BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1. Pengumpulan Data
Data yang diperlukan terdiri dari data primer dan data sekunder yang diperoleh dengan menggunakan beberapa metode pengumpulan data sesuai dengan kondisi
sumber data yang bersangkutan. Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah uraian pekerjaan yang menyebabkan kecelakaan kerja pada proses pengolahan
gula. Pengumpulan data dilakukan dengan identifikasi resiko dengan menggunakan metode Job Safety Analysis pada proses produksi yang meliputi identifikasi resiko pada
stasiun-stasiun kerja, tahapan proses pengolahan gula, potensi resiko dan uraian resiko, penyebab terjadinya resiko kecelakaan kerja, dan solusi pengendalian resiko yang
terjadi. Data diperoleh dari hasil pengamatan langsung, wawancara. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui arsip dan dokumen perusahaan
yang meliputi tempat kecelakaan, jenis kecelakaan yang dialami, jenis pekerjaan yang sedang dilakukan pada saat mengalami kecelakaan, hari kerja yang hilang akibat
kecelakaan kerja yang terjadi, biaya pengadaan alat keselamatan kerja, biaya pendidikan dan latihan karyawan untuk keselamatan dan kesehatan kerja, biaya
pemasangan rambu–rambu atau papan peringatan keselamatan kerja. Data yang diperoleh berdasarkan identifikasi resiko dengan menggunakan
metode Job Safety Analysis pada proses produksi dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Identifikasi Resiko pada Stasiun Pengolahan Pabrik Gula No
Area Kerja Tahapan
Pekerjaan Uraian pekerjaan
Resiko dan Uraian Resiko
Penyebab Solusi
Pengendalian
1 Stasiun
Persiapan dan Pengerjaan
Pendahuluan Penurunan
tebu Cane
unloading Penurunan tebu
diakukan dengan mengaitkan kawat
sling dari tiang tumpuan ke muatan
truk tebu, kemudian truk akan bergerak.
Gaya tarik truk dengan tiang tumpuan akan
menurunkan tebu dari truk.
Tergores besi yang tajam.
Resiko Tangan pekerja tergores karena
permukaan sling yang tajam
Tidak berhati-hati saat akan mengaitkan sling
ke muatan truk. Tidak menggunakan
sarung tangan safety gloves,
Kurangnya pengawasan terhadap penggunaan
sarung tangan Perlu dilakukan
pengawasan dari pihak perusahaan
agar para pekerja menggunakan
sarung tangan pada saat bekerja.
Cane Preparation
Tebu dari penampungan
dipindahkan ke cane table diatur posisinya
agar memudahkan pencacahan
- Mengatur letak tebu secara manual
Tergores besi yang tajam
Resiko Tangan pekerja dapat tergores karena
permukaan besi yang tajam
Pekerja tidak memperhatikan
permukaan meja tebu cane table yang di
sentuh. Tidak menggunakan
sarung tangan safety gloves
Memperbaiki peralatan cane table,
Memperketat aturan disiplin dan
pengawasan Penggunaan savety
gloves
Tebu dari cane table dicacah dengan
menggunakan cane cutter, menjadi
potongan-potongan. Pengawasan proses
pencacahan Terpotong
Resiko Tangan jari tangan pekerja dapat
terpotong karena mata pisau cane cutter yang
sangat tajam Tidak berhati-hati saat
memperbaiki posisi tebu yang akan di cacah
dengan Cane Cutter Tidak menggunakan
sarung tangan safety gloves,
Melakukan pengawasan
penggunaan APD, Penggunaan sarung
tangan safety gloves
V -2
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Identifikasi Resiko pada Stasiun Pengolahan Pabrik Gula Lanjutan No
Area Kerja Tahapan
Pekerjaan Uraian pekerjaan
Resiko dan Uraian Resiko
Penyebab Solusi
Pengendalian
Memeriksa hasil pencacahan tebu
Tergelincirterpleset Resiko pekerja
tergelincir di lantai Tidak berhati-hati saat
berjalan di area cane preparation,
Lantai yang licin dan tergenang air
Pengawasan terhadap keamanan
lingkungan kerja dan Penggunaan safety
shoes
Cane Elevator Setelah tebu di cacah
diangkut dengan cane elevator menuju unit
gilingan. Naikturun tangga cane
elevator memeriksa hasil pencacahan tebu
Tergelincirterpleset Resiko pekerja
tergelincirterpeleset di tangga Cane
Elevator Pekerja tidak berhati-
hati saat naikturun tangga di area cane
elevator Pengawasan
terhadap keamanan lingkungan kerja dan
Penggunaan safety shoes
Tersandung Resiko kaki pekerja
tersandung di tangga Cane Elevator
Terburu-buru saat bekerja dan tidak
berhati-hati saat akan turunnaik tangga Cane
Elevator Pengawasan
terhadap keamanan lingkungan kerja
Pengawasan Peng- gunaan safety shoes
2 Stasiun
Penggilingan Tebu
Tahap Pemerahan
Nira Cacahan tebu
dimasukkan ke gilingan untuk
dilakukan proses ekstraksi oleh rol – rol
gilingan. Pengawasan proses
pemerahan nira tebu. Memeriksa aliran air
imbibisi dan airan nira ke stasiun pemurnian
Tergelincirterpleset Resiko pekerja
terpleset karena lantai yang licin.
