116
REKAMANDOKUMEN KETERANGAN
AKTIVITAS
Koordinator Tim Monitoring dan Evaluasi Membuat Laporan Hasil Monitoring dan
Evaluasi ke Bagian Kesra Bappeda 13
Laporan Komprehensif Hasil onitoring dan
Evaluasi
13
Bagian Kesra Bappeda Memeriksa Laporan Tim Monitoring dan
Evaluasi Sebagai Bahan Perbaikan Program
14
Selesai Ya
Tidak Daftar hadir
9
Tindakan perbaikan perlu
direvisi Ya
Tim Monitoring dan Evaluasi Mengkoordinasikan Pelaksanaan
Monitoring dan Evaluasi dengan Bagian SKPD terkait
8
Tim Monitoring dan Evaluasi Melakukan Monitoring dan Evaluasi
dengan bagianSKPD terkait 9
Tim Monitoring danEvaluasi Menganalisa permasalahan
12 Tim Monitoring dan Evaluasi
Melakukan Evaluasi hasil perbaikan 11
SKPD terkait Melakukan perbaikan dan penyesuaian
sesuai hasil monitoring dan evaluasi 10
Efektif? Tidak
A
3.2. Tujuan dan Kegunaan Monitoring
Dalam setiap penyusunan kebijakanprogram atau kegiatan ,
monitoring merupakan bagian yang integral dan tidak bisa dipisahkan dengan perencanaan dan pelaksanaannya.
Tanpa adanya monitoring, perencana program tidak akan bisa mengukur apakah program yang direncanakan berjalan dengan baik ataukah tercapai target dari masing-masing
indikatornya. Beberapa tujuan monitoring antara lain : a.
Mengetahui ketercapaian target yang sudah ditetapkan b.
Mengetahui faktor pendukung maupun penghambat ketercapaian target c.
Mengetahui kesenjangan
antara program
dan pelaksanaan
pencapaian programkegiatan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan dan target program
117 berdasarkan indikator yang telah ditetapkan
d. Menghasilkan rekomendasi untuk tindak lanjut pasca monitoring
Monitoring merupakan serangkaian kegiatan untuk mengumpulkan data atau informasi secara reguler untuk mengukur pencapaian target-target program yang telah
ditetapkan. Secara mendasar komponen untuk melakukan evaluasi antara lain tujuan, indikator, pelaksanaan programkegiatan dan target capaian. Sistem monitoring mencakup
penelusuran pelaksanaan sistem yang dapat dipertanggungjawabkan terhadap target kinerja yang jelas dan konsisten, laporan kemajuan dan identifikasi masalah.
Kegunaan sistem monitoring yang dikembangkan dalam pencapaian target MDGs ini mencakup beberapa hal yaitu: 1 dapat menjelaskan informasi apa saja yang dibutuhkan
untuk mengukur capaian-capaian target yang telah ditetapkan 2 dapat menyiapkan data sebagai bahan refleksikajian untuk menentukan langkah-langkah pencapaian selanjutnya,
dan 3 mengkomunikasikan data-data dan hasil monitoring kepada pihak-pihak yang bertanggunggjawab terhadap pelaksanaan program.
3.3. Indikator Monitoring MDGs
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa untuk melakukan monitoring pencapaian target MDGs ini, hal yang paling mendasar diperlukan adalah tersedianya
tujuan, indikator dan target-target pencapaian. Untuk indikator-indikator yang akan dicapai, pemerintah provinsi DIY menggunakan indikator-indikator sesuai dengan yang telah
ditetapkan ditingkat nasional; sementara itu untuk target-target pencapaian disesuaikan dengan target-target yang ditetapkan daerah berdasarkan kondisi yang ada saat ini sebagai
base line data untuk menentukan target-target capaian baik target pertahun maupun target akhir pencapaian MDGs yaitu tahun 2015. Secara nasional telah ditetapkan 8 tujuan yang
terbagi dalam 48 indikator target pencapaian MDGs pada tahun 2015 ini. Untuk tujuan dan indikator pencapaian MDGs di level provinsi, dari ke 8 tujuan pencapaian target MDGs
tersebut, provinsi DIY hanya bertanggungjawab terhadap 7 tujuan pencapaian yaitu tujuan 1 sampai dengan tujuan 7.
