dan belanja negara yang diajukan Presiden, maka terhadap mata anggaran belanja atau pendapatan yang tidak mendapat persetujuan bersama itu,
Pemerintah menjalankan mata anggaran belanja atau pendapatan tahun sebelumnya.
IV.1.3. Menata peran ideal DPD RI sebelum perubahan UUD.
Untuk menuju perubahan UUD NRI 1945 memerlukan waktu dan perjuangan yang panjang. Sebelum dilakukan perubahan UUD NRI 1945, masih ada peluang
memperbaiki peran DPD melalui revisi undang-undang Susunan dan kedudukan MPR RI, DPR RI dan DPD RI Undang-Undang Susduk, meskipun upaya ini tidak signifikan
dalam memperkuat kedudukannya. Problematik yang dihadapi DPD RI sekarang adalah disamping kedudukan dalam UUD NRI 1945 yang lemah, justru diperparah Undang-
Undang Susduk yang mereduksi peran DPD RI. Oleh sebab itu dengan mengkritisi dan melakukan revisi terhadap Undang-Undang Susduk yang ada paling tidak bisa
dimaksimalkan peran dan fungsinya: Pasal 22D 2 UUD NRI 1945 menghendaki bahwa DPD RI ikut membahas
rancangan undang-undang tertentu. Pengertian ikut membahas tidak bisa dibatasi hanya pada tahap pertama sebelum DPR RI membahas dengan pemerintah seperti diatur dalam
Undang-Undang Susduk sekarang. Mestinya DPD RI ikut membahas sampai tahap akhir pembahasan dan hal seperti ini yang dikehendaki Undang-Undang Dasar. Menurut UUD
NRI 1945, DPD RI hanya tidak ikut dalam proses pengambilan keputusan. Tetapi seluruh tahap pembahasan tidak ada pengecualian.
Pasal 22D 2 UUD NRI 1945 menghendaki DPD RI memberi pertimbangan kepada DPR RI atas rancangan undang-undang tertentu. Terhadap pertimbangan yang
41
diberikan DPD RI, DPR RI harus memberikan status apakah pertimbangan itu diakomodasi atau ditolak baik sebagian atau seluruhnya. Status tersebut harus
dipublikasikan secara terbuka. Dengan demikian masyarakat bisa melakukan kontrol terhadap kedua lembaga perwakilan ini.
Pasal 23F 2 UUD NRI 1945 menghendaki DPD RI memberi pertimbangan kepada DPR RI saat pemilihan anggota BPK RI. Ditolak atau diakomodasinya usulan
DPD RI ini harus dipublikasikan secara luas karena DPD RI melaksanakan fungsi konstitusionalnya.
Pasal 22D 3 UUD NRI 1945 menghendaki DPD memberi pengawasan atas pelaksanaan undang-undang tertentu dan menyampaikan hasil pengawasannya kepada
DPR RI sebagai bahan pertimbangan untuk ditindak lanjuti. Ketentuan semacam ini berujung DPD RI menjadi komplemen DPR RI. Namun implementasi dari ketentuan ini
mestinya secara tegas diatur DPR RI wajib mempertimbangkan dan menindak lanjuti hasil pengawasan DPD RI dan mengumumkan hasilnya secara terbuka. Dengan demikian
masyarkat bisa melakukan kontrol terhadap kedua lembaga ini.
IV.2. REVITALISASI MEKANISME PELAKSANAAN FUNGSI, TUGAS DAN WEWENANG DPD RI.