Tidak hati-hati saat berjalan memeriksa
proses pemerasan tebu. Lantai yang licin,
Kurangnya perhatian terhadap kondisi area
kerja Pengawasan
terhadap keamanan lingkungan kerja
Pengawasan Penggunaan safety
shoes
Tersandung Resiko kaki pekerja
tersandung peralatan mesin-mesin di area
penggilingan tebu Kecerobohan petugas,
tidak hati-hati saat berjalan memeriksa
proses pemerasan tebu Pengawasan
terhadap keamanan lingkungan kerja
Pengawasan Pengg unaan safety shoes
V -3
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Identifikasi Resiko pada Stasiun Pengolahan Pabrik Gula Lanjutan
No Area Kerja
Tahapan Pekerjaan
Uraian pekerjaan Resiko dan Uraian
Resiko Penyebab
Solusi Pengendalian
3 Stasiun
Pemurnian Nira Penyaringan I
Memeriksa timbangan nira kotor hasil stasiun
penggilingan Terbentur
Resiko pekerja terbentur peralatan
karena posisi peralatan yang rumit
Posisi peralatan yang rumit,
Kurang pencahayaan Kurangnya penyediaan
helm kerja Pemasangan lampu
penerangan Pengawasan
Penggunaan helm Pengadaan helm
Pemanasan I Juice Heater
I Pengawasan proses
pemanasan nira. Pengaturan suhu dan
tekanan di tangki pemanasan
Terkena uap panas Resiko pekerja terkena
uap panas, nira dipanaskan hingga
suhu 75°C Tidak berhati-hati saat
menaikkanmenurunkan suhu di tangki
pemanasan nira. Pengawasan
terhadap prosedur kerja,
pengawasan terhadap
penggunaan APD
Defekasi defecation
Mengangkut karung yang berisi batu kapur
dari gudang Pembuatan larutan
susu kapur Pengawasan terhadap
proses defekasi Iritasi
Resiko iritasi pada mata
Debu kapur tohor terkena mata dapat
mengakibatkan iritasi, Kurangnya pengawasan
terhadap karyawan Tidak mengikuti SOP
Pengawasan terhadap karyawan
agar selalu menggunakan
kacamata pelindung Pengawasan
terhadap keamanan lingkungan kerja
Gangguan pernapasan Resiko gangguan
pernapasan karena debu kapur tohor
Debu kapur tohor dapat mengakibatkan sesak
nafas apabila terhirup, Kurangnya pengawasan
terhadap karyawan Tidak mengikuti SOP
Pengawasan terhadap keamanan
lingkungan kerja Pengawasan
terhadap karyawan, agar selalu
menggunakan masker
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Identifikasi Resiko pada Stasiun Pengolahan Pabrik Gula Lanjutan No
Area Kerja Tahapan
Pekerjaan Uraian pekerjaan
Resiko dan Uraian Resiko
Penyebab Solusi
Pengendalian
Sulfitasi nira mentah
Pembuatan larutan sulfit
Pengawasan terhadap proses sulfitasi
Gangguan pernapasan Resiko gangguan
pernapasan Gas sulfit dan
menyebabkan sesak nafas apabila terhirup,
Kurangnya pengawasan terhadap karyawan
Tidak mengikuti SOP Pengawasan
terhadap karyawan agar selalu
menggunakan safety shoes
Pengawasan terhadap keamanan
lingkungan kerja Penggunaan masker
Netralisasi Neutralizing
Nira nentah tersulfitasi mengalir ketangki
netralisasi . kemudian ditambahkan lagi susu
kapur sehingga pH netral berkisar antara
7.0 – 7.2. Pengawasan terhadap
proses netralisasi. Pengaturan suhu tangki
netralisasi Tergelincirterpleset
Resiko pekerja terpleset di tangga area