Salah satu hal yang agak sulit dalam melaksanakan monitoring untuk menentukan target-target pencapaian MDGs adalah lemahnya ketersediaan data baik di level SKPD
provinsi maupun di kabupaten. Untuk menganalisis perkembangan pencapaian target MDGs di tingkat provinsi DIY, maka ketersediaan data-data di level kabupaten menjadi sebuah
keharusan karena data-data capaian di provinsi akan ditentukan oleh ketersediaan data- data dari kabupaten. Ketidaktersediaan data secara lengkap ini tentu saja akan
menyulitkan, tidak hanya pada monitoring namun juga dalam proses pencapaian masing- masing tujuan goal. Sebagai contoh saja untuk tujuan 5 yang berkaitan dengan
peningkatan kualitas kesehatan ibu, masih terdapat kesimpangsiuran data, dan kebaruan data juga sulit diperoleh apalagi jika data yang harus ada dan dipercaya adalah data yang
diperoleh melalui survey. Pelaksanaan survey membutuhkan energi dan waktu tersendiri; dan sebagian masih mengandalkan ketersediaan data di level nasional. Oleh karena itu
menjadi sangat mendesak sekali untuk mendapatkan data dan sekaligus menentukan data
118 berkaitan dengan pancapaian target-target MDGs ini. Kegiatan ini tentu saja membutuhkan
komitmen dan kerja keras bersama baik di masing-masing SKPD provinsi dan kabupaten dengan koordinasi dari Bappeda provinsi DIY. Demikian halnya dengan data kemiskinan
dalam rangka menanggulangi kemiskinan di daerah. Ketersediaan data ini secara akurat juga tidak mudah disediakan.
Secara khusus yang dimaksud dengan indikator adalah ukuran yang digunakan untuk membandingkan perubahan keadaan atau kemajuan atau memantau hasil dari suatu
program atau kegiatan dalam suatu rentang waktu tertentu. Dalam monitoring pencapaian target-target MDGs ini, provinsi DIY menggunakan indikator-indikator yang telah ditetapkan
secara nasional; demikian halnya dengan uraian indikator kuantitatifnya. Uraian indikator kuantitatif untuk pengukuran pencapaian target MDGs ini juga sudah disediakan oleh
Bappenas secara terperinci. Berkaitan dengan indikator ini, untuk provinsi DIY perlu menambahkan indikator kualitatif untuk memperkaya analisis dan mengacu pada
pendekatan hak, tidak semata-mata hitungan yang dikuantifikasi indikator pencapaiannya. Sebuah indikator yang baik harus meliputi unsur-unsur sebagai berikut :
a. Simple, bahwa sebuah indikator harus bersifat sederhana yaitu ketika
mengumpulkan datanya dan juga ketika menghitungnya dapat dilakukan oleh peneliti lainnya.
b. Measurable, bahwa sebuah indikato harus dapat terukur dan memenuhi kelayakan
feasibility untuk dapat mempresentasikan informasi yang jelas. Pada umumnya, bersifat kuantitatif persentase, rasio, jumlahangka, namun juga dapat bersifat
kualitatif. c.
Attributable, bahwa sebuah indikator harus dapat menggambarkan atau melambangkan dari besaran ukuran yang harus bermanfaat dan memberikan
panduan untuk kepentingan perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan. d.
Reliable bahwa sebuah indikator harus memberikan informasi yang dapat dipercaya dan akurat. Didukung oleh data yang bersih, cara pengukuran data yang benar, dan
memenuhi persyaratan metodologi sampel merupakan persyaratan yang mutlak untuk menghasilkan indikator yang dapat dipercaya.
e. Timely, bahwa sebuah indikator yang disajikan harus tepat waktu, dilihat dari kapan
waktu pengukuran dan dilaporkan. Indikator yang terlambat disajikan akan mengakibatkan informasi yang disajikan tidak bermanfaat lagi.
1
Selanjutnya berkaitan dengan ketersediaan data, sangat memungkinkan bahwa data berada ada di beberapa SKPD. Oleh karena itu menjadi sangat penting untuk
mengkoordinasikan data tersebut. Berikut disampaikan bebrapa indikator dan tujuan MDGs siapa yang sebaiknya menjadi penanggungjawab
2
:
1
Buku MDGs Seri II, Sukmadi dkk, 2009
2
Ibid, Buku MDGs Seri II dengan modifikasi, 2009
119 Tabel 3.2.
Penanggungjawab Program
No Bidang
Penanggungjawab
1 Kemiskinan
SKPD Sosial 2
Kelaparan SKPD Badan Ketahanan Pangan
3 Pendidikan
SKPD Dikpora 4
Gender SKPD BPPM Badan Pemberdayaan
Perempuan dan Masyarakat 5
Kematian Anak SKPD Kesehatan
6 Kesehatan Ibu
SKPD Kesehatan 7
HIVAIDS SKPD Kesehatan
8 Malaria dan TBC
SKPD Kesehatan 9
Lingkungan Hidup SKPD BLH Badan Lingkungan Hidup
10 Pemukiman
SKPD PU-ESDM
3.4. Indikator Matriks Capaian dan Target MDGs