Revitalisasi Mekanisme Pelaksanaan Aspirasi Masyarakat Di Bidang Nominasi.

Dalam Pasal 150 ayat 1 Peraturan tata Tertib DPD RI dikatakan bahwa “ Dalam hal DPR RI tidak menindaklanjuti hasil pengawasan yang diajukan oleh DPD RI, DPD RI meminta penjelasan kepada DPR” Penjelasan dimaksud kemudian diberikan secara tertulis oleh Pimpinan DPR RI sesuai ayat 2 Pasal 150 Peraturan Tata Tertib DPD RI, namun tidak dijelaskan lebih lanjut bagaimana kriteria hasil pengawasan DPD RI tersebut sudah ditindak lanjuti atau belum. Agar aspirasi masyarakat yang sudah ditampung oleh DPD RI bisa ditindak lanjuti dan diwujudkan dalam bentuk peraturan perundangan yang sesuai dengan masyarakat,maka fungsi pengawasan DPD RI ini perlu adanya ketegasan dalam aturan pengawasan tersebut, agar tidak menimbulkan seolah-olah DPR RI adalah lembaga pengawas DPR RI, yang mengawasi setiap pekerjaan DPR RI yang diterima dari DPD RI, seharusnya implementasi dari ketentuan ini secara tegas diatur ”bahwa DPR RI wajib mempertimbangkan dan meindaklanjuti hasil pengawasan DPD RI dan mengumumkan hasilnya secara terbuka. Dengan demikian masyarakat bisa melakukan pengawasan terhadap kedua lembaga perwakilan ini.

IV.2.1.4. Revitalisasi Mekanisme Pelaksanaan Aspirasi Masyarakat Di Bidang Nominasi.

Yang dimaksud dengan fungsi nominasi DPD RI adalah memberikan Pertimbangan kepada DPR RI dalam pemilihan anggota BPK yang dilakukan oleh DPR. Menurut Pasal 22 UUD NRI 1945 Jis Pasal 45 UU No. 22 Tahun 2003 dan Pasal 140 Peraturan Tata Tertib DPD RI, diterangkan bahwa DPD RI dapat memberikan pertimbangan pemilihan anggota BPK RI secara tertulis kepada Pimpinan DPR RI 56 selambat-lambatnya dalam lima hari. Kata lima hari yang dimaksud dalam pasal itu adalah setelah Pimpinan DPD RI menerima surat dari Pimpinan DPR RI mengenai pencalonan anggota BPK RI. Bagaimana mekanismenya agar aspirasi masyarakat di bidang nominasi ini dapat di jalankan dengan baik. Dalam Tata tertib DPD RI disebutkan bahwa DPD RI akan mengadakan sidang paripurna untuk menyampaikan mengenai calon anggota BPK RI tersebut, kemudian sidang paripurna DPD RI akan menugaskan panitia ad hoc guna menyusun pertimbangan DPD RI, pertimbangan tersebut meliputi pengajuan nama calon, penelitian administrasi, penyampaian visi, misi dan penentuan urutan calon. Mengingat waktu yang dipunyai DPD RI untuk memberikan pertimbangan kepada DPR RI mengenai calon anggota BPK RI terlalu sempit, yaitu lima hari setelah Pimpinan DPD RI mendapatkan surat dari Pimpinan DPR RI, Maka sebaiknya Pimpinan DPD RI begitu menerima surat dari Pimpinan DPR RI langsung membuka kesempatan selama lima hari yang disediakan untuk DPD RI kepada masyarakat untuk memberikan tanggapan tentang calon anggota BPK RI,. Untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi anggotapanitia ad hoc DPD RI. Waktu lima hari yang diberikan oleh DPR RI kepada DPD RI untuk memberikan tanggapan tentang calon anggota BPK ini terasa terlalu singkat dan tidak efektif, sehingga banyak masyarakat yang tidak mengetahuinya kesempatan kesempatan yang diberikan kepadanya 55 , apalagi waktu lima hari yang dimaksud disini meliputi waktu untuk menjaring masukan dari masyarakat dan sidang paripurna untuk menyampaikan mengenai calon anggota BPK tersebut serta penyusunan panitia ad hoc untuk menyusun 55 Ibid 57 pertimbangan DPD RI yang meliputi pengajuan nama calon, penelitian administrasi, penyampaian visi dan misi dan penentuan urutan calon. Sebaiknya waktu yang efektif dan tepat untuk memberikan pertimbangan calon anggota BPK adalah selama 14 empat belas hari atau dua minggu, yaitu satu minggu dipergunakan untuk menjaring masukan dari masyarakat dan satu minggu berikutnya dipergunakan untuk membahas dan memberikan pertimbangan calon anggota BPK. Dalam era teknologi yang begitu canggih, maka waktu lima hari yang diberikan kepada DPD RI untuk memberikan pertimbangan anggota BPK RI menjadi tidak masalah, karena ke depan masyarakat Indonesia, makin lama makin maju dan internet akan menjadi kebutuhan sehari-hari, sehingga tanggapan masyarakat dan aspirasi masyarakat dalam bidang apapun dapat diberikan melalui website dan email yang dipunyai oleh dipunyai oleh DPD RI, sedangkan ditolak atau diakomodasinya usulan pertimbangan DPD RI ini harus dipublikasikan secara luas, karena DPD RI melaksanakan fungsi konstitusionalnya.

IV.2.2. Koordinasi Hubungan Eksternal DPD RI dengan Lembaga Negara