netralisasi nira Terburu-buru, tidak hati-
hati saat naikturun tangga netralisasi nira
mentah. Kurangnya pengawasan
terhadap penggunaan safety shoes
Pengawasan terhadap karyawan
agar selalu menggunakan safety
shoes
Tersandung Resiko kaki pekerja
tersandung di lantai area netralisasi nira
Kecerobohan petugas, terburu-buru, tidak hati-
hati saat berjalan memeriksa netralisasi
nira mentah Kurangnya pengawasan
terhadap penggunaan safety shoes
Pengawasan terhadap karyawan
agar selalu menggunakan safety
shoes
V -5
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Identifikasi Resiko pada Stasiun Pengolahan Pabrik Gula Lanjutan No
Area Kerja Tahapan
Pekerjaan Uraian pekerjaan
Resiko dan Uraian Resiko
Penyebab Solusi
Pengendalian
Pemanasan II Juice heater
II Pemanasan II, disini
nira dipanaskan dengan steam pada
temperature yang lebih panas daripada
pemanasan I yaitu 105°C.
Pengawasan proses pemanasan nira bersih
Pengaturan suhu tangki pemanasan nira .
Terkena uap panas Resiko pekerja terkena
uap panas 105°C mengakibatkan luka
bakar Tidak mengikuti
prosedur kerja saat menaikkan menurunkan
suhu di tangki pemanasan nira.
Pengawasan terhadap prosedur
kerja, Pengecekan mesin
dan peralatan yang rutin
Pengeluaran gas dan
pengendapan Sebelum dilakukannya
pengendapan gas-gas yang terdapat dalam
nira harus dibebaskan kedalam tangki
pengembangan flash tank agar tidak
mengganggu proses pengandapan. Dari
flash tank nira dialirkan ke tangki
pengendapan compatrement door
clarifier yang berfungsi untuk
mengendapkan kotoran hasil pemurnian
Tergelincirterpleset Resiko pekerja
terpleset karena lantai yang licin.
Lantai yang licin, Pekerja tidak berhati-
hati saat berjalan di area tangki pengendapan
Pengawasan terhadap
lingkungan area kerja,
Penggunaan safety shoes
Tergores besi yang tajam
Resiko Tangan pekerja dapat tergores karena
permukaan besi yang tajam
Pekerja tidak memperhatikan
permukaan benda yang di sentuh.
Melakukan perbaikan mesin dan
peralatan kerja Pemasangan poster
keselamatan kerja, Penggunaan sarung
tangan safety gloves
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Identifikasi Resiko pada Stasiun Pengolahan Pabrik Gula Lanjutan No
Area Kerja Tahapan
Pekerjaan Uraian pekerjaan
Resiko dan Uraian Resiko
Penyebab Solusi
Pengendalian
dengan menambahkan flokulat
Tolasep A6XL,yang
berfungsi mempercepat pengendapan kotoran
dalam nira. Mengawasi proses
pengendapan Memeriksa tingkat
kejernihan nira Memeriksa aliran nira
Tersandung Resiko kaki pekerja
tersandung di area tangki pengendapan
Tidak hati-hati saat berjalan memeriksa
tangki pengendapan, Letak mesin dan
peralatan yang rumit. Pemasangan poster
keselamatan kerja, Penggunaan
safety shoes
Penyaringan II Nira kotor dipompakan
keluar dan ditampung kedalam sebuah bak
dan kemudian diteruskan ke mud feed
mixer. Pada mud feed mixer ini nira kotor
dicampurkan dengan ampas halus dari
gilingan V. ampas tebu berguna sebagai media
filtrasi agar nira kotor tersaring.
