41
3. Jumlah konsumsi bahan perusak ozon BPO
Pemakaian refrigeran yang tidak ramah lingkungan akan menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang biasa disebut sebagai lubang ozon. Dampak terjadinya
lubang ozon akan menyebabkan sinar UV-B dari matahari menembus ke permukaan bumi yang akan mempengaruhi kesehatan manusia dan mahluk hidup lainnya.
Kementrian Lingkungan Hidup pada tahun 2008 telah menghentikan impor BPO jenis CFC, sehingga pada tahun 20092010 BLH Provinsi DIY melaksanakan pemantauan
penggunaan BPO di wilayah Provinsi DIY. Dari hasil pemantauan tersebut diperoleh jumlah pemakaian BPO pada tahun 2010 dengan rincian sebagai berikut: pemakaian
HFC sebesar 26,126 metrik ton, pemakaian CFC sebesar 3,276 metrik ton, pemakaian HCFC sebesar 3,264 metrik ton dan pemakaian HC seebsar 2,412 metrik ton, sehingga
total jumlah konsumsi BPO tahun 2010 sebesar 35 metrik ton. Melalui berbagai program, angka tersebut ditargetkan pada tahun 2015 turun menjadi 30 metrik ton.
Target nasional yang ditetapkan dalam indikator ini adalah: tidak ada lagi penggunaan refrigerant yang tidak ramah lingkungan CFCs dan mengurangi
penggunaan HCFCs pada tahun 2015. Terkait dengan hal tersebut pemerintah Provinsi DIY memiliki komitmen yang sama untuk mentargetkan tidak ada lagi penggunaan
CFCs dan mengurangi penggunaan HCFCs pada tahun 2015. Upaya tersebut membutuhkan kerja keras mengingat makin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap
penggunaan peralatan yang membutuhkan refrigerant, sedangkan refrigerant yang lebih ramah lingkungan belum ditemukan.
4. Proporsi tangkapan ikan yang berada dalam batasan biologis yang aman
Produksi tangapan ikan tahun 2010 Provinsi DIY adalah sebesar 3.864 ton, sedangkan potensi lestari sebesar 26.323,56 ton. Berdasarkan angka tersebut maka
proporsi tangkapan ikan dalam batas biologis yang aman sebesar 14,67. Jumlah tangkapan ikan yang ditargetkan pada tahun 2015 adalah sebesar 6.385 dengan
proporsi tangkapan ikan dalam batas biologis yang aman sebesar 24,26. Hal tersebut menunjukkan bahwa penangkapan ikan dalam wilayah DIY masih menunjukkan batas
yang aman serta masih memungkinkan ditingkatkan produktivitas tangkapan guna meningkatkan konsumsi ikan dalam mendukung gerakan “gemar makan ikan”.
5. Rasio luas kawasan lindung untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan
Rasio luas kawasan lindung untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati terhadap total luas kawasan hutan di Provinsi DIY pada tahun 2010 mencapai 6,59.
Pada tahun 2015 ditargetkan naik menjadi 7,5 dan diharapkan tercapai. Laju kerusakan lingkungan yang semakin meningkat yang disebabkan antara lain pencurian
kayu, bencana alam dan kebakaran hutan. Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh pencurian kayu terutama terjadi di Kabupaten Gunungkidul sejumlah 222 kasus dan
42 kebakaran hutan di Kabupaten Bantul. Terlebih setelah bencana Merapi kerusakan
lingkungan semakin meningkat terutama di kawasan Merapi. Untuk kawasan hutan negara, laju kerusakan lingkungan yang semakin
meningkat yang disebabkan antara lain pencurian kayu, bencana alam dan kebakaran hutan. Berdasarkan data Dinas Kehutanan dan Perkebunan 2010 kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh pencurian kayu di kawasan hutan negara sejumlah 23 kasus volume 9.075 m
3
. Terlebih setelah bencana Merapi kerusakan lingkungan semakin meningkat terutama di kawasan Merapi dan kawasan hutan rakyat di
Kabupaten Kulonprogo yang terkena abu vulkanik. Untuk kawasan hutan rakyat, laju kerusakan hutan tinggi karena desakan kebutuhan ekonomi dan kebutuhan area untuk
pemukiman
6. Rasio kawasan lindung perairan terhadap total luas perairan territorial