Prevalensi HIV persen dari total populasi yang berusia antara 15 -24 tahun. Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi

35

1. Prevalensi HIV persen dari total populasi yang berusia antara 15 -24 tahun.

Prevalensi HIV dari total populasi yang berusia 15 – 24 tahun di Provinsi DIY adalah 0,19. Prevalensi tersebut lebih rendah dari rerata nasional sebesar 0,2 maupun target Provinsi pada Tahun 2015. Meskipun demikian berbagai upaya preventif tetap dilakukan mengingat kasus HIV dan AIDS merupakan fenomena gunung es. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan sampai dengan bulan Juni 2010 menunjukkan bahwa angka kumulatif HIV dan AIDS dari 33 provinsi di Indonesia mencapai 21.770 kasus AIDS, dan 60.600 kasus HIV. Provinsi DIY berada di urutan ke 9 dari 33 provinsi. Orang terpapar HIV dan AIDS di Provinsi DIY cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun meskipun kenaikannya tidak terlalu tajam. Data dari Dinas Kesehatan Provinsi DIY, pada Desember tahun 2009 menunjukkan prevalensi jumlah orang terpapar HIV dan AIDS sebanyak 899 orang orang terpapar HIV : 609 kasus dan AIDS 290 kasus; namun pada bulan Desember 2010 menunjukkan peningkatan menjadi 1.288 orang orang terpapar HIV 783 kasus dan AIDS 505. Namun data ini belum menunjukkan prevalensi yang sesungguhnya dikarenakan kasus HIV dan AIDS merupakan fenomena gunung es yaitu masih adanya orang terpapar HIV dan AIDS yang tidak terlacak. Jika dilihat dari urutan Kabupatenkota maka Kota Yogyakarta AIDS=116 menempati rangking pertama jumlah orang terpapar HIV dan AIDS, disusul Sleman AIDS=111, Bantul AIDS=63, Kulonprogo AIDS=73 dan Gunungkidul AIDS=19. Hal yang memprihatinkan bahwa orang terpapar HIV dan AIDS didominasi oleh usia produktif yaitu antara 20-39 tahun 45,3; dengan berbagai penyebab antara lain NAPZA suntik, berganti-ganti pasangan dan transfusi darah.

2. Penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi

Berdasarkan data STPB 2009, penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi di Provinsi DIY sebesar 27,4, lebih tinggi dari capaian nasional. Namun demikian, persentase ini tentu masih sangat kecil dari yang seharusnya. Idealnya bentuk hubungan seksual yang berisiko tinggi harus menggunakan kondom untuk mengurangi risiko penularan HIV AIDS. Apalagi jika dilihat dari tingkat HIV dan AIDS di provinsi DIY ada kecenderungan meningkat dan sudah merambah kepada kelompok ibu rumah tangga. Pada indikator ini diperlukan kerja keras Pemerintah Daerah untuk melakukan sosialisasi secara terus menerus dan bertahap sehingga semua kelompok yang berisiko tinggi pada tahun 2010 sudah menggunakan kondom ketika berhubungan seksual. Melalui upaya tersebut diharapkan penggunaan kondom pada hubungan seks berisiko tinggi di Provinsi DIY tahun 2015 baik laki-laki maupun perempuan akan mencapai 50, lebih tinggi dari target nasional. 3. Proporsi jumlah penduduk usia 15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS Berdasarkan data Riskesdas 2010 yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa proporsi jumlah penduduk yang berusia 15-24 tahun 36 yang memiliki pengetahuan komprehensif tentang HIV dan AIDS di Provinsi DIY jumlahnya masih rendah yaitu sekitar 14,1. Gambaran ini menjadi tantangan bagi Pemerintah Provinsi DIY dengan menyusun program untuk melakukan penyuluhan secara gencar kepada kelompok-kelompok remaja sebagai salah satu tindakan preventif untuk menurunkan dan mencegah naiknya angka prevalensi HIV dan AIDS. Kerjasama antar dinas terkait termasuk ormas dan organisasi kepemudaan sangat diperlukan untuk melakukan penyuluhan tentang HIV DAN AIDS baik melalui sekolah maupun masyarakat. Target 6B: Mewujudkan akses terhadap pengobatan HIV DAN AIDS bagi semua yang membutuhkan sampai dengan tahun 2010 1. Proporsi penduduk terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan antiretroviral Proporsi penduduk yang terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat- obatan antiretroviral di Provinsi DIY tahun 2010 menunjukan angka 76 persen dari 413 kasus AIDS 2 . Persentase ini menunjukkan data yang masih rendah, meskipun jika dibandingkan di tingkat nasional menunjukkan angka yang jauh lebih tinggi. Di tingkat nasional pada tahun 2009, proporsi penduduk yang terinfeksi HIV lanjut yang memiliki akses pada obat-obatan antiretroviral sebesar 38,4 3 , dengan target pada tahun 2015 meningkat meskipun tidak secara definitif disebutkan persentase peningkatannya. Secara ideal semua orang yang terinfeksi HIV lanjut harus mengkonsumsi obat-obat antiretroviral. Oleh karena itu harus dilakukan sosialisasi secara gencar mendorong kelompok high risk untuk memeriksakan diri dan mendapatkan akses obat-obat antiretroviral di rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan lain yang sudah ditunjuk oleh pemerintah. Target 6C Mengendalikan penyakit malaria dan mulai menurunnya jumlah kasus malaria dan penyakit lainnya pada 2015

1. Prevalensiangka kejadian malaria dan angka kematiannya.