Tergelincirterpleset Resiko pekerja
terpleset karena lantai yang licin
Air nira kotor yang disaring tercecer dilantai
mengakibatkan lantai menjadi licin
Melakukan perbaikan mesin dan
peralatan kerja Pemasangan poster
keselamatan kerja, Penggunaan
safety shoes
Tergores besi yang tajam
Resiko Tangan pekerja dapat tergores saringan
nira kotor karena permukaan besi yang
tajam Kecerobohan petugas,
terburu-buru, tidak hati- hati saat membersihkan
saringan nira kotor Pengawasan
terhadap karyawan, Penggunaan sarung
tangan safety
gloves
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Identifikasi Resiko pada Stasiun Pengolahan Pabrik Gula Lanjutan No
Area Kerja Tahapan
Pekerjaan Uraian pekerjaan
Resiko dan Uraian Resiko
Penyebab Solusi
Pengendalian
Membersihkan saringan nira
Pengawasan terhadap proses penyaringan
Memeriksa aliran masuk nira
Tersiram air panas Resiko pekerja
tersiram air pencuci nira
Air yang digunakan untuk mencuci nira
kotor suhunya 75°C Tidak hati-hati saat
membersihkan saringan nira
Pemasangan poster keselamatan kerja,
Penggunaan baju keselamatan kerja,
4
Penguapan Nira
Penguapan Nira
Tujuan dari stasiun penguapan ini adalah
untuk membuat nira encer 12,5°Brik
menjadi kental 60°Brik dengan
menggunakan beberapa badan penguapan yang
bekerja secara seri. Memeriksa dan
mengatur suhu dan tekanan di tangki
penguapan Terjadinya ledakan
Resiko terjadinya ledakan karena suhu
dan tekanan yang sangat tinggi 65
cmHg Tekanan dan suhu steam
yang sangat tinggi apabila tidak dikelola
dengan baik dapat mengakibatkan ledakan
Melakukan pemeriksaan secara
berkala pada peralatan,
Melakukan penyuluhan tentang
keselamatan kerja Memasang poster
keselamatan kerja
Terkena uap panas Resiko pekerja terkena
uap panas Kecerobohan pekerja,
tidak berhati-hati saat menaikkan menurunkan
suhu di tangki penguapan nira
Melakukan pemeriksaan secara
berkala peralatan, Melakukan
pendidikan dan Pelatihan kerja,
Memasang poster keselamatan kerja.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Identifikasi Resiko pada Stasiun Pengolahan Pabrik Gula Lanjutan No
Area Kerja Tahapan
Pekerjaan Uraian pekerjaan
Resiko dan Uraian Resiko
Penyebab Solusi
Pengendalian
5 Pemasakan
Nira Pengawasan
operasi pengkristalan
kristalisasi
Nira kental yang keluar dari stasiun penguapan
mempunyal kekentalan kira-kira 60° brik,
didalam stasiun kristalisasi diuapkan
lagi sampai timbul Kristal gula. Untuk
mencegah karamelisasi sakharosa maka pada
waktu memasak dilaksanakan pada
tekanan vakum kira- kira 65 cmHG,
sehingga pada pemanasan kira-kira
60°C diharapkan nira kental dalam pan
pemasak sudah mendidih
- Mengatur dan memeriksa temperatur
dan tekanan pan masakan
- Mengawasi proses pemasakan
Tergelincirterpleset Resiko pekerja
terpleset di tangga area pemasakan
Kecerobohan petugas, terburu-buru, tidak hati-
hati saat berjalan naikturun tangga area
pemasakan Memasang poster
keselamatan kerja , Penggunaan safety
shoes
Terjadi ledakan Resiko terjadinya
ledakan di tangki pemasakan.
Tekanan dan suhu yang tinggi apabila tidak
dikelola dengan baik dapat menyebabkan
terjadinya ledakan. Tidak mengikuti SOP
Melakukan pemeriksaan secara
berkala pada peralatan,
Melakukan pendidikan dan
pelatihan kerja, Memasang poster
keselamatan kerja
Tersandung Resiko kaki pekerja
tersandung di tangga area pemasakan
Kecerobohan petugas, terburu-buru, tidak hati-
hati saat berjalan di lantai,
Kurangnya pengawasan terhadap penggunaan
safety shoes Pengawasan
terhadap pekerja Penggunaan safety
shoes
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Identifikasi Resiko pada Stasiun Pengolahan Pabrik Gula Lanjutan No
Area Kerja Tahapan
Pekerjaan Uraian pekerjaan
Resiko dan Uraian Resiko
Penyebab Solusi
Pengendalian
6 Stasiun Putaran
Pemisahan Kristal gula
Pemisahan dilakukan dalam “centrifuge”
yang bekerja menggunakan gaya
sentrifugal sebagai kekuatan pendorong.
