan penting dalam penyesuaian hal ini dengan proses pembelajaran .
3. Komponen pendidikan karakter
Menurut Anafusi Banawi 2009 komponen-komponen yang sangat penting untuk kesuksesan pendidikan karakter antara lain.
a. Partisispasi masyarakat, apabila pendidik, orang tua, siswa dan anggota masyarakat menginvestasikan diri dalam proses pembangunan consensus untuk
menemukan landasan bersama yang sangat penting bagi keberhasilan jangka panjang.
b. Kebijakan pendidikan karakter, membuat pendidikan karakter bagian dari filosofi, tujuan atau pernyataan misi dengan mengadopsi kebijakan formal.
Tidak hanya sebatas tulisan dan perkataan saja c. Kesepakatan, ada pertemuan orang tua, guru dan perwakilan masyarakat
menggunakan consensus untuk memperoleh kesepakatan dimana karakter untuk memperkuat dan apa definisi yang digunakannya.
d. Kurikulum terpadu, membuat pendidikan karakter bagian internal dari kurikulum di semua tingkatan kelas. Mengambil sifat-sifat yang telah dipilih
dan menghubungkan mereka ke kelas pelajaran, sehingga murid-murid melihat bagaimana suatu sifat mungkin angka ke dalam sebuah cerita atau menjadi
bagian dari sebuah percobaan ilmiah atau bagaimana mungkin mempengaruhi mereka. Membuat karakter ini merupakan bagian dan setiap kelas dari setiap
subjek. e. Pengalaman pembelajaran, dibiarkan siswa untuk melihat sifat dalam tindakan
pengalaman dan mengungkapkannya. Yang mengacu kegiatan masyarakat
terdapat musyawarah, dengan adanya pengalaman di dunia nyata, maka