28 yang lebih baik dari rerata nasional. Oleh karenanya provinsi DIY menetapkan target MDGs
2015 yang lebih baik daripada taget nasional dalam semua indikator. Secara terinci kondisi dari masing-masing masing-masing target dan indikator
diuraikan sebagai berikut:
Target 5 A: Menurunkan angka kematian ibu hingga tiga per empatnya antara 1990 – 2015
1. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
Angka kematian ibu AKI di provinsi DIY pada tahun 2008 sebesar 104. Angka tersebut terus menurun dari tahun ke tahun, dan pada tahun 2010 terdapat 103 kasus
kematian ibu. Pada tahun 2004 AKI di provinsi DIY sejumlah 114, kemudian menurun pada tahun 2005 menjadi 110, tahun 2006 menjadi 107, dan tahun 2007 sejumlah 107.
Angka tersebut jauh di bawah angka nasional sebesar 228, dan sedikit di atas target nasional tahun 2015 sebesar 100. Untuk capaian MDGs tahun 2015, provinsi DIY
menargetkan AKI sebesar 100. Meskipun nantinya Provinsi DIY mampu mencapai target AKI di bawah target
MDGs nasional, capaian tersebut sebenarnya belum dapat diartikan sebagai sebuah keberhasilan. Bagaimanapun melahirkan dengan pelayanan yang baik dan terhindar
dari kematian karena melahirkan merupakan hak setiap ibu. Oleh karena itu pendekatan yang digunakan bukan sekedar berorientasi pada target kuantitatif namun lebih kepada
upaya bagaimana mampu menekan angka kematian ibu sekecil-kecilnya dengan memberikan pelayanan kepada ibu hamil, melahirkan dan nifas dengan kualitas yang
baik. Sementara itu jika dilihat AKI perKabupatenkota, terlihat adanya disparitas
meskipun tidak terlalu tinggi seperti terlihat pada Tabel 1.24. Tabel 1.24
Jumlah Kematian Ibu di Provinsi DIY
KabKota Jumlah Lahir
Hidup Jumlah Kematian
Ibu
Kota Yogyakarta 4.559
7 Kab. Bantul
12.185 10
Kab. Kulonprogo 5.717
4 Kab. Gunungkidul
8.996 9
Kab. Sleman 11.591
13
DIY 43.048
43
Sumber : Profil Kesehatan Prov. DIY dan laporan Kabupatenkota,2010 Berdasarkan data kematian ibu pada Tabel 1.24 tersebut, terlihat bahwa jumlah
kematian ibu terbesar terdapat di Kabupaten Sleman diikuti dengan Kabupaten Bantul dan terendah di Kabupaten Kulon Progo. Namun demikian apabila dilihat dari
perbandingan antara jumlah kematian ibu dengan jumlah lahir hidup, maka perhatian utama perlu diberikan kepada Kota Yogyakarta diikuti dengan Kabupaten Sleman, dan
29 Kabupaten Gunungkidul mengingat angka perbandingan jumlah kematian ibu dengan
jumlah lahir hidup yang lebih besar daripada angka provinsi. Tingginya kematian ibu di Kota Yogyakarta terutama terjadi pada penduduk pendatang dengan mobilitas
perpindahan yang tinggi sehingga tidak mendapatkan layanan pemeriksaan kehamilan yang memadai.
2. Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih.