Hubungan DPD RI dengan Presiden. Hubungan DPD RI Dengan DPR RI

pertimbangan DPD RI yang meliputi pengajuan nama calon, penelitian administrasi, penyampaian visi dan misi dan penentuan urutan calon. Sebaiknya waktu yang efektif dan tepat untuk memberikan pertimbangan calon anggota BPK adalah selama 14 empat belas hari atau dua minggu, yaitu satu minggu dipergunakan untuk menjaring masukan dari masyarakat dan satu minggu berikutnya dipergunakan untuk membahas dan memberikan pertimbangan calon anggota BPK. Dalam era teknologi yang begitu canggih, maka waktu lima hari yang diberikan kepada DPD RI untuk memberikan pertimbangan anggota BPK RI menjadi tidak masalah, karena ke depan masyarakat Indonesia, makin lama makin maju dan internet akan menjadi kebutuhan sehari-hari, sehingga tanggapan masyarakat dan aspirasi masyarakat dalam bidang apapun dapat diberikan melalui website dan email yang dipunyai oleh dipunyai oleh DPD RI, sedangkan ditolak atau diakomodasinya usulan pertimbangan DPD RI ini harus dipublikasikan secara luas, karena DPD RI melaksanakan fungsi konstitusionalnya.

IV.2.2. Koordinasi Hubungan Eksternal DPD RI dengan Lembaga Negara

a. Hubungan DPD RI dengan Presiden.

Membangun komunikasi politik bagi DPD RI adalah sesuatu yang penting bagi suatu lembaga negara yang masih baru sebagai upaya politik untuk mengefektifkan kinerja lembaga dan mengembangkan eksistensinya. Langkah komunikasi politik ini harus terus dipelihara intensitasnya terutama komunikasi dengan eksekutif Presiden mengenai kebijakan-kebijakan yang telah dibuatnya. 58 Agar komunikasi politik dengan eksekutif ini menjadi baik, maka perlu disepakati adanya koonsultasi secara periodik, misalkan setiap dua atau tiga bulan sekali atau dapat dipercepat sesuai kebutuhan membahas masalah masalah yang mejadi problem pengembangan otonomi daerah, baik ini dilakukan dengan Presiden ,maupun dengan menteri-menteri yang terkait dengan bidangnya. Apabila komunikasi politik dengan eksekutif ini berjalan dengan baik, maka akan terbangun bargaining position yang baik dalam mengembangkan eksistensi lembaga DPD RI.

b. Hubungan DPD RI Dengan DPR RI

Keberadaan DPD RI sebagai lembaga yang menyalurkan keanekaragaman aspirasi daerah dan memperkuat ikatan daerah-daerah dalam wadah Negara kesatuan Republik Indonesia antara lain untuk membangun sebuah mekanisme kontrol dan keseimbangan checks and balance antar cabang kekuasaan negara dan dalam lembaga legislatif itu sendiri. Dengan adanya DPD RI ini, maka keterwakilan rakyat yang dianut dalam sistem politik kita menjadi lengkap, dimana disatu sisi ada DPR RI yang merupakan perwakilan seluruh rakyat melalui partai politik, posisinya akan lebih ddiperkuat oleh DPD RI yang merupakan keterwakilan daerah territorial Di negara yang mengadopsi sistem parlemen dua kamar, pertemuan antar kamar biasanya dilakukan setahun sekali, dan dilakukan di awal masa sidang. Sedangkan di Indonesia,menurut UU No. 22 Tahun 2003 tenatang Susunan dan Kedudukan MPR,DPR,DPD dan DPRD, tidak memberikan pengaturan mengenai kewajiban pertemuan antara DPD RI dan DPR RI, namun demikian dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, kedua lembaga ini akan saling bertemu apabila DPD RI mengajukan RUU 59 tertentu, dan atau jika ada pembahasan RUU yang perlu melibatkan DPD RI serta terkait dengan fungsi anggaran dan pengawasan yang berhubungan dengan ruang lingkup kerja masing-masing, walaupun biasanya pertemuan ini bersifat ad hoc dan hanya diwakili oleh komisi tertentu saja. Walaupun Indonesia tidak menganut sistem parlemen dua kamar bikameral secara murni, namun bagaimanapun tidak bisa dipungkiri dan sudah menjadi implikasi yang logis bahwa keberadaan DPD RI ini bermitra dengan DPR RI dalam fungsi legislasi, sehingga kedua lembaga negara ini akan selalu berhubungan erat sebagai lembaga perwakilan.

c. Hubungan DPR RI dengan Pemerintah Daerah dan DPRD.