Latar Belakang Hubungan Pengetahuan tentang HIV/AIDS dan perilaku seksual remaja Di SMA Swasta Panca Budi Medan

`BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemajuan zaman dan pengaruh globalisai telah menimbulkan perubahan yang nyata dalam sendi-sendi kehidupan manusia, khusuny dalam bidang kesehatan. Tidak adanya batas antara satu Negara dengan Negara lain menyebabkan mudahnya terjadi penurunan penyakit dan meningkatnya penyakit-penyakit infeksi. Salah satu penyakit infeksi yang banyak meresahkan masyarakat dunia pada umunya dan masyarakat Indonesia khususnya kerana penyebarannya yang cepat adalah HIVAIDS Nasution, dkk, 2000 dalam Khairatunnisa, 2005. HIV kepanjangan Human Immunodeficiency Virus atau virus pelemah kekebalan tubuh manusia. Human manusia karena virus ini menyebabkan penyakit hanya pada tubuh manusia. Immunodeficiency pelemah kekebalan manusia karena sistem kekebalan yang normalnya melindungi seseorang dari penyakit,menjadi lemah. HIV adalah sebuah organisme kecil yang menyeranag makhluk hidup dengan berkembang-biak. HIV dapat menyebabkan AIDS Acquired Immune Deficiency Sindrome atau sindrom pelemah kekebalan tubuh Granich, Reuben dan Jonathan Mermin, 2003. Universitas Sumatera Utara AIDS singkatan dari Acquired Immnuo Deficiency Sindrome. Acquired artinya didapat, bukan penyakit keturunan. Immuno berarti sistem kekebalan tubuh. Deficiency artinya kekurangan, sedangkan syndrome adalah kumpulan gejala. AIDSadalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV yang merusak sistem kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh mudah diserang penyakit-penyakit lain yang dapat berakibat fatal, padahal penyakit tersebut tidak akan menyebabkan gangguan yang sangat berarti pada orang yang sistem kekebalannnya normal Zein, Umar, 2006. Berdasarkan cara penularan virus HIV, maka kelompok resiko tinggi tertular HIVAIDS adalah pasangan seksual, pengidap pecandu narkoba suntik dan pasangan seksualnya, Wanita Pekerja Seks WPS dan pelanggannya, serta pasangan pelanggannya, waria sebagai pekerja seks dan pelanggannya, serta pasangan pelanggannya, petugas kesehatan yang berhubungan dengan darah dan secret penderita infeksi HIV, penerima transfusi darah dan produk darah, dan janin yang dikandung oleh ibu pengidap HIV Zein, Umar,2006. Rentannya remaja terhadap penyimpangan seksual dan AIDS bersumber dari perubahan fisiologis dan psikologis, berkaitan dengan perkembangan organ reproduksi mereka. Pada tahap ini, individu berada di antara dua fase kehidupan yang berbeda, yaitu masa kanak-kanak childhood dan dewasa adult life Nasution, dkk, 2000 dalam Khairatuninisa, 2005. Rata-rata pengetahuan remaja mengenai AIDS masih kurang, padahal pengetahuan ini diperlukan untuk dasar pencegahan AIDS, kalau remaja dapat menghindari penularan tersebut demikian pula Universitas Sumatera Utara pemahaman yang benar mengenai masalah seksualitas oleh remaja masih kurang, padahal cara penularan tersering adalah melalui hubungan seksual Rustamaji, 2000. Remaja dan kaum muda merupakan cikal bakal sekaligus generasi penerus bangsa yang seharusnya dilindungi dan mendapat perhatian khusus. Djoerban 2000 mengatakan bahwa hasil studi perilaku, diantaranya beberapa penelitian pada remaja dalam kaitannya dengan AIDS di berbagai lapisan masyarakat di berbagai kota di Indonesia menunjukkan hal yang memprihatinkan. Pengetahuan remaja mengenai AIDS ternyata masih kurang Rustamiji, 2000. Padahal pengetahuan ini diperlukan untuk dasar pencegahan AIDS. Dari catatan literatur di Indonesia kasus infeksi HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1985 di Jakarta pada seorang wanita yang menderita anemia hemolitik autoimun yang kerap mendapat transfuse darah, diduga kuat transmisi virus HIV melalui transfusi Zein umar, 2006. HIV merupakan salah satu penyakit menular yang menyebabkan tingginya angka morbiditas dan mortalitas di setiap tahunya. Penderita HIVAIDS sebagian besar terjadi di Negara-negara yang sedang berkembang. Menurut laporan UNAIDS pada tahun 2009 prevalensi penderita HIVAIDS sebanyak 33 juta orang, dan pada tahun 2010 terdapat sebanyak 34 juta orang yang menderita HIVAIDS dengan jumlah prevalensi kematian 1,8 juta orang UNAIDS, 2011. Berdasarkan data Ditjen PP PL Kemenkes RI pada tahun 2012, jumlah prevalensi kematian HIVAIDS di Indonesia dari tahun 1987-2012 mencapai 5.623 orang. Adapun beberapa provinsi yang populasinya paling banyak menderita Universitas Sumatera Utara HIVAIDS di Indonesia yaitu Jakarta, Surabaya, Papua, dan Bandung. Sedangkan angka terjadinya HIVAIDS di Kota Medan menduduki peringkat ke 5 dari seluruh provinsi di Indonesia, dengan jumlah penderita infeksi HIV sebanyak 5.629 orang dan jumlah penderita AIDS 515 orang. Kemenkes, 2012. Berdasarkan data dari pusat informasi dan konseling HIVAIDS, Warung SaHIVA Sadar HIVAIDS Sumatera Utara pada tahun 2012 yang menderita HIV 310 orang sedangkan yang menderita AIDS 132 orang. Data yang meninggal adalah 184 orang. Data yang mengindap HIVAIDS tahun 2012 adalah 55 orang. Pandangan bahwa seks adalah tabu membuat remaja enggan berdiskusi tentang kesehatan reproduksinya dengan orang lain yang lebih memprihatinkan, dan merasa paling tidak nyaman bila harus membahas seksualitas dengan anggota keluarganya sendiri, informasi yang salah tentang seks dapat mengakibatkan pengetahuan dan presepsi seseorang mengenai seluk- beluk seks itu sendiri menjadi salah.Selamiharja Yudana1997 dalam Evlyn,2007. Melihat begitu banyaknya masyarakat khususnya remaja yang belum mempunyai pengetahuan yang benar tentang penyakit HIVAIDS dan seks bebas dikalangan remaja membuat penulis tertarik untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang HIVAIDS dan perilaku seksual remaja di SMA Swasta Panca Budi Medan. Sebagai bahan pertimbangan karena di SMA tersebut jarang dilakukan penyuluhan dan edukasi tentang HIVAIDS dan perilakun seksual remaja. Universitas Sumatera Utara 1.2 Tujuan Penelitian 1.2.1 Tujuan Umum