52
perasaan, dan perubahan yang diukur. Dalam penelitian ini kemampuan berhitung menjadi variabel terikat yang dijadikan target behavior. Target
behavior yaitu perilaku anak autis dalam meningkatkan kemampuan berhitung, maka dengan digunakannya media kartu angka diharapkan
perilaku yang ditujukkan anak autis sebelumnya berubah menjadi lebih baik dan dapat berpengaruh dalam kemampuan berhitung anak autis.
F. Metode Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono 2009: 308 teknik pengumpulan data merupakan “langkah yang paling utama dalam penelitian, karena utama
dari penelitian adalah mendapat data”. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan 2 teknik pengumpulan data yaitu tes dan observasi.
1. Tes
Menurut Suharsimi Arikunto 2006: 223 “ tes digunakan untuk mengukur ada tidaknya dan besarnya kemampuan objek
yang diteliti”. Sedangkan menurut Eko Putro 2009: 45 tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat
untuk mengumpulkan informasi karakteristik objek. Pengumpulan data dengan metode tes ini pada penelitian SSR disebut dengan
pencatatan dengan produk permanen atau data yang diperoleh tidak dapat diubah kembali. Menurut Juang Sunanto 2006: 18 “yang
dimaksud dengan produk permanen adalah suatu hasil dari tindakan atau perilaku yang dikerjakan oleh subjek”, metode tes
yang digunakan pada penelitian ini bertujuan mendapatkan data
53
kuantitatif yang berupa persentase jawaban benar yang diperoleh subjek. Tes yang diberikan adalah tes kemampuan berhitung
penjumlahan dan perkalian bersusun kebawah dan dilakukan pada setiap fase.
Tes ini dilakukan untuk mengukur kemampuan subjek baik sebelum diberikan treatment dan setelah diberikan treatment. Tes
ini dapat menguji hasil dari penggunaan media kartu angka yang diberikan untuk pengoperasikan hitungan yaitu penjumlahan dan
perkalian bersusun kebawah. Jenis tes yang akan dilakukan untuk mengukur kemampuan
berhitung subjek yaitu menggunakan tes uraian. Tes uraian ini mencakup dua macam soal pengoperasian yaitu penjumlahan dan
perkalian dengan 10 soal. Soal yang diberikan sudah berbentuk angka, kemudian subjek diberi kesempatan untuk menghitung
dengan menggunakan media kartu angka yang sudah disiapkan.
2. Metode Observasi
Menurut Soekidjo Notoatmojo 2010: 131 observasi atau pengamatan adalah “suatu prosedur yang berencana, yang antara
lain meliputi melihat, mendengar, dan mencatat jumlah dan taraf aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya
dengan masalah yang diteliti”. Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara langsung oleh peneliti pada fase intervensi
dengan menggunakan metode observasi terstruktur, sehingga
54
semua kegiatan observasi telah ditetapkan berdasarkan kerangka kerja yang memuat data-data yang ingin diperoleh. Observasi pada
fase intervensi ini bertujuan untuk mengamati kemampuan berhitung anak autis dengan hambatan pengoperasian penjumlahan
dan perkalian bersusun kebawah. Semua data perilaku belajar serta data partisipasi anak dalam pembelajaran berhitung selama proses
intervensi berjalan. Pedoman observasi menggunakan lembar pengamatan, sekaligus juga lembar catatan lapangan yang
digunakan untuk mencatat hal-hal penting selama observasi seperti
lembar check list.
Metode observasi ini digunakan untuk memperoleh data mengenai kemampuan subjek penelitian dalam berhitung terutama
pengoperasian penjumlahan dan perkalian bersusun kebawah. Selain itu juga melihat dan mengamati media yang digunakan guru
dalam pembelajaran matematika.
G. Intrumen Penelitian