Mengawasi proses pemisahan gula
Resiko gangguan pendengaran
Tingkat kebisingan mesin 85 dB
Kurangnya pengawasan terhadap penggunaan
APD dan lingkungan kerja
Penggunaan penutup telinga,
Pemasangan poster keselamatan kerja
7 Stasiun
Penyelesaian Dryer and
Cooler Pengawasan
proses penyelesaian
Stasiun penyelesaian berfungsi
menyelesaikan hasil gula yang telah
mengkristal. Pada bagian ini Kristal-
kristal gula hasil dari putaran SHS
dilewatkan pada telang goyang.
Pengawasan proses penyelesaian
Pengaturan temperatur dan tekanan uap
Terkena uap panas Resiko pekerja terkena
uap panas 70°C Kecerobohan pekerja,
tidak berhati-hati saat memeriksa pengeringan
dan penyemprotan kristal gula
Penggunaan APD, baju keselamatan
kerja Pemasangan poster
keselamatan kerja, Pengawasan
terhadap pekerja
Kebisingan Resiko gangguan
pendengaran Tingkat kebisingan
mesin 85 dB Kurangnya pengawasan
terhadap penggunaan APD dan lingkungan
kerja Penggunaan penutup
telinga, pemasangan poster keselamatan
kerja
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1. Identifikasi Resiko pada Stasiun Pengolahan Pabrik Gula Lanjutan No
Area Kerja Tahapan
Pekerjaan Uraian pekerjaan
Resiko dan Uraian Resiko
Penyebab Solusi
Pengendalian
8 Stasiun
Pengemasan Menjahit
karung kemasan
Gula yang telah bersih dari besi yang terikut
didalamnya masuk kedalam sugar bin.
Sugar bin menampung gula dan sugar weigher
mengisi dan menimbang gula
dengan berat 50 Kg kedalam karung secara
otomatis. Kemudian karung gula
dijahit dengan menggunakan
conveyor Mengatur dan
mengarahkan karung goni ke mesin jahit
kemasan Tertusuk jarum jahit
kemasan Resiko tangan pekerja
tertusuk jarum jahit kemasan
Kecerobohan petugas, tidak hati-hati saat
mengarahkan karung kemasan ke mesin jahit
kemasan Pendidikan dan
pelatihan kerja, Pemasangan poster
keselamatan kerja Penggunaan sarung
tangan
safety gloves
Universitas Sumatera Utara
Selain data identifikasi resiko pada proses pengolahan gula, data yang diperlukan adalah data untuk tindakan pencegahan terjadinya kecelakaan kerja. Pencegahan
kecelakaan kerja tersebut membutuhkan investasi. a. Data Peralatan Keselamatan Kerja
Perincian mengenai pengadaan peralatan keselamatan kerja safety protector dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Pengadaan Peralatan Keselamatan Kerja Safety Protector
No Jenis Peralatan
Harga per Unit Rp
Masa pakai jam
1 Pelindung kepala helmet
30.000 1920
2 Masker
10.000 210
3 Pelindung mata
20.000 480
4 Pelindung tangan safety gloves
60.000 160
5 Pakaian kerja
90.000 1260
6 Safety Shoes
310.000 1280
Sumber : PTPN.II Pabrik Gula Sei Semayang
b. Pendidikan dan Pelatihan pada Karyawan Program pendidikan dan latihan untuk keselamatan dan kesehatan
kerja karyawan dilakukan dengan pembinaan sumber daya manusia di bidang K3. Biaya
yang dibutuhkan per karyawan untuk mengadakan pendidikan dan pelatihan yang disediakan perusahaan per tahun sebesar Rp. 500.000,-.orangtahun.
c. Pemasangan Poster dan Rambu – Rambu Keselamatan Kerja Biaya yang dibutuhkan untuk pengadaan poster dan rambu – rambu
keselamatan kerja per tahun dianggarkan sebesar Rp. 8.000.000,-.tahun
Universitas Sumatera Utara
5.2. Pengolahan Data 5.2.1. Penilaian Resiko