Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih.

29 Kabupaten Gunungkidul mengingat angka perbandingan jumlah kematian ibu dengan jumlah lahir hidup yang lebih besar daripada angka provinsi. Tingginya kematian ibu di Kota Yogyakarta terutama terjadi pada penduduk pendatang dengan mobilitas perpindahan yang tinggi sehingga tidak mendapatkan layanan pemeriksaan kehamilan yang memadai.

2. Proporsi kelahiran yang ditolong tenaga kesehatan terlatih.

Berdasarkan data profil Kesehatan Provinsi DIY tahun 2009, proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 92,53 atau 44.041 dari 47.599 kelahiran. Namun data Susenas 2009 menunjukkan proporsi yang lebih besar yaitu 96,94. Di tingkat nasional, Provinsi DIY menempati urutan ke 2 setelah DKI Jakarta sehubungan dengan proporsi kelahiran yang ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih ini. Namun memang seharusnya untuk semua kelahiran harus ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih dan melahirkan ditempat fasilitas kesehatan sesuai standar untuk mengurangi angka kematian ibu karena melahirkan. Target 5 B : Mewujudkan akses kesehatan reproduksi bagi semua pada tahun 2015 1. Angka pemakaian kontrasepsiContraception Prevalence Rate CPR bagi perempuan menikah usia 15-49, semua cara. Secara nasional kondisi saat ini berkaitan dengan angka pemakaian kontrasepsi bagi perempuan menikah pada usia 15-49 dengan semua cara menunjukkan angka 61,40. Target capaian yang diiinginkan adalah akan mengalami peningkatan dan pada tahun 2015 status tersebut akan tercapai, Di Provinsi DIY berdasarkan data SDKI telah tercapai 66,9 diatas rata-rata tingkat nasional. Sedangkan berdasarkan Laporan Rutin BKKBN Angka CPR di provinsi DIY sebesar 79,08 persen Laporan Kabupaten, 2010. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan dengan capaian nasional 75,62 . Secara ideal capaian CPR diharapkan akan semakin tinggi untuk menanggulangi ledakan penduduk yang terjadi di masa depan. Setelah Orde Baru, program KB untuk mendorong perempuan dan laki-laki menggunakan alat kontrasepsi untuk mengurangi ledakan jumlah penduduk seakan-akan terabaikan baik pada tingkat nasional mapun daerah. Oleh karena itu pemerintah perlu menggalakkan penggunaan alat kontrasepsi untuk mengurangi ledakan penduduk di masa depan, namun dengan pendekatan yang lebih berorientasi pada hak Reproduksi . Dengan penggunaan alat kontrasepsi selain berdampak untuk pengendalian jumlah penduduk , juga mampu mencegah kematian Ibu melahirkan yang disebabkan oleh kehamilan karena 4 T Terlalu muda melahirkan, Terlalu tua melahirkan, Terlalu dekat jarak anak yang dilahirkan dan Terlalu banyak anaknya. Pemerintah seharusnya memberikan fasilitas baik informasi yang komprehensif maupun ketersediaan alat kontrasepsi untuk mendorong meningkatnya penggunaaan alat kontrasepsi baik di kalangan perempuan maupun laki-laki. Angka pemakaian kontrasepsi di Provinsi DIY menurut KabupatenKota dapat dicermati pada Tabel 1.25 berikut: 30 Tabel 1.25 Angka Pemakaian Kontrasepsi CPR Provinsi DIY KabKota Jumlah PUS Jumlah KB Aktif Persentase Kota Yogyakarta 48.328 35.431 73,31 Kab. Bantul 147.940 116.507 78,75 Kab. Kulonprogo 66.283 50.234 75,79 Kab. Gunungkidul 136.457 110.677 81,11 Kab. Sleman 151.600 121.531 80,17 DIY 550.608 434.380 78,89 Sumber : Profil Kesehatan Provinsi DIY dan laporan Kabupatenkota,2010 Berdasarkan data pada Tabel 1.25 terlihat bahwa persentase pemakaian kontrasepsi CPR tertinggi adalah di Kabupaten Gunungkidul diikuti Kabupaten Sleman, dan terendah di kota Yogyakarta. Dengan demikian upaya peningkatan pemakaian kontrasepsi CPR perlu ditingkatkan terutama di Kota Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten bantul mengingat persentase yang lebih rendah daripada persentase tingkat provinsi.

2. Angka kelahiran remaja perempuan 15-19 tahun per 1000 perempuan usia 15-19 tahun